Waykanan, Lampung, (ANTARA Lampung) - Fire Chalcedony atau anggur api merupakan batu endemik dari Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, kini mulai diminati pecinta batu akik karena keunikannya.
"Batu tersebut memiliki fenomena unik, mempunyai gewang atau releksi cahaya menyerupai lidah api. Karena itu, berdasarkan rembugan sejumlah pecinta batu akik di Lampung dinamakan batu anggur lidah api atau fire chalcedony," ujar Khairul Huda warga Kecamatan Blambangan Umpu, di Waykanan, Jumat.
Pecinta batu akik lanjutnya, sudah banyak yang memesan baik bahan maupun yang telah menjadi batu cincin
Batu tersebut akan diluncurkan pada Februari 2015 di Kota Bandarlampung, ibukota Provinsi Lampung. Taglinenya, "Jangan bilang dari Lampung kalau belum punya batu anggur api".
"Dari Lampung itu bisa berarti asal daerah Lampung, atau juga berkunjung ke daerah Lampung. Tujuan tagline tersebut, tentu ajakan dan berkaitan dengan pemasaran," katanya.
Dalam setiap penjualan batu yang memiliki tingkat kekerasan 6-7 skala mohs sebagaimana batu jenis chalcedony lainnya itu, maka 50 persen dari keuntungan bersih, demikian Huda menambahkan, akan disumbangkan untuk anak yatim piatu.
"Jumlah tersebut lebih dari yang ditentukan dalam ajaran Islam, yakni 2,5 persen. Kami mengajak masyarakat Lampung dan Indonesia bersedekah dengan wasilah atau lantaran batu anggur api," ujarnya.
Varian warna fire chalcedony ujar pemilik Nusantara Gemstone itu melanjutkan, cukup beragam, ada yang clear atau bening , milky atau susu, kuning, oranye, sunkist, light yellow, light orange, orson atau antara kuning dan merah, kemudian merah kekuning-kuningan, merah, light purple dan light grey.
"Pada 20 Oktober 2014 Nusantara Gemstone bersama 331 Gems' Stone yang dipimpin Aden Agung melakukan ekspedisi di sejumlah sungai di Waykanan, salah satunya ialah sungai Way Umpu," ujarnya.
Kabupaten Waykanan merupakan daerah di ujung utara Provinsi Lampung yang selama ini dikenal dengan batu fosil kayu, batu jenis teratai atau sarang tawon, batu aren, batu lumut dan panca warna.
"Bahan batu Waykanan yang sering menjadi objek eksplorasi daerah lain selama ini adalah batu-batu jenis yang saya sebutkan itu. Tapi khusus untuk anggur api belum pernah, kalau pun ada, bahannya dibawa tapi tidak tahu jika bahan itu anggur api," katanya pula.
Fire chalcedony atau batu anggur api menurut Sekretaris Badan Kepegawaian dan Diklat Pemerintah Kabupaten Waykanan itu menambahkan, tidak memiliki tingkat kesulitan berarti dalam pengolahannya, asal sudah biasa mengolah batu akik jenis anggur pasti bisa juga mengolahnya.
Kendati belum diluncurkan, tetapi animo masyarakat terhadap batu anggur api tersebut tersebut sangat positif. "Bahan maupun batu siap pakai sudah banyak mengalir kendati batu tersebut belum diluncrukan," jelasnya.
"Kita pamerkan di Lotus Mal Lampung pada 24 Desember 2014 hingga 4 Januari 2015 untuk memperkenalkan terlebih dahulu, supaya orang cinta dulu, karena tak kenal maka tak sayang," ujar pemilik gelar adat Lampung Tuan Pemimpin itu pula.
Batu anggur api tersebut menurut Huda memang unik, jarang sekali ditemukan di daerah lain batu yang memiliki refleksi cahaya lidah api mirip gewang batu fire opal.
"Batu anggur api keras, beda dengan fire opal, namun gewangnya mirip fire opal. Dan inilah yang menjadi ciri khasnya batu anggur api Lampung tersebut," katanya.
Karena itu, tambahnya, batu dengan fenomena lidah api ini akan dimunculkan ke publik pada 2015, tepatnya bulan Februari dengan lokasi yang direncanakan di mall Bumi Kedaton yang akan digunakan sebagai pameran batu tingkat nasional.
"Batu tersebut memiliki fenomena unik, mempunyai gewang atau releksi cahaya menyerupai lidah api. Karena itu, berdasarkan rembugan sejumlah pecinta batu akik di Lampung dinamakan batu anggur lidah api atau fire chalcedony," ujar Khairul Huda warga Kecamatan Blambangan Umpu, di Waykanan, Jumat.
Pecinta batu akik lanjutnya, sudah banyak yang memesan baik bahan maupun yang telah menjadi batu cincin
Batu tersebut akan diluncurkan pada Februari 2015 di Kota Bandarlampung, ibukota Provinsi Lampung. Taglinenya, "Jangan bilang dari Lampung kalau belum punya batu anggur api".
"Dari Lampung itu bisa berarti asal daerah Lampung, atau juga berkunjung ke daerah Lampung. Tujuan tagline tersebut, tentu ajakan dan berkaitan dengan pemasaran," katanya.
Dalam setiap penjualan batu yang memiliki tingkat kekerasan 6-7 skala mohs sebagaimana batu jenis chalcedony lainnya itu, maka 50 persen dari keuntungan bersih, demikian Huda menambahkan, akan disumbangkan untuk anak yatim piatu.
"Jumlah tersebut lebih dari yang ditentukan dalam ajaran Islam, yakni 2,5 persen. Kami mengajak masyarakat Lampung dan Indonesia bersedekah dengan wasilah atau lantaran batu anggur api," ujarnya.
Varian warna fire chalcedony ujar pemilik Nusantara Gemstone itu melanjutkan, cukup beragam, ada yang clear atau bening , milky atau susu, kuning, oranye, sunkist, light yellow, light orange, orson atau antara kuning dan merah, kemudian merah kekuning-kuningan, merah, light purple dan light grey.
"Pada 20 Oktober 2014 Nusantara Gemstone bersama 331 Gems' Stone yang dipimpin Aden Agung melakukan ekspedisi di sejumlah sungai di Waykanan, salah satunya ialah sungai Way Umpu," ujarnya.
Kabupaten Waykanan merupakan daerah di ujung utara Provinsi Lampung yang selama ini dikenal dengan batu fosil kayu, batu jenis teratai atau sarang tawon, batu aren, batu lumut dan panca warna.
"Bahan batu Waykanan yang sering menjadi objek eksplorasi daerah lain selama ini adalah batu-batu jenis yang saya sebutkan itu. Tapi khusus untuk anggur api belum pernah, kalau pun ada, bahannya dibawa tapi tidak tahu jika bahan itu anggur api," katanya pula.
Fire chalcedony atau batu anggur api menurut Sekretaris Badan Kepegawaian dan Diklat Pemerintah Kabupaten Waykanan itu menambahkan, tidak memiliki tingkat kesulitan berarti dalam pengolahannya, asal sudah biasa mengolah batu akik jenis anggur pasti bisa juga mengolahnya.
Kendati belum diluncurkan, tetapi animo masyarakat terhadap batu anggur api tersebut tersebut sangat positif. "Bahan maupun batu siap pakai sudah banyak mengalir kendati batu tersebut belum diluncrukan," jelasnya.
"Kita pamerkan di Lotus Mal Lampung pada 24 Desember 2014 hingga 4 Januari 2015 untuk memperkenalkan terlebih dahulu, supaya orang cinta dulu, karena tak kenal maka tak sayang," ujar pemilik gelar adat Lampung Tuan Pemimpin itu pula.
Batu anggur api tersebut menurut Huda memang unik, jarang sekali ditemukan di daerah lain batu yang memiliki refleksi cahaya lidah api mirip gewang batu fire opal.
"Batu anggur api keras, beda dengan fire opal, namun gewangnya mirip fire opal. Dan inilah yang menjadi ciri khasnya batu anggur api Lampung tersebut," katanya.
Karena itu, tambahnya, batu dengan fenomena lidah api ini akan dimunculkan ke publik pada 2015, tepatnya bulan Februari dengan lokasi yang direncanakan di mall Bumi Kedaton yang akan digunakan sebagai pameran batu tingkat nasional.