Bandarlampung (ANTARA) - Community Development Section Head Great Giant Foods (GGF), Indra Jaya Kesuma mengatakan bahwa GGF terus berkolaborasi dari sisi pengembangan produktivitas dalam bentuk usaha mikro makanan olahan, yakni dodol nanas.
"Desa Labuhan Ratu IX merupakan desa wisata binaan TNWK. Karena itu, kita bersama berkolaborasi dari sisi pengembangan produktivitas usaha mikro Dodol Nanas," katanya di Lampung Timur, Jumat.
Dia melanjutkan GGF bersama kelompok KWT dan KTH Plang Hijau Sejahtera sudah bergerak dan merealisasikan program tersebut. Produksi selama satu bulan untuk penyerapan bahan baku telah mencapai 200 kilogram buah Nanas.
Menurutnya, program yang ditawarkan GGF sangat tepat dan sangat mendukung untuk program wisata yang sedang digalakkan di desa tersebut.
"Menurut penyuluh TNWK bahwa pihaknya baru bisa mengajak wisatawan untuk berwisata saja dan belum bisa menyajikan oleh-oleh yang menjadi ciri khas desa itu sendiri," kata dia.
Penyuluh TNWK Lampung Timur, Titin mengatakan program GGF dan program TNWK ke depan lebih bisa bersinergi lagi.
Menurutnya, selama ini program TNWK sendiri lebih ke wisata desa dari pada menonjolkan oleh-oleh ciri khas.
"Sementara untuk produk andalan lokal belum ada yang bisa ditampilkan. Produk ini rasanya pas untuk di kolaborasi dengan program wisata yang sudah berjalan," katanya.
Baca juga: GGF bangun usaha mikro makanan dodol berbahan nanas
"Desa Labuhan Ratu IX merupakan desa wisata binaan TNWK. Karena itu, kita bersama berkolaborasi dari sisi pengembangan produktivitas usaha mikro Dodol Nanas," katanya di Lampung Timur, Jumat.
Dia melanjutkan GGF bersama kelompok KWT dan KTH Plang Hijau Sejahtera sudah bergerak dan merealisasikan program tersebut. Produksi selama satu bulan untuk penyerapan bahan baku telah mencapai 200 kilogram buah Nanas.
Menurutnya, program yang ditawarkan GGF sangat tepat dan sangat mendukung untuk program wisata yang sedang digalakkan di desa tersebut.
"Menurut penyuluh TNWK bahwa pihaknya baru bisa mengajak wisatawan untuk berwisata saja dan belum bisa menyajikan oleh-oleh yang menjadi ciri khas desa itu sendiri," kata dia.
Penyuluh TNWK Lampung Timur, Titin mengatakan program GGF dan program TNWK ke depan lebih bisa bersinergi lagi.
Menurutnya, selama ini program TNWK sendiri lebih ke wisata desa dari pada menonjolkan oleh-oleh ciri khas.
"Sementara untuk produk andalan lokal belum ada yang bisa ditampilkan. Produk ini rasanya pas untuk di kolaborasi dengan program wisata yang sudah berjalan," katanya.
Baca juga: GGF bangun usaha mikro makanan dodol berbahan nanas