Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Probolinggo berharap Festival Jathilan yang digelar di lereng Gunung Bromo menjadi daya tarik bagi wisatawan asing untuk lebih lama berkunjung di kawasan pariwisata Bromo.
"Saya harap Festival Jathilan Bromo juga akan mampu melahirkan kreasi-kreasi seni yang apik sehingga menarik minat wisatawan asing untuk datang menyaksikan seperti pada pagelaran Tari Gandrung Banyuwangi," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo Yulius Christian di Probolinggo, Minggu.
Festival Jathilan Gunung Bromo 2019 dimeriahkan penampilan jathilan dari Kabupaten Lumajang, Banyuwangi dan Yogyakarta yang naratif dan memiliki ciri khasnya masing-masing sehingga memukau para wisatawan di tribun penonton Amphitheater Bromo, pada Sabtu (28/9) sore.
Dalam festival tersebut, terdapat pula penampilan sendratari Jathilan Majapahit yang dikolaborasikan bersama tari Kiprah Glipang. Sendratari tersebut mengisahkan tentang kegagahan militer Majapahit pada puncak pementasan selain adegan syakral Patih Gajah Mada mengucapkan sumpah amukti palapa.
"Performa Jathilan khas Lumajang adalah salah satu yang cukup dinantikan oleh para penonton karena sangat murni seni tari jaranan khas Jawa Timur. Kekhasan itu ditunjukkan dengan bagaimana mereka para penari berlari dan bergerak seakan membawa penonton masuk ke dalam kisah sosok prajurit gagah berani yang sedang berlaga di atas kuda," kata Yulius.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut menyaksikan Festival Jathilan Gunung Bromo 2019 mengatakan tren lama kunjungan wisatawan Eropa ke Indonesia rata-rata selama 14 hari, yakni dua hari di Candi Borobudur, satu hari di Gunung Bromo dan Kawah Ijen, sedangkan 10 hari sisanya akan dihabiskan di Pulau Bali.
"Pekerjaan rumah kami adalah bagaimana ke depan, untuk bisa mengajak para wisatawan terutama dari Eropa, agar mau berwisata di Gunung Bromo lebih lama. Paling tidak menjadi dua hari, syukur-syukur jika destinasi wisata lain bisa disambungkan," ujar Khofifah.
Festival Jathilan Bromo yang diupayakan Pemerintah Jawa Timur sebagai agenda wisata rutin di kawasan Gunung Bromo selaras dengan salah satu program pemerintah pusat tentang kawasan Bromo Tengger Semeru menjadi proyek strategis nasional. Proyek itu diharapkan berdampak langsung bagi masyarakat di Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang.
"Saya harap Festival Jathilan Bromo juga akan mampu melahirkan kreasi-kreasi seni yang apik sehingga menarik minat wisatawan asing untuk datang menyaksikan seperti pada pagelaran Tari Gandrung Banyuwangi," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo Yulius Christian di Probolinggo, Minggu.
Festival Jathilan Gunung Bromo 2019 dimeriahkan penampilan jathilan dari Kabupaten Lumajang, Banyuwangi dan Yogyakarta yang naratif dan memiliki ciri khasnya masing-masing sehingga memukau para wisatawan di tribun penonton Amphitheater Bromo, pada Sabtu (28/9) sore.
Dalam festival tersebut, terdapat pula penampilan sendratari Jathilan Majapahit yang dikolaborasikan bersama tari Kiprah Glipang. Sendratari tersebut mengisahkan tentang kegagahan militer Majapahit pada puncak pementasan selain adegan syakral Patih Gajah Mada mengucapkan sumpah amukti palapa.
"Performa Jathilan khas Lumajang adalah salah satu yang cukup dinantikan oleh para penonton karena sangat murni seni tari jaranan khas Jawa Timur. Kekhasan itu ditunjukkan dengan bagaimana mereka para penari berlari dan bergerak seakan membawa penonton masuk ke dalam kisah sosok prajurit gagah berani yang sedang berlaga di atas kuda," kata Yulius.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut menyaksikan Festival Jathilan Gunung Bromo 2019 mengatakan tren lama kunjungan wisatawan Eropa ke Indonesia rata-rata selama 14 hari, yakni dua hari di Candi Borobudur, satu hari di Gunung Bromo dan Kawah Ijen, sedangkan 10 hari sisanya akan dihabiskan di Pulau Bali.
"Pekerjaan rumah kami adalah bagaimana ke depan, untuk bisa mengajak para wisatawan terutama dari Eropa, agar mau berwisata di Gunung Bromo lebih lama. Paling tidak menjadi dua hari, syukur-syukur jika destinasi wisata lain bisa disambungkan," ujar Khofifah.
Festival Jathilan Bromo yang diupayakan Pemerintah Jawa Timur sebagai agenda wisata rutin di kawasan Gunung Bromo selaras dengan salah satu program pemerintah pusat tentang kawasan Bromo Tengger Semeru menjadi proyek strategis nasional. Proyek itu diharapkan berdampak langsung bagi masyarakat di Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang.