Banjarbaru (ANTARA) - Kebakaran lahan di sekitar Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kalimantan Selatan terus terjadi sehingga jarak pandang hanya 10 meter.
"Ada tujuh jadwal keberangkatan yang ditunda pagi tadi. Kemudian yang mau mendarat juga tak bisa dan harus tertunda keberangkatan di bandara asal," kata General Manager Bandara Syamsudin Noor Indah Preastuty di Banjarbaru, Senin.
Dari data pantauan jarak pandang petugas bandara, pada pukul 05.30 WITA landasan pacu hanya 50 meter. Kemudian bergeser pukul 05.40 WITA hanya 10 meter.
Selanjutnya memasuki pukul 06.00 WITA, jarak pandang 200 meter, pukul 06.30 WITA 400 meter, pukul 07.15 WITA 450 meter dan pukul 07.30 WITA 500 meter.
"Pesawat baru bisa lepas landas ketika memasuki sekitar pukul 08.30 WITA saat jarak pandang 1.500 meter," ungkap Indah.
Kebakaran lahan gambut di kawasan Guntung Damar di Kelurahan Guntung Payung serta Jalan Tegal Arum, Kelurahan Syamsudin Noor memang jadi penyebab utama kabut asap di sekitar bandara.
Asap pekat biasanya menyerang di pagi hari. Kemudian pada siang hari sempat menghilang dan kembali muncul menjelang petang dan malam hari.
Api seakan begitu sulit dipadamkan petugas karena kerap kali kembali muncul pada siang hari ketika terik panas matahari.
Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Wahyuddin mengakui, segala cara sudah dilakukan untuk melakukan pemadaman. Selain penyiraman langsung pada titik api yang muncul, Satgas Karhutla gabungan Provinsi Kalimantan Selatan sedang membuat kanal-kanal tambahan untuk mengalirkan air dari Waduk Riam Kanan ke area lahan terbakar di sekitar bandara.
"Harapan kami, lahan di sini benar-benar tergenang air dan dapat dilakukan pembasahan dari dalam tanah. Karena lahan gambut yang terbakar mempunyai kedalaman titik api hingga dua meter," jelasnya.
"Ada tujuh jadwal keberangkatan yang ditunda pagi tadi. Kemudian yang mau mendarat juga tak bisa dan harus tertunda keberangkatan di bandara asal," kata General Manager Bandara Syamsudin Noor Indah Preastuty di Banjarbaru, Senin.
Dari data pantauan jarak pandang petugas bandara, pada pukul 05.30 WITA landasan pacu hanya 50 meter. Kemudian bergeser pukul 05.40 WITA hanya 10 meter.
Selanjutnya memasuki pukul 06.00 WITA, jarak pandang 200 meter, pukul 06.30 WITA 400 meter, pukul 07.15 WITA 450 meter dan pukul 07.30 WITA 500 meter.
"Pesawat baru bisa lepas landas ketika memasuki sekitar pukul 08.30 WITA saat jarak pandang 1.500 meter," ungkap Indah.
Kebakaran lahan gambut di kawasan Guntung Damar di Kelurahan Guntung Payung serta Jalan Tegal Arum, Kelurahan Syamsudin Noor memang jadi penyebab utama kabut asap di sekitar bandara.
Asap pekat biasanya menyerang di pagi hari. Kemudian pada siang hari sempat menghilang dan kembali muncul menjelang petang dan malam hari.
Api seakan begitu sulit dipadamkan petugas karena kerap kali kembali muncul pada siang hari ketika terik panas matahari.
Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Wahyuddin mengakui, segala cara sudah dilakukan untuk melakukan pemadaman. Selain penyiraman langsung pada titik api yang muncul, Satgas Karhutla gabungan Provinsi Kalimantan Selatan sedang membuat kanal-kanal tambahan untuk mengalirkan air dari Waduk Riam Kanan ke area lahan terbakar di sekitar bandara.
"Harapan kami, lahan di sini benar-benar tergenang air dan dapat dilakukan pembasahan dari dalam tanah. Karena lahan gambut yang terbakar mempunyai kedalaman titik api hingga dua meter," jelasnya.