Lampung Selatan (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Selatan, mencatat sejak Januari hingga April 2023 ditemukan sebanyak 62 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu.
"Untuk jumlah kasus DBD, pihak kami telah mencatat selama awal Januari hingga April 2023 terdapat 62 kasus DBD, yang tersebar di seluruh kecamatan di Lampung Selatan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Basuki Didik Setiawan, di Kalianda, Rabu.
Ia menyebutkan, dari puluhan kasus DBD di Lampung Selatan, terlihat peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada bulan Maret 2023.
Rinciannya pada Januari ada 8 kasus, Februari 15 kasus, Maret 27 kasus, dan April sebanyak 12 kasus DBD," kata dia.
Ia menyebutkan, dalam mencegah dan mengantisipasi adanya lonjakan kasus DBD di wilayah ini, pihaknya akan melakukan penanganan untuk memberantas sarang nyamuk serta gencar melakukan sosialisasi tentang penerapan hidup bersih dan sehat.
"Untuk menghadapi pergantian musim, ada potensi meningkatnya kasus DBD, jadi kami gencar melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dan melakukan Penyelikan Epidemiologi (PE) dan melakukan Foging Fokus bila sesuai kriteria hasil PE untuk memutuskan rantai penularan," katanya.
Ia mengatakan, penyebab utama keberadaan nyamuk penyebar penyakit DBD adalah hidup di lingkungan yang kurang bersih, sehingga penerapan pola hidup sehat sangat penting dilakukan khususnya di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Karena itu, untuk mencegah semakin banyaknya warga yang tertular DBD, pihaknya selalu mengimbau dan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan melalui 3 M, yaitu menutup, menguras, dan mengubur.
Kemudian, tidak hanya 3 M saja, masyarakat juga harus selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Selalu meningkatkan peran masyarakat dengan kegiatan PSN dengan 3 M Plus seminggu sekali Menguras, Menutup, Mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk," ujar dia.
Selain itu, dia mengatakan, untuk mencegah dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti masyarakat bisa melakukan pencegahan seperti mengoleskan cairan antinyamuk di beberapa bagian tubuh saat beraktivitas di dalam dan luar rumah maupun hendak tidur.
Ia mengatakan, apabila masyarakat ada yang mengalami panas, demam tanpa sebab yang jelas agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Apabila ada gejala demam dan setelah berobat tidak ada perubahan segera datang kembali ke pelayanan kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut apakah terkena DBD dan apalagi di sekitar tempat tinggal sudah ada yang terkena DBD," katanya,
"Untuk jumlah kasus DBD, pihak kami telah mencatat selama awal Januari hingga April 2023 terdapat 62 kasus DBD, yang tersebar di seluruh kecamatan di Lampung Selatan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Basuki Didik Setiawan, di Kalianda, Rabu.
Ia menyebutkan, dari puluhan kasus DBD di Lampung Selatan, terlihat peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada bulan Maret 2023.
Rinciannya pada Januari ada 8 kasus, Februari 15 kasus, Maret 27 kasus, dan April sebanyak 12 kasus DBD," kata dia.
Ia menyebutkan, dalam mencegah dan mengantisipasi adanya lonjakan kasus DBD di wilayah ini, pihaknya akan melakukan penanganan untuk memberantas sarang nyamuk serta gencar melakukan sosialisasi tentang penerapan hidup bersih dan sehat.
"Untuk menghadapi pergantian musim, ada potensi meningkatnya kasus DBD, jadi kami gencar melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dan melakukan Penyelikan Epidemiologi (PE) dan melakukan Foging Fokus bila sesuai kriteria hasil PE untuk memutuskan rantai penularan," katanya.
Ia mengatakan, penyebab utama keberadaan nyamuk penyebar penyakit DBD adalah hidup di lingkungan yang kurang bersih, sehingga penerapan pola hidup sehat sangat penting dilakukan khususnya di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Karena itu, untuk mencegah semakin banyaknya warga yang tertular DBD, pihaknya selalu mengimbau dan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan melalui 3 M, yaitu menutup, menguras, dan mengubur.
Kemudian, tidak hanya 3 M saja, masyarakat juga harus selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Selalu meningkatkan peran masyarakat dengan kegiatan PSN dengan 3 M Plus seminggu sekali Menguras, Menutup, Mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk," ujar dia.
Selain itu, dia mengatakan, untuk mencegah dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti masyarakat bisa melakukan pencegahan seperti mengoleskan cairan antinyamuk di beberapa bagian tubuh saat beraktivitas di dalam dan luar rumah maupun hendak tidur.
Ia mengatakan, apabila masyarakat ada yang mengalami panas, demam tanpa sebab yang jelas agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Apabila ada gejala demam dan setelah berobat tidak ada perubahan segera datang kembali ke pelayanan kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut apakah terkena DBD dan apalagi di sekitar tempat tinggal sudah ada yang terkena DBD," katanya,