Bandarlampung (Antara Lampung)- Kopi organik Kabupaten Lampung Barat semakin diminati konsumen di tengah merosotnya permintaas atas kopi luwak setempat, sementara stoknya masih terbatas karena masih sedikit petani yang membudidayakan kopi organik.
    
Menurut Sukardi, salah satu produsen kopi bubuk organik dan luwak di Kabupaten Lampung Barat, Jumat, stok biji kopi organik terbatas meski budi daya kopi di Kabupaten Lampung Barat berlangsung secara besar-besaran.
    
"Lebih mudah menyediakan stok kopi bubuk luwak daripada kopi organik. Padahal hampir 70 persen luas Kabupaten Lampung Barat masih berupa terbuka hijau yang banyak ditanami kopi," katanya.
    
Ia menyebutkan mampu menyediakan stok kopi bubuk organik sebanyak 100 kg per bulan, sedang kopi bubuk luwak bisa jauh di atas angka itu asalkan ada permintaan.
    
"Lebih mudah menyediakan stok kopi luwak dibandingkan kopi organik. Permintaan atas kopi luwak cenderung turun, sedang permintaan atas kopi organik malah naik dan dicari terus," katanya.
    
Ia menyebutkan harga kopi bubuk biasa di Kabupaten Lampung Barat berkisar Rp50.000- Rp60.000/kg, kopi organik berkisar Rp100.000- Rp150.000/kg, dan kopi bubuk luwak berkisar Rp500.000-Rp700.000/kg.
    
Kesulitan mendapatkan biji kopi organik disebabkan kebiasaan petani yang masih mengejar produksi dalam membudidayakan tanaman kopi, sehingga digunakan pupuk kimia dan obat anti hama yang bukan alami.
    
Selain itu, produsen kopi organik juga dihadapkan masalah sertifikasi produk kopi organik mereka.
    
"Karena belum ada sertifikat organik itu, kami agak kurang percaya juga untuk memasarkan produk bubuk kopi organik tersebut. Meski tanpa sertifikat, permintaan atas kopi bubuk organik tetap tinggi," katanya.

ANTARA

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024