Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo mengingatkan pemerintah agar memperhatikan nasib petani untuk menjamin keberlangsungan ketahanan pangan di Indonesia.
"Tidak hanya di Lampung, seluruh negeri ini harus peduli pada kesejahteraan para petani yang menjadi penyangga kedaulatan pangan," ujar Hary Tanoesoedibjo, di Bandarlampung, Rabu.
Menurut dia, generasi penerus di sektor pertanian secara masif adalah anak-anak para petani yang masih terus berproduksi di bidangnya.
"Miskin atau kekurangan pendapatan petani akan memperburuk keinginan generasi penerus untuk tetap menjadi petani yang menjadi tulang punggung negeri ini," katanya lagi.
Karena itu, untuk menciptakan generasi penerus petani tersebut, ia menjelaskan, pemerintah diharuskan memiliki pemahaman dan perhatian khusus terhadap peningkatan kesejahteraan petani.
"Kalau melihat orang tuanya miskin, maka dijamin tidak ada lagi yang mau menjadi penerusnya dan mau menggarap sawah atau lahan pertanian hanya untuk menjadi miskin dan kekurangan," katanya.
Terkait kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), HT menilai, masyarakat Indonesia masih belum siap menghadapi perubahan tersebut.
"Saya lihat berbagai penurunan di sektor produksi khususnya di sisi ekspor turun hingga Rp2,5 triliun, ini menjadi pukulan yang sangat mempengaruhi kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Penurunan di sektor produksi, katanya lagi, akan berdampak pada penurunan jumlah pegawai atau pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai perusahaan.
"Penopang perekonomian negeri ini sedang terpuruk, sehingga perlu upaya serius dalam mengahadapi persoalan bangsa tanpa dipolitisasi penyelesaiannya," ujarnya lagi.
Ke depan pihaknya akan terus memberikan pemahaman dengan berbagai program yang menyentuh masyarakat sebagai penunjang peningkatan skill atau pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi perubahan ekonomi negeri.
"Bantuan terhadap pelaku UMKM, petani dalam peningkatan kualitas produksinya diharapkan dapat membantu peningkatan kesejahteraan mereka," katanya.
"Tidak hanya di Lampung, seluruh negeri ini harus peduli pada kesejahteraan para petani yang menjadi penyangga kedaulatan pangan," ujar Hary Tanoesoedibjo, di Bandarlampung, Rabu.
Menurut dia, generasi penerus di sektor pertanian secara masif adalah anak-anak para petani yang masih terus berproduksi di bidangnya.
"Miskin atau kekurangan pendapatan petani akan memperburuk keinginan generasi penerus untuk tetap menjadi petani yang menjadi tulang punggung negeri ini," katanya lagi.
Karena itu, untuk menciptakan generasi penerus petani tersebut, ia menjelaskan, pemerintah diharuskan memiliki pemahaman dan perhatian khusus terhadap peningkatan kesejahteraan petani.
"Kalau melihat orang tuanya miskin, maka dijamin tidak ada lagi yang mau menjadi penerusnya dan mau menggarap sawah atau lahan pertanian hanya untuk menjadi miskin dan kekurangan," katanya.
Terkait kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), HT menilai, masyarakat Indonesia masih belum siap menghadapi perubahan tersebut.
"Saya lihat berbagai penurunan di sektor produksi khususnya di sisi ekspor turun hingga Rp2,5 triliun, ini menjadi pukulan yang sangat mempengaruhi kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Penurunan di sektor produksi, katanya lagi, akan berdampak pada penurunan jumlah pegawai atau pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai perusahaan.
"Penopang perekonomian negeri ini sedang terpuruk, sehingga perlu upaya serius dalam mengahadapi persoalan bangsa tanpa dipolitisasi penyelesaiannya," ujarnya lagi.
Ke depan pihaknya akan terus memberikan pemahaman dengan berbagai program yang menyentuh masyarakat sebagai penunjang peningkatan skill atau pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi perubahan ekonomi negeri.
"Bantuan terhadap pelaku UMKM, petani dalam peningkatan kualitas produksinya diharapkan dapat membantu peningkatan kesejahteraan mereka," katanya.