Jakarta (ANTARA) - Amerika Serikat pada Jumat lalu mengatakan akan memulai upaya penyaringan di tiga bandar udara Amerika Serikat untuk melacak orang-orang, yang tiba dari Wuhan dan kemungkinan memiliki gejala demam.
Kendati para pakar mengatakan virus baru itu tidak tampak mematikan seperti SARS, tidak banyak yang tahu dari mana virus itu berasal. Juga, tidak ada kejelasan soal apakah penularan bisa terjadi dari manusia ke manusia.
Thailand telah melaporkan ada dua kasus virus tersebut sementara Jepang melaporkan satu kasus.
Baca juga: Thailad menemukan kasus kedua virus dari China
Baca juga: Pulang dari China, pria Jepang terinfeksi virus Korona
Sejauh ini, semua kasus yang muncul berkaitan dengan orang-orang yang tinggal di Wuhan atau yang sempat bepergian ke kota itu.
Virus terbaru itu berasal dari kelompok besar virus Korona, yang termasuk Sindrom Pernapasan Akut (SARS). Sebanyak hampir 800 orang di seluruh dunia meninggal karena SARS selama wabah pada 2002-2003, yang juga dimulai dari China.
Baca juga: China akui sudah dua orang meninggal akibat pneumonia di Wuhan
Kendati para pakar mengatakan virus baru itu tidak tampak mematikan seperti SARS, tidak banyak yang tahu dari mana virus itu berasal. Juga, tidak ada kejelasan soal apakah penularan bisa terjadi dari manusia ke manusia.
Thailand telah melaporkan ada dua kasus virus tersebut sementara Jepang melaporkan satu kasus.
Baca juga: Thailad menemukan kasus kedua virus dari China
Baca juga: Pulang dari China, pria Jepang terinfeksi virus Korona
Sejauh ini, semua kasus yang muncul berkaitan dengan orang-orang yang tinggal di Wuhan atau yang sempat bepergian ke kota itu.
Virus terbaru itu berasal dari kelompok besar virus Korona, yang termasuk Sindrom Pernapasan Akut (SARS). Sebanyak hampir 800 orang di seluruh dunia meninggal karena SARS selama wabah pada 2002-2003, yang juga dimulai dari China.
Baca juga: China akui sudah dua orang meninggal akibat pneumonia di Wuhan