Bandarlampung (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap buah-buahan produksi dalam negeri jangan sampai kalah bersaing dengan buah dari luar negeri, sehingga menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
"Hasil produk buah lokal di Indonesia jangan sampai kalah dengan produk dari luar negeri dari segala aspek, seperti dari segi kualitas, pengemasan, dan branding," kata Puan Maharani saat meninjau PT Great Giant Pineaple Co. (GGPC), di Kabupaten Lampung Tengah, Rabu.
Puan mengatakan dengan kemampuan buah lokal bersaing di pasar global, maka hal stabilitas ekspor buah asli produksi dalam negeri Indonesia dapat terjaga guna menopang perekonomian nasional.
"Lampung ini merupakan pengekspor nanas terbesar di Indonesia dan dunia, dalam bentuk kemasan nanas kaleng, jus nanas, dan konsentrat buah nanas. Jadi, ini perlu terus ditingkatkan," tambahnya.
Dia juga mengimbau kepada produsen buah di Lampung untuk berkoordinasi dengan petani plasma serta menjaga produksi dan ekspor.
"Hubungan antara perusahaan dengan plasma di Lampung harus saling bersinergi. Jangan terbatas jual beli harga pasar semata. Seperti di PT GGPC ini, memiliki 10.000 tenaga kerja di perkebunan nanas, pisang, jambu; ini harus terus dijaga koordinasinya," jelasnya.
Dengan adanya hubungan baik antara perusahaan dan petani plasma, menurutnya, maka industri olahan nanas dapat semakin besar dan maju.
"Hubungan inti dengan plasma di Lampung seperti di GGPC menjadi bukti bahwa Indonesia bisa berperan strategis dalam perdagangan tingkat dunia, ketika saling bergotong royong; dan hari ini akan dilepas juga ekspor buah dari Lampung menuju Eropa dan Timur Tengah," ujarnya.
Olahan buah nanas menjadi komoditas penyumbang ekspor cukup besar di Indonesia. Salah satu daerah pengekspor buah tropis tersebut ialah Lampung, dengan tujuan utama ekspor ke Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Tiongkok, Jepang, Eropa, Timur Tengah, dan Argentina.
Nilai ekspor nanas Lampung di 2020 tercatat sebanyak Rp87 miliar dan di 2021 naik menjadi Rp151 miliar.
"Hasil produk buah lokal di Indonesia jangan sampai kalah dengan produk dari luar negeri dari segala aspek, seperti dari segi kualitas, pengemasan, dan branding," kata Puan Maharani saat meninjau PT Great Giant Pineaple Co. (GGPC), di Kabupaten Lampung Tengah, Rabu.
Puan mengatakan dengan kemampuan buah lokal bersaing di pasar global, maka hal stabilitas ekspor buah asli produksi dalam negeri Indonesia dapat terjaga guna menopang perekonomian nasional.
"Lampung ini merupakan pengekspor nanas terbesar di Indonesia dan dunia, dalam bentuk kemasan nanas kaleng, jus nanas, dan konsentrat buah nanas. Jadi, ini perlu terus ditingkatkan," tambahnya.
Dia juga mengimbau kepada produsen buah di Lampung untuk berkoordinasi dengan petani plasma serta menjaga produksi dan ekspor.
"Hubungan antara perusahaan dengan plasma di Lampung harus saling bersinergi. Jangan terbatas jual beli harga pasar semata. Seperti di PT GGPC ini, memiliki 10.000 tenaga kerja di perkebunan nanas, pisang, jambu; ini harus terus dijaga koordinasinya," jelasnya.
Dengan adanya hubungan baik antara perusahaan dan petani plasma, menurutnya, maka industri olahan nanas dapat semakin besar dan maju.
"Hubungan inti dengan plasma di Lampung seperti di GGPC menjadi bukti bahwa Indonesia bisa berperan strategis dalam perdagangan tingkat dunia, ketika saling bergotong royong; dan hari ini akan dilepas juga ekspor buah dari Lampung menuju Eropa dan Timur Tengah," ujarnya.
Olahan buah nanas menjadi komoditas penyumbang ekspor cukup besar di Indonesia. Salah satu daerah pengekspor buah tropis tersebut ialah Lampung, dengan tujuan utama ekspor ke Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Tiongkok, Jepang, Eropa, Timur Tengah, dan Argentina.
Nilai ekspor nanas Lampung di 2020 tercatat sebanyak Rp87 miliar dan di 2021 naik menjadi Rp151 miliar.