Sleman (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan verifikasi uji coba kegiatan kepariwisataan secara terbatas di wilayah setempat dalam rangka penyiapan destinasi dan usaha jasa pariwisata (UJP) pada era adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah pandemi COVID-19 .
"Tujuan dari verifikasi ini adalah untuk memastikan dilaksanakannya protokol kesehatan COVID-19 dengan baik dan benar pada destinasi wisata dan UJP," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman, Jumat.
Menurut dia, dengan uji coba ini diharapkan sektor pariwisata tetap mampu mendukung penguatan perekonomian tanpa menimbulkan permasalahan baru terkait penyebaran COVID-19 di Sleman.
Baca juga: Riau gelar "Jalan-Jalan Virtual" untuk seniman saat pandemi
"Verifikasi uji coba tersebut telah dilakukan kepada 66 destinasi dan UJP di wilayah Kabupaten Sleman yang sudah mengajukan permohonan, dan saat ini sudah dilakukan verifikasi sebanyak empat kali dalam 2 minggu terakhir," katanya.
Sudarningsih mengatakan rincian permohonan dari destinasi dan UJB tersebut yaitu destinasi wisata sebanyak 16 permohonan, area bermain empat permohonan, hotel dua permohonan, restoran (Rumah makan/Cafe) empat permohonan, karaoke sembilan permohonan.
"Kemudian jasa Spa dua permohonan, klub malam dua permohonan, MICE dua permohonan, dan angkutan wisata sebanyak 25 permohonan," katanya.
Ia mengatakan verifikasi tersebut dilakukan oleh tim yang beranggotakan personel dari Dinas Pariwisata, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kesehatan serta Bagian Perekonomian.
Baca juga: Luhut apresiasi kesiapan Babel aktifkan kembali pariwisata
"Sementara itu indikator yang diperiksa dalam verifikasi meliputi penyiapan SDM, sarana prasarana dan pelayanan terhadap pengunjung terkait protokol kesehatan COVID-19," katanya.
Secara umum, kata dia, pengelola dan pengusaha memiliki komitmen yang kuat dalam menyiapkan dan melaksanakan protokol kesehatan COVID-19 untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pengunjung.
"Beberapa kekurangan lebih disebabkan kurangnya pengetahuan pengusaha dan pengelola. Dari kekurangan yang ditemukan, pengusaha bersedia untuk melengkapi kekurangan yang dibuktikan dengan pernyataan pengusaha," katanya.
Ia mengatakan satu destinasi wisata dan satu restoran yang belum dapat direkomendasikan karena kekurangan sarana prasarana dan mekanisme pelayanan yang cukup mendasar.
Baca juga: Wisata Pulau Tidung kembali dibuka
Baca juga: PKK Agropark jadi destinasi wisata keluarga di Lampung
"Tujuan dari verifikasi ini adalah untuk memastikan dilaksanakannya protokol kesehatan COVID-19 dengan baik dan benar pada destinasi wisata dan UJP," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman, Jumat.
Menurut dia, dengan uji coba ini diharapkan sektor pariwisata tetap mampu mendukung penguatan perekonomian tanpa menimbulkan permasalahan baru terkait penyebaran COVID-19 di Sleman.
Baca juga: Riau gelar "Jalan-Jalan Virtual" untuk seniman saat pandemi
"Verifikasi uji coba tersebut telah dilakukan kepada 66 destinasi dan UJP di wilayah Kabupaten Sleman yang sudah mengajukan permohonan, dan saat ini sudah dilakukan verifikasi sebanyak empat kali dalam 2 minggu terakhir," katanya.
Sudarningsih mengatakan rincian permohonan dari destinasi dan UJB tersebut yaitu destinasi wisata sebanyak 16 permohonan, area bermain empat permohonan, hotel dua permohonan, restoran (Rumah makan/Cafe) empat permohonan, karaoke sembilan permohonan.
"Kemudian jasa Spa dua permohonan, klub malam dua permohonan, MICE dua permohonan, dan angkutan wisata sebanyak 25 permohonan," katanya.
Ia mengatakan verifikasi tersebut dilakukan oleh tim yang beranggotakan personel dari Dinas Pariwisata, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kesehatan serta Bagian Perekonomian.
Baca juga: Luhut apresiasi kesiapan Babel aktifkan kembali pariwisata
"Sementara itu indikator yang diperiksa dalam verifikasi meliputi penyiapan SDM, sarana prasarana dan pelayanan terhadap pengunjung terkait protokol kesehatan COVID-19," katanya.
Secara umum, kata dia, pengelola dan pengusaha memiliki komitmen yang kuat dalam menyiapkan dan melaksanakan protokol kesehatan COVID-19 untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pengunjung.
"Beberapa kekurangan lebih disebabkan kurangnya pengetahuan pengusaha dan pengelola. Dari kekurangan yang ditemukan, pengusaha bersedia untuk melengkapi kekurangan yang dibuktikan dengan pernyataan pengusaha," katanya.
Ia mengatakan satu destinasi wisata dan satu restoran yang belum dapat direkomendasikan karena kekurangan sarana prasarana dan mekanisme pelayanan yang cukup mendasar.
Baca juga: Wisata Pulau Tidung kembali dibuka
Baca juga: PKK Agropark jadi destinasi wisata keluarga di Lampung