Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharjo mengakui wabah Virus Corona telah berdampak pada kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke daerahnya.
"Di Yogyakarta memang (Virus Corona) sekarang telah membawa dampak walaupun tidak signifikan," katanya di Kantor Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Yogyakarta, Rabu.
Meski beberapa pekan lalu menyatakan Virus Corona belum ada pengaruhnya, menurut Singgih, saat ini dampak itu mulai terasa karena sejumlah negara, termasuk Asia Tenggara telah meminta warganya meningkatkan kewaspadaan.
Bahkan, Singapura telah menaikkan status travel warning dari kuning menjadi orange akibat virus corona.
"Ini berpengaruh terhadap lalu lintas para turis termasuk ke Yogyakarta karena Yogyakarta ini kan penerbangan langsungnya dari Singapura dan Malaysia," kata dia.
Menurut Singgih, dampak tersebut dapat dilihat dari pembatalan maupun penundaan pemesanan kamar hotel di DIY.
Berdasarkan laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, ia menyebutkan penundaan hingga pembatalan pemesanan kamar hotel hingga saat ini memiliki persentase mencapai dua persen.
Pembatalan itu, menurut dia, bukan hanya dilakukan wisatawan China, melainkan juga dari sejumlah negara Eropa dan Asia.
"Kemudian dari Asita (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata) DIY menyampaikan bahwa sudah ada yang membatalkan dan menjadwalkan ulang paket perjalanan wisata. Tidak banyak, tapi saya yakin itu pengaruhnya sudah ada," kata dia.
Menurut Singgih, pengaruh Virus Corona pada industri pariwisata di DIY belum signifikan karena saat ini masih memasuki masa low season atau musim sepi kunjungan yang biasa terjadi pada Januari, Februari, dan Maret setiap tahun.
"Tapi kalau ini berlarut-larut akan menimbulkan dampak yang lebih besar," kata dia.
Meski demikian, Singgih menegaskan tidak akan mengubah target kunjungan wisman tahun ini.
Selama 2020, ia optimistis jumlah wisman di DIY mencapai lebih dari 500.000 orang atau meningkat dari realisasi 2019 sebanyak 433.000 wisman.
"Dengan kondisi seperti ini target 2020 tak berubah. Target tetap," kata Singgih.
Baca juga: Asita DIY khawatirkan penyebaran Virus Corona pengaruhi pariwisata
Ia berharap wisman maupun wisatawan Nusantara (wisnus) tidak ragu datang ke Yogyakarta karena sejumlah upaya antisipasi telah dilakukan, di antaranya dengan mendirikan Posko Waspada Corona bersama Angkasa Pura (AP) I di Terminal B Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
"Selain itu, pokdarwis (kelompok sadar wisata) di DIY juga sudah kami imbau untuk memberlakukan pola hidup bersih dan sehat," kata dia.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono membenarkan bahwa dampak merebaknya virus yang bersumber dari Wuhan, China itu, kini telah dirasakan pelaku bisnis perhotelan di kota gudeg.
"Sampai dengan saat ini ada penundaan dan pembatalan (pemesanan kamar hotel) tapi sangat sedikit sekali. Tidak kurang dari dua persen karena saat ini bulan-bulan low season," kata Deddy.
Baca juga: Industri perjalanan wisata di Yogyakarta terdampak Virus Corona
"Di Yogyakarta memang (Virus Corona) sekarang telah membawa dampak walaupun tidak signifikan," katanya di Kantor Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Yogyakarta, Rabu.
Meski beberapa pekan lalu menyatakan Virus Corona belum ada pengaruhnya, menurut Singgih, saat ini dampak itu mulai terasa karena sejumlah negara, termasuk Asia Tenggara telah meminta warganya meningkatkan kewaspadaan.
Bahkan, Singapura telah menaikkan status travel warning dari kuning menjadi orange akibat virus corona.
"Ini berpengaruh terhadap lalu lintas para turis termasuk ke Yogyakarta karena Yogyakarta ini kan penerbangan langsungnya dari Singapura dan Malaysia," kata dia.
Menurut Singgih, dampak tersebut dapat dilihat dari pembatalan maupun penundaan pemesanan kamar hotel di DIY.
Berdasarkan laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, ia menyebutkan penundaan hingga pembatalan pemesanan kamar hotel hingga saat ini memiliki persentase mencapai dua persen.
Pembatalan itu, menurut dia, bukan hanya dilakukan wisatawan China, melainkan juga dari sejumlah negara Eropa dan Asia.
"Kemudian dari Asita (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata) DIY menyampaikan bahwa sudah ada yang membatalkan dan menjadwalkan ulang paket perjalanan wisata. Tidak banyak, tapi saya yakin itu pengaruhnya sudah ada," kata dia.
Menurut Singgih, pengaruh Virus Corona pada industri pariwisata di DIY belum signifikan karena saat ini masih memasuki masa low season atau musim sepi kunjungan yang biasa terjadi pada Januari, Februari, dan Maret setiap tahun.
"Tapi kalau ini berlarut-larut akan menimbulkan dampak yang lebih besar," kata dia.
Meski demikian, Singgih menegaskan tidak akan mengubah target kunjungan wisman tahun ini.
Selama 2020, ia optimistis jumlah wisman di DIY mencapai lebih dari 500.000 orang atau meningkat dari realisasi 2019 sebanyak 433.000 wisman.
"Dengan kondisi seperti ini target 2020 tak berubah. Target tetap," kata Singgih.
Baca juga: Asita DIY khawatirkan penyebaran Virus Corona pengaruhi pariwisata
Ia berharap wisman maupun wisatawan Nusantara (wisnus) tidak ragu datang ke Yogyakarta karena sejumlah upaya antisipasi telah dilakukan, di antaranya dengan mendirikan Posko Waspada Corona bersama Angkasa Pura (AP) I di Terminal B Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
"Selain itu, pokdarwis (kelompok sadar wisata) di DIY juga sudah kami imbau untuk memberlakukan pola hidup bersih dan sehat," kata dia.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono membenarkan bahwa dampak merebaknya virus yang bersumber dari Wuhan, China itu, kini telah dirasakan pelaku bisnis perhotelan di kota gudeg.
"Sampai dengan saat ini ada penundaan dan pembatalan (pemesanan kamar hotel) tapi sangat sedikit sekali. Tidak kurang dari dua persen karena saat ini bulan-bulan low season," kata Deddy.
Baca juga: Industri perjalanan wisata di Yogyakarta terdampak Virus Corona