Dokter sebut baca buku berdampak positif dibanding "scrolling" media sosial

id manfaat membaca buku, attention span, beda baca buku dengan baca di medsos

Dokter sebut baca buku berdampak positif dibanding "scrolling" media sosial

Ilustrasi seorang guru mendampingi siswa membaca buku. Perpusnas menggalakkan gerakan Sepekan Satu Buku dan kompetisi resensi buku dalam bentuk naskah hingga video bagi para siswa SMP dan SMA yang berlangsung hingga Bulan Oktober 2025. (ANTARA/HO-Perpustakaan Nasional)

Membaca buku, apalagi buku fisik, melatih otak untuk fokus dan berpikir secara mendalam

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta dr Jiemy Ardian Sp.KJ menjelaskan bahwa aktivitas membaca merupakan salah satu bentuk terapi kejiwaan yang disebut biblioterapi.

Ia juga menekankan bahwa membaca buku memiliki dampak positif dibandingkan dengan aktivitas membaca di media sosial, dalam sebuah acara literasi di Jakarta, Kamis.

"Membaca buku, apalagi buku fisik, melatih otak untuk fokus dan berpikir secara mendalam, sementara di medsos memberikan stimulasi instan untuk segera menggulir (scrolling) yang justru membuat otak menjadi "malas" dan mudah terdistraksi dalam bacaan," kata Jiemy.

Menurut dia, fenomena itu bisa disebabkan oleh desain konten vertikal di media sosial yang sangat cepat dan adiktif. Pengguna media sosial menjadi terbiasa dengan konten yang langsung to the point.

Kalau dalam dua detik tidak menarik, konten bisa langsung diganti. Artinya batas konsentrasi terhadap bacaan (attention span) semakin menipis karena pergeseran kebiasaan membaca.Akibatnya, lanjut dia, orang menjadi lebih tidak sabar saat membaca karena otak telah dilatih untuk konsumsi konten bacaan yang instan.

Sementara itu, membaca buku dapat melatih imajinasi pembaca, sebuah aspek yang kurang terpenuhi dalam konsumsi konten visual yang sudah jadi dalam aktivitas scrolling media sosial.

Oleh karena itu, di tengah dominasi media sosial, meluangkan waktu untuk membaca buku dapat menjadi investasi krusial untuk menjaga kesehatan mental dan kognitif.

Membaca buku dapat menjadi penyeimbang yang vital agar pembaca tidak menjadi individu yang reaktif, tidak sabar, dan kehilangan kemampuan untuk berpikir secara mendalam.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan bahan bacaan tidak harus selalu yang berat-berat.

"Saya percaya itu dan saya bicara pada konteks yang sangat luas, termasuk buku-buku yang ada di sebelah One Punch Man, One Piece saya baru tahu One Punch Man yang dia bersama Flashy Flash (nama karakter komik) ternyata ada dicetak ya, saya akan beli habis ini," kata Jiemy.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Beda manfaat baca buku dengan "scrolling" media sosial

Pewarta :
Editor : Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.