Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI memastikan bahwa stok minyak goreng aman saat masyarakat Indonesia menyambut bulan suci Ramadhan pada awal April 2022 mendatang.
"Ramadhan Insya Allah stok minyak goreng aman dan harga akan normal," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi, di Banda Aceh, Sabtu.
Hal itu disampaikan Muhammad Luthfi di sela-sela kunjungan kerja dan pengecekan ketersediaan serta harga minyak goreng di pasar terpadu Al Mahirah Lamdingin, Kota Banda Aceh.
Selain minyak goreng, kata Luthfi, Kemendag juga memastikan bahwa untuk barang sembako seperti gula tidak akan terjadi fluktuasi, termasuk persoalan kedelai.
Baca juga: Polda Banten amankan 24 ribu liter minyak goreng dari penimbunan
"Saya pastikan gula tidak akan terjadi fluktuasi, dan yang sedang kita pikirkan hari ini adalah masalah kedelai yang barang domestiknya tidak cukup, kedelai besar diimpor lebih dari 85 persen," ujarnya.
Tak hanya itu, lanjut Luthfi, Kemendag juga terus melakukan mitigasi terhadap daging sapi, hal itu karena Australia sudah mengumumkan bahwa tahun ini mereka membatasi ekspor sapi.
"Jadi kita hati-hati sekali karena Australia baru mengumumkan tahun ini mereka hanya menjual 40 persen dari pada ekspor normal mereka," katanya.
Karenanya, Luthfi juga mengajak pemerintah daerah untuk secara bersama-sama melakukan mitigasi harga daging tersebut mengingat harga internasional yang juga mengalami kenaikan.
"Ramadhan Insya Allah stok minyak goreng aman dan harga akan normal," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi, di Banda Aceh, Sabtu.
Hal itu disampaikan Muhammad Luthfi di sela-sela kunjungan kerja dan pengecekan ketersediaan serta harga minyak goreng di pasar terpadu Al Mahirah Lamdingin, Kota Banda Aceh.
Selain minyak goreng, kata Luthfi, Kemendag juga memastikan bahwa untuk barang sembako seperti gula tidak akan terjadi fluktuasi, termasuk persoalan kedelai.
Baca juga: Polda Banten amankan 24 ribu liter minyak goreng dari penimbunan
"Saya pastikan gula tidak akan terjadi fluktuasi, dan yang sedang kita pikirkan hari ini adalah masalah kedelai yang barang domestiknya tidak cukup, kedelai besar diimpor lebih dari 85 persen," ujarnya.
Tak hanya itu, lanjut Luthfi, Kemendag juga terus melakukan mitigasi terhadap daging sapi, hal itu karena Australia sudah mengumumkan bahwa tahun ini mereka membatasi ekspor sapi.
"Jadi kita hati-hati sekali karena Australia baru mengumumkan tahun ini mereka hanya menjual 40 persen dari pada ekspor normal mereka," katanya.
Karenanya, Luthfi juga mengajak pemerintah daerah untuk secara bersama-sama melakukan mitigasi harga daging tersebut mengingat harga internasional yang juga mengalami kenaikan.