Gregoria Mariska akui ketangguhan An Se-young

id Gregoria Mariska Tunjung,Medali perunggu Indonesia

Gregoria Mariska akui ketangguhan An Se-young

Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung mengembalikan kok ke pebulu tangkis Thailand Ratchanok Intanon pada babak perempat final bulu tangkis tunggal putri Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapella Arena, Paris, Prancis, Sabtu (3/8/2024). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww. (WAHYU PUTRO A/Wahyu Putro A)

Aku mau bersyukur dulu bisa bertanding sejauh ini, walaupun bukan hasil akhir yang diinginkan,
Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung mengakui ketangguhan An Se-young yang mengalahkannya pada laga semifinal Olimpiade Paris 2024 dengan skor 21-11, 13-21, 16-21 di Porta de La Chapelle Arena Paris, Prancis, Minggu.

Pada laga yang dimainkan selama 1 jam 2 menit itu, tunggal putri yang akrab disapa Jorji itu mampu membuat An yang merupakan tunggal putri nomor satu dunia tak berdaya di gim pertama.

Pukulan-pukulan silang Jorji berhasil membuat An mati kutu untuk merebut gim pertama dengan keunggulan 10 poin, 21-11.

Namun, momentum ini tak berlanjut di gim kedua setelah An merubah pola permainannya yang membuatnya bermain lebih agresif dan mendominasi permainan untuk menyegel kemenangan 21-13.

"Aku mau bersyukur dulu bisa bertanding sejauh ini, walaupun bukan hasil akhir yang diinginkan, karena ya pastinya dengan kemenangan game di awal aku cukup ada kesempatan untuk bisa ngambil game kedua," kata Jorji dalam keterangan resminya yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Jorji mengatakan ia terlalu lama untuk membaca permainan An pada gim kedua yang membuatnya sulit keluar dari tekanan.

Hal ini membuat situasi tekanan berbalik kepadanya dan An pun berhasil membawa laga sampai gim ketiga atau gim penentuan.

"Dengan pola yang dia ubah, aku rasa itu ga bisa bikin aku nyaman, aku terlalu lama untuk adjustnya itu loh, terus di game kedua dia sangat nyaman dengan pola yang dia ingihnkan, jadi malah jadi terbalik," jelasnya.

Memasuki gim ketiga, start Jorji tidak bagus setelah ia tertinggal delapan poin 3-11 di interval.

Pada momen ini, tunggal putri dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah itu hanya ingin bermain lepas dan tak ingin memikirkan apapun hasilnya dari apa yang ia lakukan.

Alhasil, Jorji memetik empat poin beruntun untuk mendekatkan jarak poinnya dengan An, dengan skor 13-16.

An mendapatkan permainannya kembali saat ia mengubah skor 17-13 dan berlanjut hingga 20-13 untuk mendapatkan game point.

Tiga poin beruntun dari Jorji sempat menunda kemenangan An pada skor 16-20 sebelum pada akhirnya smes keras An yang gagal diantisipasinya membuat tunggal putri asal Korea Selatan itu keluar sebagai pemenang dengan skor 21-16.

“Sebenarnya mungkin lebih ke aku udah gak mikirin hasilnya, apapun yang aku lakukan aku mau coba aja, aku udah gak mikirin pengen gimana. Aku gak mau kalah gitu aja karena sayang banget aku kalau udah main sampai semifinal Olimpiade," ucap Jorji.

"Di game tiga aku udah ketinggalan jauh banget 3-11. Aku mencoba untuk 'oke apapun yang aku lakuin aku mau nantang untuk ngelakuin lebih'," lanjutnya.

Kekalahan ini membuat rekor Jorji melawan An masih nihil kemenangan dari delapan pertemuan. Ia pun tak ragu memuji kualitas An sebagai tunggal putri terbaik saat ini yang kini sedang mengejar gelar keempatnya tahun ini setelah Malaysia Open, Prancis Open, dan Singapura Open.

"Dia adalah salah satu pemain kuat banget, dia mau lawan siapapun tetep kekeh dengan permainan dia, dan bagus banget, mateng banget, dia mau main dengan siapapun dengan pola apapun dia bisa," katanya.

Setelahnya, Jorji dijadwalkan akan bertarung merebutkan medali perunggu pada Senin (5/8).

Namun, cederanya salah satu semifinalis Carolina Marin yang mengundurkan diri setelah menderita cedera lutut saat memimpin 21-14, 10-6 dari He Bingjiao, Minggu, membuat Jorji mendapatkan perunggu lebih cepat.