Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkuat kerja sama Joint Lab on Biotechnology dengan Zhejiang University di Hangzhou, China, dalam penerapan teknologi industri farmasi untuk pengembangan enzim dan obat herbal yang telah mulai dijalankan Juni tahun lalu.
Menurut siaran pers dari BPPT yang diterima di Jakarta, Sabtu, berkenaan dengan program laboratorium bioteknologi bersama yang akan berjalan sampai 2020 tersebut telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian implementasi kerja sama terkait pengembangan obat herbal, enzim, dan bio-pestisida pada April 2019.
Kepala BPPT Hammam Riza berharap inovasi teknologi bisa menjadi elemen pendorong hilirisasi industri. "Kami ingin menjadikan inovasi teknologi sebagai akselerator untuk pertumbuhan ekonomi, leapfrogging," tutur Hammam.
Perjanjian kerja sama antara BPPT dan Zhejiang University dalam program Joint Lab on Biotechnology ditandatangani di Hangzhou, China, pada 23 April 2019. Kolaborasi itu meliputi penelitian bersama dan transfer teknologi yang melibatkan kemitraan dengan industri terkait dari China dan Indonesia.
Dalam penelitian bersama, Direktur Pusat Teknologi Bioindustri BPPT Asep Riswoko mengatakan, kerja sama difokuskan pada pengembangan produk bio-pestisida untuk kelapa sawit, pengembangan teknologi formulasi sistem pelepasan obat curcumin sebagai agen pelindung hati, dan pengembangan teknologi produksi ekstrak terstandar Dragon blood.
Sedangkan kerja sama pengembangan produk enzim difokuskan pada transfer teknologi produksi enzim phytase dalam industri pakan.
Wakil Presiden Zhejiang University Wang Lizhong mendorong perluasan kerja sama di berbagai bidang keilmuan, termasuk kelautan dan farmasi, antara lembaga penelitian dua negara.
Hamam mengatakan bahwa lembaganya juga mempromosikan pertemuan bisnis di Indonesia yang melibatkan universitas di Tiongkok, lembaga penelitian dan mitra industri dari kedua negara untuk mendukung pengembangan produksi enzim dan obat herbal.
Ia mengatakan, saat ini sudah ada mitra industri dari China dan Indonesia yang menjalin kerja sama dalam kerangka program laboratorium bersama, yakni PT Pachira Distrinusa dengan Qingdao Vland Biotech Group Co. Ltd yang terlibat dalam pengembangan enzim phytase untuk industri pakan serta transfer teknologinya.
Selain itu ada kerja sama antara PT Nudira Sumberdaya Indonesia dan Zhejiang Conba Pharmaceutical Co. Ltd untuk mengembangkan obat herbal, termasuk teknologi ekstraksi, produksi, dan komersialisasi produk herbal berbasis Dragon blood yang melibatkan BPPT dan Zhejiang University.
Menurut siaran pers dari BPPT yang diterima di Jakarta, Sabtu, berkenaan dengan program laboratorium bioteknologi bersama yang akan berjalan sampai 2020 tersebut telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian implementasi kerja sama terkait pengembangan obat herbal, enzim, dan bio-pestisida pada April 2019.
Kepala BPPT Hammam Riza berharap inovasi teknologi bisa menjadi elemen pendorong hilirisasi industri. "Kami ingin menjadikan inovasi teknologi sebagai akselerator untuk pertumbuhan ekonomi, leapfrogging," tutur Hammam.
Perjanjian kerja sama antara BPPT dan Zhejiang University dalam program Joint Lab on Biotechnology ditandatangani di Hangzhou, China, pada 23 April 2019. Kolaborasi itu meliputi penelitian bersama dan transfer teknologi yang melibatkan kemitraan dengan industri terkait dari China dan Indonesia.
Dalam penelitian bersama, Direktur Pusat Teknologi Bioindustri BPPT Asep Riswoko mengatakan, kerja sama difokuskan pada pengembangan produk bio-pestisida untuk kelapa sawit, pengembangan teknologi formulasi sistem pelepasan obat curcumin sebagai agen pelindung hati, dan pengembangan teknologi produksi ekstrak terstandar Dragon blood.
Sedangkan kerja sama pengembangan produk enzim difokuskan pada transfer teknologi produksi enzim phytase dalam industri pakan.
Wakil Presiden Zhejiang University Wang Lizhong mendorong perluasan kerja sama di berbagai bidang keilmuan, termasuk kelautan dan farmasi, antara lembaga penelitian dua negara.
Hamam mengatakan bahwa lembaganya juga mempromosikan pertemuan bisnis di Indonesia yang melibatkan universitas di Tiongkok, lembaga penelitian dan mitra industri dari kedua negara untuk mendukung pengembangan produksi enzim dan obat herbal.
Ia mengatakan, saat ini sudah ada mitra industri dari China dan Indonesia yang menjalin kerja sama dalam kerangka program laboratorium bersama, yakni PT Pachira Distrinusa dengan Qingdao Vland Biotech Group Co. Ltd yang terlibat dalam pengembangan enzim phytase untuk industri pakan serta transfer teknologinya.
Selain itu ada kerja sama antara PT Nudira Sumberdaya Indonesia dan Zhejiang Conba Pharmaceutical Co. Ltd untuk mengembangkan obat herbal, termasuk teknologi ekstraksi, produksi, dan komersialisasi produk herbal berbasis Dragon blood yang melibatkan BPPT dan Zhejiang University.