Selama INASPOC terapis tunanetra dilibatkan layani awak media

id asean para games 2022, tuna netra,Pijat tunanetra

Selama INASPOC terapis tunanetra dilibatkan layani awak media

Seorang wartawan menikmati layanan pijat oleh terapis tunanetra di Media Center ASEAN Para Games 2022 di Solo, Sabtu (30/7/2022). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Adapun keluhan yang sering ditangani, kata dia, terkait keluhan ringan di antaranya kelelahan hingga masalah otot
Solo (ANTARA) - Panitia Indonesia National Paralympic Organization Committee (INASPOC) melibatkan terapis tunanetra untuk melayani awak media selama berlangsungnya ASEAN Para Games 2022 di Solo.

"Ini kesempatan bagus terutama sosialisasi bahwa kami bisa berkiprah," kata terapis pijat tuna netra Sartono di Media Center ASEAN Para Games (APG) 2022 di Solo, Sabtu.

Ada dua terapis yang ditugaskan melayani awak media secara gratis di sela mereka meliput kegiatan olahraga tersebut mulai 29 Juli hingga 6 Agustus 2022.

Panitia setempat menyiapkan ruang khusus relaksasi di samping Media Center di lantai lima Hotel Swiss Bell Inn Saripetojo, Solo.

Di ruangan tersebut tersedia dua kursi bagi awak media yang ingin menikmati pijat serta ada lima kursi pijat otomatis.

Ada juga air minum bagi peserta pijat yang disediakan gratis oleh panitia.

"Kami mendapat sambutan yang bagus dari awak media. Kemarin baru buka pelayanan sudah ada 16 wartawan yang mencoba layanan kami, termasuk wartawan dari Malaysia," ucap Sartono.

Sartono bertugas bersama rekannya Sugeng yang juga terapis tunanetra dari pukul 09.00-20.00 WIB.

Adapun keluhan yang sering ditangani, kata dia, terkait keluhan ringan di antaranya kelelahan hingga masalah otot.

Sartono yang juga bekerja sebagai PNS di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah itu mengaku baru pertama kali terlibat pada ajang olahraga multi-event kawasan Asia Tenggara.

Meski begitu, ia sudah sering terlibat dalam sejumlah kegiatan sosial di antaranya memberikan layanan pijat sukarela kepada pengungsi di Asrama Haji Donohudan, Solo.

Sartono sudah menekuni refleksi setelah mengikuti kursus yang diadakan salah satu lembaga swadaya masyarakat bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Jawa Tengah pada 2004.