Jakarta (ANTARA LAMPUNG) - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Fachmi Idris mengatakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat telah melindungi masyarakat dari penyakit berbiaya mahal.

"Pengeluaran masyarakat untuk iuran JKN-KIS dapat dianggap sebagai investasi karena JKN-KIS terbukti mampu melindungi keluarga dari kemiskinan akibat penyakit berbiaya mahal," kata Fachmi di Jakarta, Kamis (7/12).

Dari angka sementara yang dirilis Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI, pada 2016 JKN-KIS telah menyelamatkan 1,16 juta orang dari kemiskinan. Disebutkan juga JKN-KIS telah melindungi 14,5 juta orang miskin dari kondisi kemiskinan yang lebih parah.

Fachmi mencontohkan kasus pasien gagal ginjal yang harus melakukan cuci darah dua kali dalam seminggu selama seumur hidupnya.

"Sekali cuci darah Rp1 juta, sebulan bisa Rp8 juta, setahun Rp96 juta. Bayangkan biaya yang dikeluarkan kalau tidak pakai BPJS Kesehatan," terang Fachmi.

Sementara itu, pada 2016, pemanfaatan program JKN-KIS mencapai 192,9 juta kunjungan atau kasus, yaitu terdiri dari 134,9 juta kunjungan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama seperti puskesmas; dokter praktik perorangan; dan klinik pratama/swasta; termasuk angka rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

Serta 50,4 juta kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan seperti poliklinik rumah sakit dan 7,65 juta kasus rawat inap tingkat lanjutan di rumah sakit.

"Faktanya, tak ada layanan publik yang bisa memuaskan 100 perse customer-nya karena tingkat kepuasan setiap orang berbeda. Dari 186 juta jiwa peserta JKN-KIS, pasti ada beberapa orang yang kurang puas. Namun jangan lantas kita mengabaikan peserta yang terlayani dan sudah merasakan manfaat JKN-KIS," kata Fachmi.

Dia menjelaskan total pemanfaatan JKN-KIS selama 3,5 tahun mencapai 522,9 juta pemanfaatan. Artinya, dalam sehari ada 415 ribu pemanfaatan JKN-KIS, baik di FKTP maupun di rumah sakit.

Pada 2016, tingkat kepuasan peserta JKN-KIS mencapai 78.6 persen, lebih tinggi daripada target yang dipatok pemerintah yaitu sebesar 75 persen.

Hingga 1 Desember 2017, jumlah peserta JKN-KIS telah mencapai 186.602.571 jiwa.

BPJS Kesehatan juga telah bermitra dengan 21.514 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdiri atas 9.839 Puskesmas, 4.828 dokter praktik perorangan, 5.645 klinik pratama, 16 RS Kelas D Pratama, serta 1.186 dokter gigi.

Sementara di tingkat rujukan, BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 5.651 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 2.271 rumah sakit dan klinik utama, 2.362 apotek, dan 1.018 optik.

(ANTARA)


Pewarta : Aditya Ramadhan
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024