Lampung Timur (ANTARA) - Indonesia punya banyak sekali ragam makanan dan jajanan yang khas warisan dari leluhur, di antaranya risoles, bakwan, tahu, pisang goreng, ubi goreng, combro, tahu bulat, empek-empek dan masih banyak lagi jenisnya.
Saat bulan Ramadhan yang merupakan bulan suci umat Islam dan salah satu rukun Islam, umat Islam bisanya mengisi buka puasa dengan menyajikan berbagai jenis makanan atau jajanan khas yang dibeli dari masyarakat yang banyak menjajakan di tempat penjualan makanan menjelang buka puasa.
Ramadhan dengan makanan dan jajanan khas nusantara tersebut terasa punya ikatan emosional, karena setiap bulan Ramadhan tiba, jajanan dan makanan gorengan serta takjil khas nusantara bermunculan, dan banyak pedagang dadakan yang menjualnya.
Di masing-masing keluarga muslim, jajanan goreng khas nusantara selalu tersaji di meja makan ada yang buatan sendiri atau dari membeli.
Baca juga: Cara memilih nutrisi tepat untuk sahur dan buka
Sore hari menjelang berbuka puasa, aneka makanan, jajanan gorengan dan takjil ini dijual oleh pedagang, salah satu sentra atau tempat penjualan itu berada di Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur.
Di tempat ini dijajakan aneka makanan dan takjil untuk buka puasa, yakni bazaar Ramadhan di Desa Braja Sakti, yang diselenggarakan Forum Pemuda Desa Braja Sakti.
Lokasi tepatnya di samping lapangan Merdeka Desa Braja Sakti.
Di Pasar Ramadhan Desa Braja Sakti ini, setiap sore pukul 15.00 WIB, puluhan pedagang sudah bersiap menjual aneka makanan dan takjil, namun karena masih di tengah pandemi COVID-19, panitia bazaar Ramadhan menerapkan protokol kesehatan, pengunjung dan pedagang diminta untuk memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan lainnya.
Baca juga: Bazar Ramadhan digelar di Kabupaten Lampung Timur
Ramadhan membawa berkah rejeki
Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Persiapan Lampung Timur memanfaatkan momentum bulan Ramadhan dengan berwirausaha berjualan takjil khas Nusantara di bazaar Ramadhan yang diselenggarakan Forum Pemuda Desa Braja Sakti.
Takjil yang dijual yakni es sirup dan jajanan gorengan.
"Menunya berganti-ganti setiap hari," ujar Diky kader HMI Cabang Persiapan Lampung Timur, Sabtu (17/4).
Keuntungan berjualan takjil itu, menurut Diki, untuk menambah uang saku kader, mendanai kegiatan himpunan dan sebagian lagi digunakan untuk aksi sosial kemasyarakatan.
Diki menyatakan keuntungan dari berjualan takjil cukup lumayan.
Baca juga: Wagub Lampung ingatkan pedagang jaga keamanan pangan saat Ramadhan
Bagi Hikmah, ibu rumah tangga warga Desa Margasari, bulan Ramadhan juga memberi berkah rejeki. Di depan rumahnya, Hikmah setiap sore hari berjualan jajanan gorengan khas Nusantara.
Setiap sore dia bisa menjual 100 biji risoles, 50 buah empek-empek , 50 buah tahu isi (bunting).
"Untungnya lumayan sekali berjualan di bulan ramadhan ini," ungkap Hikmah tanpa menyebut angka.
Di sudut-sudut tempat ramai lainnya, banyak pedagang yang mencari berkah Ramadhan dengan berjualan makanan khas Nusantara.
Dan sejatinya, secara tidak langsung bulan Ramadhan ini turut merawat khasanah khas makanan nusantara.