PGN komitmen optimalkan pemanfaatan gas bumi di masa transisi energi

id PGN,gas bumi,transisi energi

PGN komitmen optimalkan pemanfaatan gas bumi di masa transisi energi

Infrastruktur gas bumi PT PGN Tbk. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan porsi pemanfaatan gas dalam bauran energi nasional dapat meningkat dari posisi saat ini sebesar 19 persen menjadi 22 persen pada 2025. ANTARA/HO-PGN/am.

Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi pemanfaatan gas bumi dalam periode transisi energi di Indonesia.

Beberapa potensi sinergi atau kerja sama untuk optimalisasi, di antaranya menyiapkan dukungan pada kawasan industri untuk eco industrial park maupun estate dengan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
 
"Konsep eco industrial tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memperhatikan kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. Ini dapat menambah nilai perusahaan dalam jangka panjang,” kata Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
 
Faris menyatakan dengan kondisi gas bumi lebih rendah emisi dan mempunyai nilai kalori gas sebesar 12.500 kilogram diharapkan dapat meningkatkan daya saing kawasan.
 
PGN akan menyelesaikan program gasifikasi kilang agar dapat meningkatkan pemanfaatan gas bumi di sektor kilang dengan total potensi gas bumi yang akan terutilisasi sekitar 351 BBTUD, sehingga skala dan kapasitas bisa menjadi lebih besar.
 
"Pada 2022, PGN melanjutkan proyek gasifikasi sebanyak 52 pembangkit berbahan bakar minyak di wilayah Indonesia tengah dan timur dengan gas alam cair (LNG). Saat ini, program Quick Win sedang berjalan di PLTMG Nias dengan potensi pemanfaatan gas kurang lebih 4,4 BBTUD,” ujar Faris.
 
Dia melanjutkan bahwa salah satu strategi percepatan program gasifikasi juga dapat menggandeng pemerintah daerah.
 
Untuk itu, PGN siap berpartisipasi dalam program pengembangan dengan menyasar prospek kawasan industri, komersial, dan komersial, yang akan didistribusikan dengan menggunakan CNG Trucking, LNG Trucking, maupun kereta api.
 
Potensi kerja sama lainnya berupa pembangunan utilitas bersama, seperti yang sedang dikembangkan PGN bersama Jakpro.
 
PGN dan Jakpro akan membangun utilitas konstruksi pipa PGN bersamaan dengan proyek revitalisasi trotoar dan proyek SJUT di wilayah DKI Jakarta. Pembangunan utilitas bersama ini akan dapat menciptakan efisiensi biaya konstruksi.
 
Selanjutnya, kerja sama untuk pengembangan dan penyediaan gas bumi di kawasan hunian dan komersial di masyarakat karena manfaatnya bisa dirasakan langsung.
 
Selain itu, pembangunan juga untuk kawasan industri yang demand-nya cukup tinggi. Gas bumi bisa dikembangkan untuk penyediaan energi lainnya bersama BUMD sebagai added value, seperti chiller, cold storage, dan truk sampah berbasis CNG.
 
Dalam program jaringan pipa gas rumah tangga 4 juta sambungan rumah, peta jalan PGN dilakukan dengan sejumlah penetrasi yang salah satunya adalah kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia.
 
Kerja sama ini akan menggunakan kereta api logistik untuk mengangkut gas alam cair dari sumber-sumber untuk dapat salurkan ke berbagai titik wilayah, kemudian diregasifikasi untuk melayani rumah tangga dan pelanggan kecil atau UMKM.

“Di sisi lain tetap mengembangkan CNG untuk rumah tangga maupun UMKM. CNG pun berpotensi untuk kerja sama pengembangan mother station atau SPBG Bersama untuk utilisasi stranded gas dan pemenuhan BBG untuk transportasi darat,” jelas Faris.
 
Di hulu masih terdapat stranded gas yang belum terutilisasi, sedangkan di hilir juga masih banyak rumah tangga hingga kawasan industri yang belum tersedia infrastruktur gas bumi.
 
Keadaan tersebut menjadi potensi investasi bersama dan value creation dalam rangka menstimulus pertumbuhan wilayah, bahkan menciptakan gaya hidup yang lebih modern.
 
“Untuk menyukseskan industri 4.0 dan digitalisasi, PGN juga terbuka untuk kerja sama jaringan telekomunikasi dan layanan ICT,” imbuh Faris.