Bandarlampung (ANTARA) - Observatorium Astronomi Institut Teknologi Sumatera (Itera) akan membuka pengamatan fenomena astronomi langka, Gerhana Bulan Total yang diprediksi akan terjadi pada Selasa (8/11) di dua lokasi.
"Kami akan buka pengamatan di dua lokasi yakni di Arena Lampung Fair dan sekitar Embung C Kampus Itera," kata Kepala UPT OAIL Dr. Hakim L Malasan, M.Sc., di Lampung Selatan, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa kedua pengamatan langsung tersebut dapat diakses oleh mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum secara gratis.
"Kemudian satu pengamatan secara virtual juga akan dilakukan OAIL bersama host Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) dalam acara Piknik Malam Bersama Bloodmoon "Bincang Santai dan Observasi Gerhana Bulan Total"," kata dia.
Fenomena Gerhana Bulan total kali ini diprediksi dapat diamati dari seluruh area di Samudera Pasifik dari Amerika Selatan, Amerika Utara, Siberia, Asia Timur, Asia Tenggara, dan juga Australia.
Fenomena Gerhana Bulan Total akan melewati beberapa fase yaitu: (1) Awal masuknya Bulan ke penumbra (bayangan samar) Bumi; (2) Awal masuknya Bulan ke umbra (bayangan tegas) Bumi; (3) Awal puncak gerhana; (4) Puncak gerhana; (5) Akhir puncak gerhana; (6) akhir Bulan keluar dari umbra, dan (7) akhir Bulan keluar dari penumbra.
Fase pertama, awal Bulan masuk ke penumbra Bumi terjadi pada saat Bulan belum terbit, yaitu pada pukul 15:47 WIB. Selanjutnya yaitu fase gerhana sebagian dimulai pada 16:44 WIB. Bulan akan terbit di Bandar Lampung pada pukul 17.47 WIB dalam kondisi gerhana bulan sebagian.
“Pada pukul 18:11 WIB Bulan akan masuk fase gerhana total, dan puncaknya pada 18:18 WIB, dan berakhir pada 18:25 WIB,” ujar Hakim.
Selanjutnya, Gerhana akan terus berlangsung dengan fase sebagian hingga pada pukul 19:52 WIB, dan akhirnya Bulan akan keluar sepenuhnya dari bayangan Bumi (penumbra) pada pukul 20:49 WIB.
Ia mengatakan di seluruh wilayah Indonesia, fenomena ini dapat diamati, akan tetapi tidak ada wilayah di Indonesia yang dapat mengamati proses terjadinya secara keseluruhan dari awal masuknya Bulan ke bayangan samar Bumi (penumbra) hingga akhir.
"Kita di Indonesia, hanya dapat menyaksikan gerhana ini ketika bulan sudah masuk ke dalam penumbra maupun umbra Bumi ketika di Lampung, kita dapat mulai mengamati gerhana ini ketika Bulan baru terbit, yang mana ketika itu fase gerhana sudah pada fase puncak gerhana total,” kata Hakim.
Dia mengatakan, pada saat gerhana bulan total terjadi, Bulan akan berwarna kemerahan. Hal ini disebabkan adanya cahaya Matahari yang lolos melewati dan dibelokkan oleh atmosfer Bumi, sehingga Bulan menjadi berwarna kemerahan.
Dalam pengamatan kali ini, OAIL akan berada dalam tiga acara yang diselenggarakan bersamaan yaitu, pengamatan Gerhana Bulan Total untuk publik di kawasan Lampung Fair, PKOR Lampung. Pengamatan akan dilakukan dengan secara visual menggunakan eyepiece dan teleskop katadioptrik Meade LX-90 dengan diameter 20 cm f/10. Pada venue ini juga akan ditampilkan live streaming dari teleskop OZT-ALTS.
Pengamatan kedua dilakukan bersama Himpunan Mahasiswa Sains Atmosfer dan Keplanetan ITERA (Himasaka) yang diselenggarakan di area sekitar Embung C Kampus ITERA. Acara ini direncanakan untuk dihadiri oleh sivitas akademika ITERA dan juga masyarakat umum. Pengamatan akan menggunakan 4 teleskop Baride Optics A-102 diameter 102 mm, fokus 900 mm, secara visual menggunakan eyepiece.
Sedangkan pengamatan ketiga yaitu dilakukan secara virtual yang diselenggarakan bersama dengan 10 lokasi pengamatan dengan host Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) dalam acara Piknik Malam Bersama Bloodmoon: Bincang Santai dan Observasi Gerhana Bulan Total. Acara ini akan disiarkan secara langsung di kanal youtube POJ (https://www.youtube.com/c/PlanetariumObservatoriumJakarta).
Kemudian, untuk kepentingan pengamatan bersama ini, OAIL akan menggunakan Teleskop OZT-ALTS (refraktor triplet apokromat, diameter 152 mm, panjang fokus 1200 mm, dengan kamera ZWO ASI533 MC Pro), OAIL juga akan melakukan streaming tampilan langsung teleskop melalui kanal Youtube OAIL: https://tinyurl.com/youtube-oail.
“Semoga dengan adanya ketiga acara pengamatan ini, kita semua dapat mengambil ilmu dan pengalaman dalam memahami fenomena gerhana bulan total yang terjadi. Kiranya langit cerah dapat menyertai kegiatan ini,” ujar Hakim.
Berita Terkait
Hujan guyur sejumlah kota besar pada Kamis, termasuk Bandarlampung
Kamis, 19 Desember 2024 9:10 Wib
Pemkot Bandarlampung gunakan bus keliling beri pelayanan KB ke masyarakat
Selasa, 17 Desember 2024 13:54 Wib
Anggota DPRD Lampung minta aparat ungkap pemain besar BBL ilegal
Senin, 16 Desember 2024 20:53 Wib
Pemkot pindahkan lokasi Puskesmas Kebon Jahe untuk dekatkan akses ke masyarakat
Senin, 16 Desember 2024 19:02 Wib
Bandarlampung luncurkan program sekolah lansia di Sukamenanti Baru dan Kedaton
Senin, 16 Desember 2024 15:59 Wib
DLH Bandarlampung rapikan pohon di jalan untuk cegah kecelakaan
Minggu, 15 Desember 2024 23:22 Wib
Bawaslu Lampung raih penghargaan pencegahan teraktif dari Bawaslu RI
Minggu, 15 Desember 2024 23:19 Wib
126 personel Dishub Bandarlampung disiagakan pada Natal dan tahun baru
Jumat, 13 Desember 2024 23:51 Wib