Jakarta (ANTARA) - Kasus terkonfirmasi positif virus corona COVID-19 pertama yang terjadi di Indonesia merupakan penularan tanpa bergejala, kata Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.
Yurianto dalam keterangan kepada wartawan di Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa, menerangkan bahwa warga negara Jepang yang dinyatakan positif COVID-19 oleh pemerintah Malaysia tidak menunjukkan gejala sakit saat melakukan kontak dekat dengan warga Depok yang terkonfirmasi positif dan dirawat di RSPI Sulianti Saroso.
Yurianto yang juga merupakan Sekretaris Direktorat Jendreal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menerangkan sepasang ibu anak yang saat ini positif COVID-19 tinggal dalam rumah yang dihuni oleh empat orang. Seorang ibu, dua orang anak, dan satu asisten rumah tangga.
Seorang anak yang positif COVID-19 sebelumnya janji bertemu dengan teman-teman multinasional di acara pesta dansa di Jakarta pada tanggal 14 Februari.
Pasien tersebut tidak mengetahui tepatnya jumlah orang yang datang ke pesta dansa tersebut, dia menyebut lebih dari 50 orang dari berbagai negara. “Termasuk yang dari Malaysia berkewarganegaraan Jepang,” kata Yurianto.
Saat berdansa, pasien tersebut melakukan kontak dekat dengan peserta yang hadir. Selain itu pula peserta dansa saling berganti pasangan dansa selama acara berlangsung.
Pada tanggal 16 Februari, pasien tersebut mulai merasa tidak enak badan dengan suhu tubuh yang tinggi, batuk, dan lemas. Pasien kemudian dirawat oleh ibunya di rumah.
Pada 20 Februari kemudian ibu pasien juga mengalami sakit yang sama. Keduanya ke dokter namun hanya diberi obat dan tidak dirawat.
Akhirnya pada tanggal 27 Februari keduanya meminta kembali ke rumah sakit untuk evaluasi kesehatannya dan meminta dirawat di RS.
Pada tanggal 28 Februari, pasien mendapat telepon dari temannya yang merupakan WN Jepang di Malaysia. WN Jepang tersebut menginformasikan bahwa dirinya sedang dirawat di RS di Malaysia dan dinyatakan positif COVID-19.
Pasien kemudian menginformasikan riwayat kontaknya dengan warga negara Jepang yang positif COVID-19 kepada dokter yang merawat. Pihak rumah sakit di Depok yang merawat pasien tersebut kemudian merujuk pasien ke RSPI Sulianti Saroso
Oleh pihak RSPI Sulianti Saroso kemudian diambil spesimen untuk pemeriksaan laboratorium yang kemudian dinyatakan positif COVID-19 pada kedua pasien tersebut.
Pemerintah telah melakukan riwayat kontak dua orang pasien tersebut, yang pertama adalah anggota keluarga pasien.
Pemerintah telah melakukan pemeriksaan laboratorium pada saudara pasien dan seorang asisten rumah tangga yang keduanya dinyatakan negatif COVID-19.
“Hasilnya negatif dan tanpa keluhan apa-apa. Asisten rumah tangga dan kakaknya sehat-sehat dan negatif. Sekarang kami sedang melakukan tracking kontak di teman-temannya yang ikut pesta,” kata Yurianto.
Pelacakan riwayat kontak orang-orang yang ikut pesta dansa tersebut memiliki kendala karena pasien tidak seluruhnya mengenali dan mengetahui alamat rumahnya.
Yurianto dalam keterangan kepada wartawan di Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa, menerangkan bahwa warga negara Jepang yang dinyatakan positif COVID-19 oleh pemerintah Malaysia tidak menunjukkan gejala sakit saat melakukan kontak dekat dengan warga Depok yang terkonfirmasi positif dan dirawat di RSPI Sulianti Saroso.
Yurianto yang juga merupakan Sekretaris Direktorat Jendreal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menerangkan sepasang ibu anak yang saat ini positif COVID-19 tinggal dalam rumah yang dihuni oleh empat orang. Seorang ibu, dua orang anak, dan satu asisten rumah tangga.
Seorang anak yang positif COVID-19 sebelumnya janji bertemu dengan teman-teman multinasional di acara pesta dansa di Jakarta pada tanggal 14 Februari.
Pasien tersebut tidak mengetahui tepatnya jumlah orang yang datang ke pesta dansa tersebut, dia menyebut lebih dari 50 orang dari berbagai negara. “Termasuk yang dari Malaysia berkewarganegaraan Jepang,” kata Yurianto.
Saat berdansa, pasien tersebut melakukan kontak dekat dengan peserta yang hadir. Selain itu pula peserta dansa saling berganti pasangan dansa selama acara berlangsung.
Pada tanggal 16 Februari, pasien tersebut mulai merasa tidak enak badan dengan suhu tubuh yang tinggi, batuk, dan lemas. Pasien kemudian dirawat oleh ibunya di rumah.
Pada 20 Februari kemudian ibu pasien juga mengalami sakit yang sama. Keduanya ke dokter namun hanya diberi obat dan tidak dirawat.
Akhirnya pada tanggal 27 Februari keduanya meminta kembali ke rumah sakit untuk evaluasi kesehatannya dan meminta dirawat di RS.
Pada tanggal 28 Februari, pasien mendapat telepon dari temannya yang merupakan WN Jepang di Malaysia. WN Jepang tersebut menginformasikan bahwa dirinya sedang dirawat di RS di Malaysia dan dinyatakan positif COVID-19.
Pasien kemudian menginformasikan riwayat kontaknya dengan warga negara Jepang yang positif COVID-19 kepada dokter yang merawat. Pihak rumah sakit di Depok yang merawat pasien tersebut kemudian merujuk pasien ke RSPI Sulianti Saroso
Oleh pihak RSPI Sulianti Saroso kemudian diambil spesimen untuk pemeriksaan laboratorium yang kemudian dinyatakan positif COVID-19 pada kedua pasien tersebut.
Pemerintah telah melakukan riwayat kontak dua orang pasien tersebut, yang pertama adalah anggota keluarga pasien.
Pemerintah telah melakukan pemeriksaan laboratorium pada saudara pasien dan seorang asisten rumah tangga yang keduanya dinyatakan negatif COVID-19.
“Hasilnya negatif dan tanpa keluhan apa-apa. Asisten rumah tangga dan kakaknya sehat-sehat dan negatif. Sekarang kami sedang melakukan tracking kontak di teman-temannya yang ikut pesta,” kata Yurianto.
Pelacakan riwayat kontak orang-orang yang ikut pesta dansa tersebut memiliki kendala karena pasien tidak seluruhnya mengenali dan mengetahui alamat rumahnya.