Mukomuko (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu menangani interaksi negatif harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin jantan yang dilaporkan muncul di lahan perkebunan kepala sawit dekat permukiman penduduk Desa Semambang Makmur, Kabupaten Mukomuko.
Kepala BKSDA Resor Mukomuko Damin dalam keterangannya di Mukomuko, Rabu, mengatakan penanganan ini bagian tindak lanjut dari keresahan warga yang bertemu dengan satwa liar yang dilindungi di kebun kelapa sawit.
"Langkah-langkah penanganan interaksi negatif dengan melakukan koordinasi dengan Babinsa, Babinkhantibmas, PHS BBTNKS Resor Bengkulu Utara-Mukomuko, dan pemerintahan desa," katanya.
Kemudian, bersama-sama melakukan pengecekan lokasi penampakan atau perjumpaan harimau dan penelusuran jejak tapak harimau.
Dari hasil pengecekan, katanya, dijumpai jejak harimau sumatera dengan ukuran, yakni lebar bantalan delapan centimeter (cm), lebar tapak 12 cm, panjang tapak 14 cm, serta menginput ke aplikasi.
Ia memperkirakan jarak dari temuan jejak tapak harimau ke kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Ipuh I sekitar 6,8 kilometer (km) melewati perkebunan dan perumahan barak PT Daria Darma Pratama (DDP) Lubuk Talang, dan Pemukiman UPT Lapindo Lubuk Talang.
Lalu, jarak ke Hutan Produksi (HP) Air Rami sekitar 8,7 km melewati Perkebunan PT DDP dan PT Alno, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Satuan Pemukiman (SP) VIII Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman.
Selain itu, katanya, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Seblat dan tim agar menyiapkan dan mobilisasi dua unit box trap ke Kantor Desa Semambang Makmur, Kecamatan Malin Deman.
Dia juga mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada dalam beraktivitas di luar rumah, tidak pergi sendirian ke kebun atau ladang.
Kemudian, ia menyarankan sebaiknya berpergian di sekitar temuan jejak tapak diusahakan mulai beraktivitas dari pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 16:00 WIB.