Cianjur (ANTARA) - Keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Cianjur, Jawa Barat, Evi Noviyanti binti Edi Iin (37), warga Kampung Sukaluyu, Desa Cibiuk, Kecamatan Ciranjang berharap kepastian penyebab meninggalnya korban yang mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya, diduga menjadi korban kriminalitas di negara Arab Saudi.
Bahkan, pihak keluarga yang menerima kabar meninggalnya korban akibat penganiayaan bulan Maret lalu, hingga saat ini belum mendapat kabar apakah korban sudah dimakamkan atau belum, sehingga pihak keluarga meminta bantuan ke Astakira Pembaharuan Cianjur.
"Anak kami diduga menjadi korban pembunuhan di negara Timur Tengah tepatnya di daerah Alkahfi 100 kilometer dari ibu kota Riyadh, Arab Saudi. Namun sampai saat ini pengungkapan kasusnya belum ada kejelasan dari pihak pemerintah," kata ibu kandung korban, Ai Rukiah (57) kepada wartawan, di Cianjur, Selasa.
Hingga saat ini, ungkap dia, pihak keluarga belum mendapatkan informasi lanjutan terkait pengungkapan kasus kematian almarhumah, meskipun dokumen yang dibutuhkan sudah dikirimkan melalui KBRI maupun kementerian terkait.
Kematian putrinya sudah 2 bulan lebih, namun informasi yang diberikan KBRI, almarhumah ditemukan di areal parkir mal daerah Alkahfi dengan penuh luka lebam dan katanya diduga korban kriminalitas.
"Saya ingin tahu almarhumah sudah dikuburkan apa belum. Soalnya kalau lama kasian jenazahnya," katanya lagi.
Ketua Divisi Hukum DPC Astakira Pembaharuan Cianjur Rahman Saepulloh mengatakan pihaknya telah berupaya bersurat ke PWNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, BP2MI, KBRI Riyadh dan Disnakertrans Cianjur.
"Jawaban dari PWNI informasi yang dibutuhkan pihak keluarga terhambat karena situasi Corona di Arab Saudi, sehingga upaya cepat mendapatkan informasi dari pihak terkait di negara tersebut terhambat," katanya.
Advokasi terkait dengan TKI asal Cianjur itu, akan terus dilakukan Astakira Cianjur, terlebih kematian Evi Noviyanti diduga dibunuh, sehingga pihak keluarga berharap mendapat kepastian termasuk sudah dimakamkan atau belum korban yang merupakan tulung punggung keluarga itu.
"Kami terus perjuangkan sampai haknya dapat dikabulkan dan diterima pihak keluarga secara utuh, termasuk kepastian pemakaman korban akan terus kami pertanyakan, agar pihak keluarga yang sudah menerima kematian korban dapat tenang," katanya lagi.
Bahkan, pihak keluarga yang menerima kabar meninggalnya korban akibat penganiayaan bulan Maret lalu, hingga saat ini belum mendapat kabar apakah korban sudah dimakamkan atau belum, sehingga pihak keluarga meminta bantuan ke Astakira Pembaharuan Cianjur.
"Anak kami diduga menjadi korban pembunuhan di negara Timur Tengah tepatnya di daerah Alkahfi 100 kilometer dari ibu kota Riyadh, Arab Saudi. Namun sampai saat ini pengungkapan kasusnya belum ada kejelasan dari pihak pemerintah," kata ibu kandung korban, Ai Rukiah (57) kepada wartawan, di Cianjur, Selasa.
Hingga saat ini, ungkap dia, pihak keluarga belum mendapatkan informasi lanjutan terkait pengungkapan kasus kematian almarhumah, meskipun dokumen yang dibutuhkan sudah dikirimkan melalui KBRI maupun kementerian terkait.
Kematian putrinya sudah 2 bulan lebih, namun informasi yang diberikan KBRI, almarhumah ditemukan di areal parkir mal daerah Alkahfi dengan penuh luka lebam dan katanya diduga korban kriminalitas.
"Saya ingin tahu almarhumah sudah dikuburkan apa belum. Soalnya kalau lama kasian jenazahnya," katanya lagi.
Ketua Divisi Hukum DPC Astakira Pembaharuan Cianjur Rahman Saepulloh mengatakan pihaknya telah berupaya bersurat ke PWNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, BP2MI, KBRI Riyadh dan Disnakertrans Cianjur.
"Jawaban dari PWNI informasi yang dibutuhkan pihak keluarga terhambat karena situasi Corona di Arab Saudi, sehingga upaya cepat mendapatkan informasi dari pihak terkait di negara tersebut terhambat," katanya.
Advokasi terkait dengan TKI asal Cianjur itu, akan terus dilakukan Astakira Cianjur, terlebih kematian Evi Noviyanti diduga dibunuh, sehingga pihak keluarga berharap mendapat kepastian termasuk sudah dimakamkan atau belum korban yang merupakan tulung punggung keluarga itu.
"Kami terus perjuangkan sampai haknya dapat dikabulkan dan diterima pihak keluarga secara utuh, termasuk kepastian pemakaman korban akan terus kami pertanyakan, agar pihak keluarga yang sudah menerima kematian korban dapat tenang," katanya lagi.