Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan kaum pria menjadi segmen yang sangat penting diberikan literasi guna mencegah terjadinya kekerasan dan perdagangan orang terhadap perempuan.
"Ini tidak menuduh, tapi hampir mayoritas kekerasan terhadap perempuan itu pelakunya laki-laki. Selama ini yang terus 'diceramahi' perempuan saja yang diberikan wawasan (dalam berbagai sosialisasi), yang laki-laki tidak, ini kan tidak menyambung," kata Rohidin Mersyah di Bengkulu, Senin.
Selama ini menurut dia, yang diundang dalam berbagai kegiatan pencegahan, sosialisasi tentang kekerasan terhadap perempuan maupun mengenai kesetaraan gender lebih kepada kaum perempuan yang notabene adalah korban dari tindak kekerasan.
"Seharusnya yang diedukasi itu laki-laki dulu (berpotensi pelaku), supaya tidak melakukan kekerasan terhadap perempuan, jadi dibalik dulu cara berpikirnya, selama ini mengumpulkan peserta program yang diundang kaum ibu-ibu saja, sementara laki-laki tidak di edukasi," kata dia.
Kaum pria menurut dia harus tahu tentang bagaimana perjuangan perempuan dalam kehidupan sehari-hari agar mereka benar-benar dapat menghargai perempuan dan tidak melakukan kekerasan.
"Misalnya perempuan bagaimana berjuang untuk keluarga. Contoh kecilnya saja, program keluarga berencana (KB)," ucap Rohidin Mersyah.
Ketidakadilan gender soal KB di tingkat masyarakat itu kata Rohidin Mersyah sangat tinggi. Hampir 90 persen akseptor program KB tersebut kaum perempuan.
"Oke lah alasannya teknologinya belum banyak, tapi paling tidak laki-laki ya aware pada perempuan. Ketika saya tanya laki-laki mau tidak disuntik tiap bulan minum pil KB tiap hari merasakan perjuangan perempuan atau mau tidak vasektomi, mereka bilang tidak sanggup," katanya.
Dengan memahami hal tersebut lanjut Rohidin paling tidak pria tahu begitu beratnya perjuangan menjadi seorang perempuan. Dengan memahami itu pula, lanjut dia diharapkan kaum pria menghargai perempuan sebagaimana mestinya dan akhirnya dapat mencegah terjadinya tindak kekerasan maupun perdagangan orang terhadap perempuan.