Muarojambi (ANTARA) - Sejumlah sarang burung manyar ukuran besar atau raksasa dihadirkan di kawasan Lubuk Penyengat Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muarojambi Provinsi Jambi untuk menjadi daya tarik bagi pengunjung di kawasan obyek wisata kreatif di daerah itu.
"Ya ini sarang burung, kita lihat dari semangat burung manyar membangun sarang, dan kita membangun semangat. Tak ada rotan akarpun jadi," kata Ahmad Misran, salah seorang penggerak wisata di Lubuk Penyengat, Sabtu.
Ia menyebutkan komunitas penggerak wisata itu terus menjaga semangat. Kendati kunjungan wisata sempat lumpuh karena penutupan Candi Muara Jambi yang berimbas kepada aktifitas wisata di sana yang juga terhenti.
Baca juga: Obyek wisata Pulo Cinta kembali ramai dikunjungi wisatawan
Namun, komunitas itu tetap menjaga semangat, memperbaiki fasilitas wisata tematik itu dengan berbagai upaya dan kreatifitas yang mereka miliki.
"Ada beberapa fasilitas yang kita renovasi, pokoknya kami tetap semangat. Kami juga siapkan pojok untuk diskusi di alam terbuka di sini," kata Misran.
Selain itu, mereka juga memadukan lokasi wisata tematik itu dengan jajanan kuliner khas daerah itu.
Komunitas itu juga memproduksi cenderamata bagi para pengunjung yang dibuat oleh para pemuda setempat seperti miniatur Candi Muara Jambi, rumah tradisional Jambi, lumbung padi, gelang bebalik sumpah serta beberapa cendera mata lainnya.
Baca juga: Sawah jadi alternatif wisata menarik warga Bandarlampung
"Kami juga ada cendera mata, yang dibuat oleh pengrajin dari komunitas di sini. Kita sinergikan semua potensi yang kita miliki di sini, termasuk tradisi dan makanan khas di kampung ini," katanya.
Kawasan Lubuk Penyengat berjarak sekitar 12 kilometer dari Kota Jambi yang bisa ditempuh dengan 20 menit perjalanan. Sebelum memasuki kawasan Percandian Muara Muara Jambi, pengunjung akan mendapati penunjuk arah ke sebelah kiri untuk menuju kawasan Lubuk Penyengat.
Baca juga: Wisatawan lokal ramai kunjungi wisata pantai pada libur cuti bersama
"Ya ini sarang burung, kita lihat dari semangat burung manyar membangun sarang, dan kita membangun semangat. Tak ada rotan akarpun jadi," kata Ahmad Misran, salah seorang penggerak wisata di Lubuk Penyengat, Sabtu.
Ia menyebutkan komunitas penggerak wisata itu terus menjaga semangat. Kendati kunjungan wisata sempat lumpuh karena penutupan Candi Muara Jambi yang berimbas kepada aktifitas wisata di sana yang juga terhenti.
Baca juga: Obyek wisata Pulo Cinta kembali ramai dikunjungi wisatawan
Namun, komunitas itu tetap menjaga semangat, memperbaiki fasilitas wisata tematik itu dengan berbagai upaya dan kreatifitas yang mereka miliki.
"Ada beberapa fasilitas yang kita renovasi, pokoknya kami tetap semangat. Kami juga siapkan pojok untuk diskusi di alam terbuka di sini," kata Misran.
Selain itu, mereka juga memadukan lokasi wisata tematik itu dengan jajanan kuliner khas daerah itu.
Komunitas itu juga memproduksi cenderamata bagi para pengunjung yang dibuat oleh para pemuda setempat seperti miniatur Candi Muara Jambi, rumah tradisional Jambi, lumbung padi, gelang bebalik sumpah serta beberapa cendera mata lainnya.
Baca juga: Sawah jadi alternatif wisata menarik warga Bandarlampung
"Kami juga ada cendera mata, yang dibuat oleh pengrajin dari komunitas di sini. Kita sinergikan semua potensi yang kita miliki di sini, termasuk tradisi dan makanan khas di kampung ini," katanya.
Kawasan Lubuk Penyengat berjarak sekitar 12 kilometer dari Kota Jambi yang bisa ditempuh dengan 20 menit perjalanan. Sebelum memasuki kawasan Percandian Muara Muara Jambi, pengunjung akan mendapati penunjuk arah ke sebelah kiri untuk menuju kawasan Lubuk Penyengat.
Baca juga: Wisatawan lokal ramai kunjungi wisata pantai pada libur cuti bersama