Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung Ibu Riana Sari Arinal mengajak kadernya untuk menghapuskan kasus stunting atau kurang gizi kronis pada anak di daerah setempat.

"Target saya di PKK ini stunting itu kalau bisa terhapuskan, itu target besar saya di PKK. Kita semua bisa, perempuan bisa, saya yakin kalau perempuan-perempuan sampai tingkat desa bisa mewujudkannya," kata dia, di Lampung Selatan, Rabu.

Pihaknya juga menggandeng Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), terkait penyebaran informasi mengenai pemberian ASI, stunting, dan gizi bagi balita.

Riana berharap para pengurus dan kader PKK, memberikan pencerahan atau penyebaran informasi sehingga masyarakat bisa terhindar dari stunting.


Stunting, menurut Riana, dimulai dari kehamilan, terutama gizi ibu hamil.

"Ibu hamil itu harus bahagia, walau di tengah kesederhanaan hidupnya tetapi dia harus bahagia, harus terpenuhi gizinya, di sinilah peran PKK," ujar Riana

Riana mengatakan tidak hanya saat mengandung, setelah melahirkan pun para ibu juga harus mengkonsumsi makanan bergizi untuk menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) yang baik bagi bayinya.

"Setelah melahirkan harus diberikan ASI yang berkualitas, sang ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi," katanya.

Riana juga meminta kader PKK mengedukasi masyarakat betapa pentingnya pencegahan stunting.

Di sisi lain, Riana mengimbau kepada kalangan perempuan untuk melakukan pemeriksaan diri sejak dini sebagai upaya pencegahan kanker yang muncul pada leher rahim wanita (kanker serviks) melaui IVA.

Sementara itu, Plt. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lampung Selatan Winarni Nanang Ermanto mengatakan penanganan kanker serviks dapat dilakukan dengan pembinaan agar terjalin gerakan bersama, menyeluruh dan berkesinambungan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker terutama kanker serviks.

"Dengan deteksi dini melalui pemeriksaan pap smear atau IVA. Metode IVA ini efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks sebesar 85 persen," ujar Winarni.

Winarni meminta kader PKK agar memperhatikan serius masalah stunting dan bersama sama mencegahnya. Sehingga kasus stunting ini bisa hilang atau setidaknya dapat berkurang di wilayah Kabupaten Lampung Selatan.

Berdasarkan hasil dari turunan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang disebut Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2014 dari Kementerian Kesehatan, di level kabupaten/kota terhadap prevalensi balita sangat pendek dan pendek.

Kabupaten Lampung Selatan sendiri, di tahun 2013 dengan angka 43,01 persen, namun di tahun 2018 angka tersebut turun menjadi 29,08 persen.

Pewarta : Agus Wira Sukarta
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024