Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi Traveloka memprediksi aktivitas pariwisata berupa menginap di hotel atau vila di dalam atau luar kota tempat seseorang tinggal atau staycation tetap akan jadi tren wisata di tahun 2021.
Selain itu, perjalanan menggunakan kendaraan sendiri, roadtrip, juga akan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata.
Tersedianya vaksin COVID-19 di Indonesia, diprediksi jadi pendorong kepopuleran destinasi luar kota tahun ini.
Berdasarkan data Traveloka, aktivitas traveling berupa staycation menjadi pilihan 38 persen pengguna, 34 persen memilih untuk menikmati wisata kuliner dan 25 persen lain ingin mengalami naik pesawat domestik.
"Sebagai perusahaan teknologi, kami selalu menempatkan inovasi produk dan fitur sebagai prioritas utama untuk mendorong keamanan, kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam memanfaatkan layanan kami," kata Albert, Co-Founder Traveloka dalam konferensi pers Inovasi Berbasis Teknologi dan Prediksi Tren Perjalanan Traveloka 2021 hari ini.
Meski di tengah pandemi, Traveloka mencatat minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata terhitung masih tinggi.
Berdasarkan survei internal terhadap pengguna Traveloka antara 28 Mei dan 16 Agustus 2020, 67 persen responden memilih liburan sebagai aktivitas yang paling ingin dilakukan setelah pandemi berakhir. Sementara itu, sepanjang tahun lalu 26 persen pengguna Traveloka menyatakan telah berlibur dan 72 persen dari mereka pergi keluar kota domisili dengan roadtrip.
Destinasi terpopuler selama 2020 untuk staycation maupun roadtrip adalah Jakarta, Bandung dan Surabaya, disusul oleh Malang, Yogyakarta, Solo, Semarang dan Bali.
Hampir separuh dari para pengguna berencana untuk melakukan perjalanan menggunakan transportasi pesawat.
"Oleh karena itu, Traveloka memprediksi bahwa penerbangan akan kembali meningkat sebagai transportasi utama dalam bepergian. Selain itu, staycation dan roadtrip akan tetap menjadi favorit pengguna di 2021. Sudah mulai tersedianya vaksin COVID-19 di Indonesia juga diprediksi akan mendorong kepopuleran destinasi luar kota di tahun ini," kata Albert.
Dihantam pandemi dan bangkit berkat inovasi
Ada sejumlah inovasi dan inisiatif berbasis teknologi yang dilakukan Traveloka di sepanjang 2020. Itu merupakan upaya untuk beradaptasi dengan situasi pandemi yang telah menurunkan jumlah pengguna harian pada platform Traveloka hingga 70 persen sejak bulan Maret 2020 dan menaikkan permintaan refund hingga 10 kali lipat dengan ribuan permintaan per menitnya pada bulan April.
Membuahkan hasil, terobosan- terobosan tersebut membuat peningkatan jumlah pengguna harian yang hampir mencapai 100 persen sejak Juni hingga akhir tahun 2020.
Sejumlah inovasi tersebut di antaranya OnlineXperience yang menawarkan lebih dari 100 sesi unik yang dirancang untuk mendorong pengguna agar tetap menikmati waktu luang di rumah bersama keluarga.
Sejak diluncurkan 15 Juni 2020, lebih dari 100.000 pengguna telah menikmati beragam pengalaman yang disediakan.
Traveloka Eats Delivery yang diluncurkan di Oktober 2020 menghadirkan layanan antar makanan dari lebih dari 200 restoran favorit ke rumah pengguna. Kemudian, Traveloka juga meluncurkan produk terbarunya, Traveloka COVID-19 Test yang dapat diakses melalui Traveloka Xperience untuk membantu pengguna melakukan uji tes polymerase chain reaction (PCR) dan rapid test.
Kehadiran produk Traveloka COVID-10 Test diharapkan dapat memudahkan pengguna untuk melengkapi persyaratan dokumen perjalanan yang diwajibkan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menekan laju penyebaran wabah COVID-19. Sepanjang 2020, sekitar 200.000 tes COVID-19 telah dipesan oleh pengguna Traveloka.
Selain inovasi tersebut, Traveloka juga meluncurkan kampanye Clean Partners demi membantu para mitra untuk menerapkan protokol kesehatan dan membantu pengguna saat menentukan pilihannya. Sejak Agustus 2020, pengguna Traveloka dapat memanfaatkan CleanAccommodation untuk memilih akomodasi yang telah memenuhi Protokol CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) yang direkomendasikan WHO dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hingga saat ini, lebih 1.000 mitra di 90 kota mengaplikasikan protokol tersebut.
Traveloka juga meluncurkan CleanTrip Bus & Shuttle untuk menghadirkan perlindungan ekstra bagi para penumpang selama di perjalanan.
Berkolaborasi dengan lebih dari 20 mitra, program ini telah menarik lebih dari 36,000 pengguna sejak diluncurkan di Juli 2020. Terakhir, layanan CleanXperience membantu pengguna memilih lebih dari 1.000 mitra dari 12 tipe industri di lebih 64 kota yang telah berkomitmen untuk menerapkan standar protokol seperti pembatasan sosial, petugas yang memakai peralatan pelindung, dan pengecekan suhu tubuh pegawai dan pengunjung.
Menurut ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, penerapan protokol kesehatan yang sebaik mungkin oleh pelaku dan destinasi wisata menjadi salah satu faktor pendukung penting dalam upaya memulihkan sektor pariwisata di Indonesia.
"Pariwisata merupakan salah satu sektor yang akan paling cepat pulih di 2021 karena masyarakat Indonesia telah menjadikan pariwisata sebagai kebutuhan pokok. Kemudahan akses terhadap berbagai layanan perjalanan berbasis teknologi yang telah dikurasi dan diadaptasi sesuai dengan situasi pandemi, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan yang menyeluruh seperti yang ditawarkan Traveloka, akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendukung upaya pemulihan tersebut."
"Upaya pemulihan sektor pariwisata dan kesehatan harus berjalan seimbang. Kami selalu siap mendukung upaya pemerintah untuk menghadapi pandemi, salah satunya dengan menggalakkan protokol CHSE di destinasi wisata bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan. Melalui inovasi dan kolaborasi berbasis teknologi, kami juga optimis dapat berkontribusi secara positif terhadap upaya pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor pariwisata," kata Albert.
Baca juga: Wisata bersih bakal jadi tren setelah pandemi, aspek hygiene diperhatikan pelancong
Baca juga: Wisata alam bakal 'ngetren' di era normal baru
Selain itu, perjalanan menggunakan kendaraan sendiri, roadtrip, juga akan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata.
Tersedianya vaksin COVID-19 di Indonesia, diprediksi jadi pendorong kepopuleran destinasi luar kota tahun ini.
Berdasarkan data Traveloka, aktivitas traveling berupa staycation menjadi pilihan 38 persen pengguna, 34 persen memilih untuk menikmati wisata kuliner dan 25 persen lain ingin mengalami naik pesawat domestik.
"Sebagai perusahaan teknologi, kami selalu menempatkan inovasi produk dan fitur sebagai prioritas utama untuk mendorong keamanan, kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam memanfaatkan layanan kami," kata Albert, Co-Founder Traveloka dalam konferensi pers Inovasi Berbasis Teknologi dan Prediksi Tren Perjalanan Traveloka 2021 hari ini.
Meski di tengah pandemi, Traveloka mencatat minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata terhitung masih tinggi.
Berdasarkan survei internal terhadap pengguna Traveloka antara 28 Mei dan 16 Agustus 2020, 67 persen responden memilih liburan sebagai aktivitas yang paling ingin dilakukan setelah pandemi berakhir. Sementara itu, sepanjang tahun lalu 26 persen pengguna Traveloka menyatakan telah berlibur dan 72 persen dari mereka pergi keluar kota domisili dengan roadtrip.
Destinasi terpopuler selama 2020 untuk staycation maupun roadtrip adalah Jakarta, Bandung dan Surabaya, disusul oleh Malang, Yogyakarta, Solo, Semarang dan Bali.
Hampir separuh dari para pengguna berencana untuk melakukan perjalanan menggunakan transportasi pesawat.
"Oleh karena itu, Traveloka memprediksi bahwa penerbangan akan kembali meningkat sebagai transportasi utama dalam bepergian. Selain itu, staycation dan roadtrip akan tetap menjadi favorit pengguna di 2021. Sudah mulai tersedianya vaksin COVID-19 di Indonesia juga diprediksi akan mendorong kepopuleran destinasi luar kota di tahun ini," kata Albert.
Dihantam pandemi dan bangkit berkat inovasi
Ada sejumlah inovasi dan inisiatif berbasis teknologi yang dilakukan Traveloka di sepanjang 2020. Itu merupakan upaya untuk beradaptasi dengan situasi pandemi yang telah menurunkan jumlah pengguna harian pada platform Traveloka hingga 70 persen sejak bulan Maret 2020 dan menaikkan permintaan refund hingga 10 kali lipat dengan ribuan permintaan per menitnya pada bulan April.
Membuahkan hasil, terobosan- terobosan tersebut membuat peningkatan jumlah pengguna harian yang hampir mencapai 100 persen sejak Juni hingga akhir tahun 2020.
Sejumlah inovasi tersebut di antaranya OnlineXperience yang menawarkan lebih dari 100 sesi unik yang dirancang untuk mendorong pengguna agar tetap menikmati waktu luang di rumah bersama keluarga.
Sejak diluncurkan 15 Juni 2020, lebih dari 100.000 pengguna telah menikmati beragam pengalaman yang disediakan.
Traveloka Eats Delivery yang diluncurkan di Oktober 2020 menghadirkan layanan antar makanan dari lebih dari 200 restoran favorit ke rumah pengguna. Kemudian, Traveloka juga meluncurkan produk terbarunya, Traveloka COVID-19 Test yang dapat diakses melalui Traveloka Xperience untuk membantu pengguna melakukan uji tes polymerase chain reaction (PCR) dan rapid test.
Kehadiran produk Traveloka COVID-10 Test diharapkan dapat memudahkan pengguna untuk melengkapi persyaratan dokumen perjalanan yang diwajibkan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menekan laju penyebaran wabah COVID-19. Sepanjang 2020, sekitar 200.000 tes COVID-19 telah dipesan oleh pengguna Traveloka.
Selain inovasi tersebut, Traveloka juga meluncurkan kampanye Clean Partners demi membantu para mitra untuk menerapkan protokol kesehatan dan membantu pengguna saat menentukan pilihannya. Sejak Agustus 2020, pengguna Traveloka dapat memanfaatkan CleanAccommodation untuk memilih akomodasi yang telah memenuhi Protokol CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) yang direkomendasikan WHO dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hingga saat ini, lebih 1.000 mitra di 90 kota mengaplikasikan protokol tersebut.
Traveloka juga meluncurkan CleanTrip Bus & Shuttle untuk menghadirkan perlindungan ekstra bagi para penumpang selama di perjalanan.
Berkolaborasi dengan lebih dari 20 mitra, program ini telah menarik lebih dari 36,000 pengguna sejak diluncurkan di Juli 2020. Terakhir, layanan CleanXperience membantu pengguna memilih lebih dari 1.000 mitra dari 12 tipe industri di lebih 64 kota yang telah berkomitmen untuk menerapkan standar protokol seperti pembatasan sosial, petugas yang memakai peralatan pelindung, dan pengecekan suhu tubuh pegawai dan pengunjung.
Menurut ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, penerapan protokol kesehatan yang sebaik mungkin oleh pelaku dan destinasi wisata menjadi salah satu faktor pendukung penting dalam upaya memulihkan sektor pariwisata di Indonesia.
"Pariwisata merupakan salah satu sektor yang akan paling cepat pulih di 2021 karena masyarakat Indonesia telah menjadikan pariwisata sebagai kebutuhan pokok. Kemudahan akses terhadap berbagai layanan perjalanan berbasis teknologi yang telah dikurasi dan diadaptasi sesuai dengan situasi pandemi, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan yang menyeluruh seperti yang ditawarkan Traveloka, akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendukung upaya pemulihan tersebut."
"Upaya pemulihan sektor pariwisata dan kesehatan harus berjalan seimbang. Kami selalu siap mendukung upaya pemerintah untuk menghadapi pandemi, salah satunya dengan menggalakkan protokol CHSE di destinasi wisata bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan. Melalui inovasi dan kolaborasi berbasis teknologi, kami juga optimis dapat berkontribusi secara positif terhadap upaya pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor pariwisata," kata Albert.
Baca juga: Wisata bersih bakal jadi tren setelah pandemi, aspek hygiene diperhatikan pelancong
Baca juga: Wisata alam bakal 'ngetren' di era normal baru