Metro (ANTARA) - Wali Kota Metro Achmad Pairin menyebutkan sedikitnya 1.014 orang warga Kota Metro, Provinsi Lampung, mengalami stunting dan kasus kurang gizi kronis itu paling banyak ditemukan di Kelurahan Yosodadi.
"Jumlahnya segitu. Kalau di Kelurahan Yosodadi 162 yang stunting. Di Kelurahan Rejomulyo ada 49 orang. Kami sedang usahakan supaya bisa tertangani," kata Wali Kota usai membagikan insentif RT dan RW di Kelurahan Yosodadi, Senin.
Untuk pencegahan stunting, kata Pairin, Pemkot Metro menganggarkan Rp400 juta per kelurahan agar penderita gizi kronis tidak bertambah jumlahnya.
"Itu kita anggarkan melalui dana insentif daerah, tetapi itu diprioritaskan di kelurahan yang paling banyak penderitanya," katanya lagi.
Menurutnya, yang paling penting dalam pencegahan stunting yakni memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara mencegahnya.
Baca juga: Nutrisi dan ASI bisa mencegah kekerdilan
"Kita upayakan memberikan pemahaman dulu ke masyarakat. Penyuluhan itu nanti bisa dilakukan lewat kelurahan, posyandu, melalui tatap muka, karena kalau cuma mengandalkan bantuan tidak akan cukup. Salah satunya asupan gizi, kan tidak mungkin setiap hari kita berikan bantuan," katanya.
Selain itu, lanjut Pairin, pemerintah juga memantau ibu hamil dan bayi yang baru lahir, nantinya bayi yang lahir dan panjangnga d ibawah 50 cm akan dirawat dan diberikan asupan gizi supaya pertumbuhanya maksimal.
"Sebelum bayi lahir nanti ada pembinaan pada ibu hamil melalui posyandu. Di posyandu ini masyarakat diberikan pemahaman agar mencukupi gizi selama mengadung dengan begitu juga mereka bisa mencegah terjadinya stunting," paparnya.
Ia menambahkan, dengan diberikan penyuluhan, masyarakat akan faham bagaimana mencegah penyakit tersebut.
"Jadi nanti mereka diberi tahu makanan untuk hamil tiga bulan apa, hamil empat bulan ini dan seterusnya. Jadi tidak ada bertambah lagi penderita stunting," tambahnya.
Baca juga: Ketua PKK Provinsi Lampung dorong kader hapus kasus stunting
"Jumlahnya segitu. Kalau di Kelurahan Yosodadi 162 yang stunting. Di Kelurahan Rejomulyo ada 49 orang. Kami sedang usahakan supaya bisa tertangani," kata Wali Kota usai membagikan insentif RT dan RW di Kelurahan Yosodadi, Senin.
Untuk pencegahan stunting, kata Pairin, Pemkot Metro menganggarkan Rp400 juta per kelurahan agar penderita gizi kronis tidak bertambah jumlahnya.
"Itu kita anggarkan melalui dana insentif daerah, tetapi itu diprioritaskan di kelurahan yang paling banyak penderitanya," katanya lagi.
Menurutnya, yang paling penting dalam pencegahan stunting yakni memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara mencegahnya.
Baca juga: Nutrisi dan ASI bisa mencegah kekerdilan
"Kita upayakan memberikan pemahaman dulu ke masyarakat. Penyuluhan itu nanti bisa dilakukan lewat kelurahan, posyandu, melalui tatap muka, karena kalau cuma mengandalkan bantuan tidak akan cukup. Salah satunya asupan gizi, kan tidak mungkin setiap hari kita berikan bantuan," katanya.
Selain itu, lanjut Pairin, pemerintah juga memantau ibu hamil dan bayi yang baru lahir, nantinya bayi yang lahir dan panjangnga d ibawah 50 cm akan dirawat dan diberikan asupan gizi supaya pertumbuhanya maksimal.
"Sebelum bayi lahir nanti ada pembinaan pada ibu hamil melalui posyandu. Di posyandu ini masyarakat diberikan pemahaman agar mencukupi gizi selama mengadung dengan begitu juga mereka bisa mencegah terjadinya stunting," paparnya.
Ia menambahkan, dengan diberikan penyuluhan, masyarakat akan faham bagaimana mencegah penyakit tersebut.
"Jadi nanti mereka diberi tahu makanan untuk hamil tiga bulan apa, hamil empat bulan ini dan seterusnya. Jadi tidak ada bertambah lagi penderita stunting," tambahnya.
Baca juga: Ketua PKK Provinsi Lampung dorong kader hapus kasus stunting