Bandarlampung (ANTARA) - Jembatan gantung Tampang Muda yang berada di Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus, Lampung dan sempat ramai diperbincangkan di media sosial karena kondisinya rusak, telah diperbaiki untuk mempermudah akses bagi siswa sekolah dan warga.
"Akses pendidikan dan keselamatan anak-anak kita adalah hal yang tidak bisa ditawar. Jembatan ini bukan hanya soal penyambung dua tempat, tetapi penyambung masa depan mereka," ujar Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Kamis.
Gubernur mengatakan jembatan tersebut dalam kondisi rusak membahayakan serta menyulitkan mobilitas masyarakat, terutama siswa-siswi sekolah yang menjadikan jembatan tersebut sebagai akses utama menuju sekolah.
Merespons kondisi darurat tersebut, ia langsung menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Melalui kolaborasi Tim Relawan Vertical Rescue Indonesia (VRI) Regional Lampung, Pemerintah Kabupaten Tanggamus, warga desa setempat, organisasi pencinta alam, pelajar, mahasiswa, dan seluruh elemen masyarakat dalam sebuah misi kemanusiaan membangun jembatan harapan.
"Saya mengapresiasi semangat semua relawan dan elemen masyarakat yang dengan cepat merespons hal ini dengan melakukan aksi langsung. Ini adalah bukti nyata kekuatan kolaborasi dan saya meminta agar perbaikan dilaksanakan dengan cepat dengan hasil terbaik," katanya.
Dia menjelaskan, tim teknis dari Vertical Rescue Indonesia (VRI) tersebut memiliki program 1.000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia, dan telah terjun ke berbagai lokasi. Tim itu pun telah melakukan survei dan membangun kolaborasi serta sinergi di lapangan.
"Sesuai dengan target yang ditetapkan mereka berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan jembatan gantung ini paling lambat akhir September 2025. Target tersebut ditetapkan agar para pelajar dapat kembali menggunakan jembatan dengan aman pada aktivitas sekolah," ucapnya.
Menurut dia, yang membuat gerakan tersebut istimewa adalah adanya pendekatan kolaborasi. Di mana Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Tanggamus berperan sebagai fasilitator dan koordinator.
"Sementara tenaga dan semangat berasal dari para relawan terlatih VRI, organisasi pecinta alam, serta dukungan logistik dan tenaga dari mahasiswa, pelajar, dan warga setempat. Nilai inti dari seluruh gerakan ini adalah gotong royong dan kerjasama untuk membantu sesama," tambahnya.
Tanggapan tambahan dikatakan oleh Koordinator VRI Regional Lampung Muhammad Kariskun yang menegaskan perbaikan jembatan tersebut merupakan tugas kemanusiaan karena menyangkut standar keselamatan tertinggi.
"Kami dari VRI Lampung siap memimpin usaha teknis di lapangan dengan standar keselamatan tertinggi. Dukungan dan donasi dari semua pihak, mulai dari level pemerintah hingga warga yang menyediakan tenaga dan bantuan lainnya, sangat menguatkan kami. Ini akan menjadi pemandangan yang membanggakan," ujarnya.
Ia mengatakan, keberhasilan perbaikan Jembatan Tampang Muda tidak hanya akan memulihkan akses transportasi warga, tetapi lebih dari itu dimana aksi tersebut menjadi simbol nyata dari kepemimpinan yang responsif dan kekuatan solidaritas masyarakat Lampung dalam mengatasi kesulitan bersama.
Baca juga: PGE komitmen bangun jembatan penghubung Tanggamus-Lampung Barat
Baca juga: Wali Kota Bandarlampung minta perusahaan berkontribusi benahi jalan
Baca juga: DPRD Lampung terus pantau pengerjaan proyek infrastruktur jalan
