Moskow (ANTARA) - Pernyataan pejabat senior AS dan langkah Inggris atas kemungkinan pelacakan cepat vaksin COVID-19 menunjukkan bahwa negara Barat kini menerima bahwa Rusia tepat menyetujui vaksin secepatnya pada Agustus, demikian pejabat Rusia, Senin.

Rusia mengantongi persetujuan regulator atas vaksin COVID-19 Agustus ini setelah kurang dari dua bulan uji klinis pada manusia, yang menimbulkan keraguan di kalangan para ahli negara Barat terkait keamanan dan kemanjuran vaksin tersebut.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS sejak itu mengatakan pihaknya siap mempercepat proses persetujuan otorisasi vaksin COVID-19 selama para pejabat yakin bahwa manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya.
Baca juga: Calon vaksin COVID-19 AstraZeneca mulai uji tahap akhir melibatkan 30 ribu orang

Pemerintah Inggris pekan lalu memantapkan rencana yang akan memungkinkan regulator medis Inggris memberikan otorisasi sementara untuk setiap vaksin COVID-19 sebelum menerima persetujuan penuh jika memenuhi standar keamanan dan kualitas.

AS dan London kini "justru mencontoh Rusia," kata Kirill Dmitriev, kepala Dana Investasi Langsung Rusia, yang banyak terlibat dalam program vaksin buatan Rusia.

"Negara Barat tercengang atas kesuksesan Rusia (dalam mengembangkan calon vaksin) dan harus melewati empat tahapan penerimaan yang tak dapat dipungkiri: penolakan, kemarahan, depresi, dan akhirnya penerimaan," katanya melalui pernyataan.

"Pernyataan baru-baru ini memperlihatkan bahwa sejumlah mitra Barat kami telah melalui tahapan depresi dan kini menerima bahwa prosedur Rusia tepat adanya."

Rusia kini memulai uji klinis Tahap III vaksin "Sputnik V", yang akan menguji kemanjuran vaksin dalam kelompok partisipan yang lebih besar. Pihaknya juga siap merestui vaksin COVID-19 kedua pada akhir September atau awal Oktober.

Menteri Kesehatan Mikhail Murashko menyebutkan vaksinasi massal terhadap kelompok berisiko tinggi akan dimulai pada November - Desember.

Baca juga: Vietnam beli vaksin COVID-19 Rusia
Baca juga: Asosiasi dokter AS serukan transparansi dalam pengembangan vaksin COVID-19
Sumber: Reuters

Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024