Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap memberlakukan protokol kesehatan bidang pariwisata secara ketat mengingat jumlah pengunjung sejak diberlakukan uji coba pembukaan untuk umum pada Juni hingga 24 September mencapai 521.649 orang.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukmono di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan pihaknya saat ini, kunjungan wisatawan sangat fluktuatif karena tidak ada libur panjang, hanya mengandalkan objek wisata yang sudah diuji coba.
"Kami tetap menerapkan protokol kesehatan bidang pariwisata secara ketat, khususnya pada libur Sabtu dan Minggu. Kami tidak ingin objek wisata menjadi klaster penyebaran COVID-19," kata Harry.
Baca juga: Desa Wisata Grogol di Sleman siap bangkit pulihkan kunjungan saat pandemi
Ia mengatakan kunjungan wisatawan pada awal tahun sampai Maret 2020 mencapai 705.959 orang di seluruh destinasi wisata yang sudah ditarik retribusi oleh pemerintah. Pada April dan Mei seluruh destinasi wisata ditutup total akibat pandemi. Selanjutnya, jumlah pengunjung Juni sampai 24 September 2020 mendapai 521.649 orang.
"Pada bulan Agustus menjadi puncak kunjungan wisata masa pandemi kawasan wisata 243.992 orang. Hal ini karena pada Agustus banyak hari libur," katanya.
Harry mengatakan sampai saat ini, masih ada beberapa objek wisata yang dibelum dilakukan karena menunggu kesiapan infrastruktur pendukung dan kesiapan pengelola dalam menerapkan protokol kesehatan bidang pariwisata. Adapun objek wisata yang belum uji coba, yakni Gunung Gambar, Hutan Wonosadi, Gunung Gentong, Green Village Gedangsari, dan Pantai Ngeden. Aktivitas wisata di Gunung Kidul harus tetap didasarkan pada protokol kesehatan yang ketat.
"Pengunjung tetap diwajibkan mengenakan masker hingga pembatasan jumlah pengunjung dan operasional wisata," katanya.
Baca juga: Kawasan Baturraden Kabupaten Banyumas dicanangkan sebagai Wisata Siaga Candi
Baca juga: Danau Tamblingan Buleleng dirancang jadi destinasi wisata spiritual
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukmono di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan pihaknya saat ini, kunjungan wisatawan sangat fluktuatif karena tidak ada libur panjang, hanya mengandalkan objek wisata yang sudah diuji coba.
"Kami tetap menerapkan protokol kesehatan bidang pariwisata secara ketat, khususnya pada libur Sabtu dan Minggu. Kami tidak ingin objek wisata menjadi klaster penyebaran COVID-19," kata Harry.
Baca juga: Desa Wisata Grogol di Sleman siap bangkit pulihkan kunjungan saat pandemi
Ia mengatakan kunjungan wisatawan pada awal tahun sampai Maret 2020 mencapai 705.959 orang di seluruh destinasi wisata yang sudah ditarik retribusi oleh pemerintah. Pada April dan Mei seluruh destinasi wisata ditutup total akibat pandemi. Selanjutnya, jumlah pengunjung Juni sampai 24 September 2020 mendapai 521.649 orang.
"Pada bulan Agustus menjadi puncak kunjungan wisata masa pandemi kawasan wisata 243.992 orang. Hal ini karena pada Agustus banyak hari libur," katanya.
Harry mengatakan sampai saat ini, masih ada beberapa objek wisata yang dibelum dilakukan karena menunggu kesiapan infrastruktur pendukung dan kesiapan pengelola dalam menerapkan protokol kesehatan bidang pariwisata. Adapun objek wisata yang belum uji coba, yakni Gunung Gambar, Hutan Wonosadi, Gunung Gentong, Green Village Gedangsari, dan Pantai Ngeden. Aktivitas wisata di Gunung Kidul harus tetap didasarkan pada protokol kesehatan yang ketat.
"Pengunjung tetap diwajibkan mengenakan masker hingga pembatasan jumlah pengunjung dan operasional wisata," katanya.
Baca juga: Kawasan Baturraden Kabupaten Banyumas dicanangkan sebagai Wisata Siaga Candi
Baca juga: Danau Tamblingan Buleleng dirancang jadi destinasi wisata spiritual