Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Sejumlah ruas jalan menuju desa-desa di pedalaman Kabupaten Lampung Tengah terancam terputus akibat kerusakan jalan yang semakin parah saat musim hujan.
Hasil pemantauan langsung di lapangan sepanjang Minggu hingga Senin, menunjukkan ruas jalan menuju desa yang kondisinya semakin parah itu antara lain di Desa Kotabatu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah, sekitar 100 km sebelah barat laut Kota Bandarlampung.
Kepala Desa (Kades) Kotabatu, Suwarno, dan Sekretaris Desa Saipul, yang dihubugi secara terpisah mengakui kondisi jalan di desanya rusak parah, apalagi saat musim hujan tiba.
"Kami sebetulnya sudah mengirim surat berkali-kali, baik ke Bupati maupun DPRD, namun realisasinya masih belum," katanya.
Namun demikian, kata Warno lagi, pihaknya sudah berupaya secara bergotongroyong mencari batu guna untuk menimbun ruas jalan yang rusak itu agar lalu lintas, terutama kendaraan roda dua dan roda empat tetap bisa melintas.
Warno atas nama warganya juga sangat mengharapkan agar pemerintah kabupaten dan provinsi dapat memperbaiki jalan di desanya itu.
Hal itu karena Desa Kotabatu merupakan daerah penghasil sejumlah komoditas pertanian dan perkebunan yang potensial, seperti padi, kopi, coklat, pisang, kelapa, palawija, serta buah-buahan, bahkan ada pula objek wisata Air terjun, Bendungan Alam.
Sementara itu, hasil pemantauan di lapangan menunjukkan, jalan menuju Desa Kotabatu itu banyak kerusakan di turunan dan tanjakan, terutama jika hujan turun.
Sejumlah pengemudi kendaraan pribadi roda empat, kendaraan carteran penumpang, dan kendaraan angkutan barang baik truk maupun pickup mengaku sangat kesulitan jika melintas di sana.
Pada menjelang perayaan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012, warga di sana terpaksa menimbun jalan yang rusak itu dengan kulit (sekam) padi bekas penggilingan agar lubang jalan di tanjakan dan turunan itu tidak licin dan kendaraan tidak terjebak saat melintas.
"Untung ada yang berinisiatif menimbun lubang jalan yang licin ini dengan kulit padi, kalau tidak kendaraan kami tidak bisa melintas," kata seorang pegemudi minibus, Udin (35).
Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dalam refleksi akhir tahun 2011, mengatakan, salah satu permasalahan yang menonjol di Lampung pada tahun 2011 adalah jalan rusak dan keterbatasan air bersih di perkotaan.
Menurut gubernur, pemerintah Provinsi Lampung menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Lampung karena belum mampu memperbaiki seluruh kerusakan jalan karena dana yang tersedia hanya sekitar 14,34 persen dari total kebutuhan ideal untuk perbaikan seluruh jalan, yaitu sebesar Rp3.105,29 miliar.
Panjang jalan nasional di Provinsi Lampung totalnya adalah 1.159,57 km, kondisi jalan sampai dengan Bulan November 2011 sebesar 92,58 persen, dan tidak mantap 7,42 persen. (Ant)
Hasil pemantauan langsung di lapangan sepanjang Minggu hingga Senin, menunjukkan ruas jalan menuju desa yang kondisinya semakin parah itu antara lain di Desa Kotabatu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah, sekitar 100 km sebelah barat laut Kota Bandarlampung.
Kepala Desa (Kades) Kotabatu, Suwarno, dan Sekretaris Desa Saipul, yang dihubugi secara terpisah mengakui kondisi jalan di desanya rusak parah, apalagi saat musim hujan tiba.
"Kami sebetulnya sudah mengirim surat berkali-kali, baik ke Bupati maupun DPRD, namun realisasinya masih belum," katanya.
Namun demikian, kata Warno lagi, pihaknya sudah berupaya secara bergotongroyong mencari batu guna untuk menimbun ruas jalan yang rusak itu agar lalu lintas, terutama kendaraan roda dua dan roda empat tetap bisa melintas.
Warno atas nama warganya juga sangat mengharapkan agar pemerintah kabupaten dan provinsi dapat memperbaiki jalan di desanya itu.
Hal itu karena Desa Kotabatu merupakan daerah penghasil sejumlah komoditas pertanian dan perkebunan yang potensial, seperti padi, kopi, coklat, pisang, kelapa, palawija, serta buah-buahan, bahkan ada pula objek wisata Air terjun, Bendungan Alam.
Sementara itu, hasil pemantauan di lapangan menunjukkan, jalan menuju Desa Kotabatu itu banyak kerusakan di turunan dan tanjakan, terutama jika hujan turun.
Sejumlah pengemudi kendaraan pribadi roda empat, kendaraan carteran penumpang, dan kendaraan angkutan barang baik truk maupun pickup mengaku sangat kesulitan jika melintas di sana.
Pada menjelang perayaan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012, warga di sana terpaksa menimbun jalan yang rusak itu dengan kulit (sekam) padi bekas penggilingan agar lubang jalan di tanjakan dan turunan itu tidak licin dan kendaraan tidak terjebak saat melintas.
"Untung ada yang berinisiatif menimbun lubang jalan yang licin ini dengan kulit padi, kalau tidak kendaraan kami tidak bisa melintas," kata seorang pegemudi minibus, Udin (35).
Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dalam refleksi akhir tahun 2011, mengatakan, salah satu permasalahan yang menonjol di Lampung pada tahun 2011 adalah jalan rusak dan keterbatasan air bersih di perkotaan.
Menurut gubernur, pemerintah Provinsi Lampung menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Lampung karena belum mampu memperbaiki seluruh kerusakan jalan karena dana yang tersedia hanya sekitar 14,34 persen dari total kebutuhan ideal untuk perbaikan seluruh jalan, yaitu sebesar Rp3.105,29 miliar.
Panjang jalan nasional di Provinsi Lampung totalnya adalah 1.159,57 km, kondisi jalan sampai dengan Bulan November 2011 sebesar 92,58 persen, dan tidak mantap 7,42 persen. (Ant)