Palembang (ANTARA) - Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo, menyentil Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terkait tingginya angka kematian pasien COVID-19 di Bumi Sriwijaya tersebut yang saat ini juga dibayang-bayangi meningkatnya keterisian rumah sakit.
"Ternyata Sumsel ini menohok ke atas soal angka kematian, padahal bulan lalu masih di peringkat tengah," kata Doni Munardo saat rapat monitoring bersama forkopimda Sumatera Selatan di Palembang, Rabu.
Menurutnya angka kematian COVID-19 di Sumsel saat ini berada di peringkat ketiga secara nasional dengan akumulasi mencapai 4,7 persen (1.033 kasus), lebih tinggi dari rata-rata kematian nasional yang hanya 2,7 persen.
Sementara tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit pada awal Mei 2021 telah mencapai 57 persen atau mendekati standar maksimal WHO 60 persen, padahal awal April 2021 tingkat BOR masih 25 persen.
Tingginya angka kematian tersebut tidak lepas dari melonjaknya kasus positif harian di Sumsel yang saat ini hanya butuh sembilan hari untuk mencatatkan 1.000 kasus, masih banyaknya kasus positif memiliki komorbid memicu angka kematian terus bertambah.
"Kalau yang terpapar di bawah 46 tahun itu sebagian besar berhasil sembuh, tapi untuk usia di atas itu rentan sekali," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepala daerah di Sumsel fokus mengantisipasi peningkatan kasus yang kini tengah menerpa semua kabupaten/kota, baik dengan menambah kapasitas rumah sakit maupun menyiapkan lokasi karantina untuk warga yang terlanjur atau nekad mudik.
Sebab per 2 Mei 2021 terdapat tiga daerah zona merah COVID-19 di Sumsel yakni Kota Palembang, Prabumulih dan Kabupaten OKU Timur, sedangkan sembilan daerah lainnya zona oranye serta lima daerah zona kuning.
"Jangan sampai yang mudik dibiarkan tanpa pengawasan, di banyak tempat sudah terbukti pemudik itu menularkan COVID-19 ke warga lain bahkan ada yang ke satu RT," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini mengatakan telah menyurati seluruh 17 kabupaten/kota agar menambah kapasitas tempat tidur pasien COVID-19 untuk meningkatkan layanan kesehatan perawatan menghadapi momen lebaran guna menekan angka kematian.
'Rumah sakit di daerah supaya menambah kapasitas 30 persen dari yang tersedia sekarang," katanya.
"Ternyata Sumsel ini menohok ke atas soal angka kematian, padahal bulan lalu masih di peringkat tengah," kata Doni Munardo saat rapat monitoring bersama forkopimda Sumatera Selatan di Palembang, Rabu.
Menurutnya angka kematian COVID-19 di Sumsel saat ini berada di peringkat ketiga secara nasional dengan akumulasi mencapai 4,7 persen (1.033 kasus), lebih tinggi dari rata-rata kematian nasional yang hanya 2,7 persen.
Sementara tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit pada awal Mei 2021 telah mencapai 57 persen atau mendekati standar maksimal WHO 60 persen, padahal awal April 2021 tingkat BOR masih 25 persen.
Tingginya angka kematian tersebut tidak lepas dari melonjaknya kasus positif harian di Sumsel yang saat ini hanya butuh sembilan hari untuk mencatatkan 1.000 kasus, masih banyaknya kasus positif memiliki komorbid memicu angka kematian terus bertambah.
"Kalau yang terpapar di bawah 46 tahun itu sebagian besar berhasil sembuh, tapi untuk usia di atas itu rentan sekali," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepala daerah di Sumsel fokus mengantisipasi peningkatan kasus yang kini tengah menerpa semua kabupaten/kota, baik dengan menambah kapasitas rumah sakit maupun menyiapkan lokasi karantina untuk warga yang terlanjur atau nekad mudik.
Sebab per 2 Mei 2021 terdapat tiga daerah zona merah COVID-19 di Sumsel yakni Kota Palembang, Prabumulih dan Kabupaten OKU Timur, sedangkan sembilan daerah lainnya zona oranye serta lima daerah zona kuning.
"Jangan sampai yang mudik dibiarkan tanpa pengawasan, di banyak tempat sudah terbukti pemudik itu menularkan COVID-19 ke warga lain bahkan ada yang ke satu RT," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini mengatakan telah menyurati seluruh 17 kabupaten/kota agar menambah kapasitas tempat tidur pasien COVID-19 untuk meningkatkan layanan kesehatan perawatan menghadapi momen lebaran guna menekan angka kematian.
'Rumah sakit di daerah supaya menambah kapasitas 30 persen dari yang tersedia sekarang," katanya.