Jakarta (ANTARA) - Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengingatkan masyarakat agar jangan berprasangka berlebihan atas pembebasan terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir pada Jumat ini.
"Mengenai dampak, sedikit banyak tentu ada. Bagaimanapun nama beliau selama ini lekat dengan kasus-kasus dan jaringan terorisme. Tentu kebebasannya berpotensi memunculkan kekhawatiran dan prasangka. Namun, saya kira hal itu tak perlu direspons berlebihan," kata Fahmi di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pemerintah cukup menyampaikan bahwa pembebasan Abu Bakar Ba'asyir bukanlah sebuah keputusan politik.
"Pemerintah juga memastikan bahwa meski telah bebas, tetap akan memantau dan melakukan pembinaan sebagaimana terhadap para mantan napi lainnya," ujarnya.
Baca juga: Densus 88 dan BNPT kawal Abu Bakar Ba'asyir menuju kediaman di Sukoharjo
Pembebasan Ba'asyir, kata dia, harus dipahami bahwa statusnya adalah bebas murni. Artinya, ini adalah hak yang bersangkutan yang harus diberikan setelah tuntas menjalani hukuman.
Terkait dengan pengaruh Ba'asyir terhadap jaringan terorisme, salah satunya Jamaah Islamiyah, menurut dia, memang masih ada pengaruhnya. Namun, tidak sekuat dahulu.
"Bagaimanapun beliau (Ba'asyir) sudah lanjut usia dan kondisi kesehatannya sudah sangat menurun. Tentu ini akan sangat berpengaruh pada aktivitas kesehariannya setelah bebas," katanya.
Di sisi lain, lanjut Fahmi, konstelasi kelompok radikal maupun jaringan-jaringan kekerasan ekstrem sudah banyak mengalami perubahan, baik karena upaya penindakan maupun karena munculnya tokoh-tokoh baru yang bisa saja berbeda afiliasinya.
Namun, lanjut dia, hal ini bukan berarti kewaspadaan harus dikendorkan. Apalagi, bebasnya Ba'asyir ini kebetulan masih berdekatan waktunya dengan penahanan Habib Rizieq Shihab (HRS), pembubaran FPI, dan indikasi kembali aktifnya sel-sel Jamaah Islamiyah.
Baca juga: Usai shalat subuh Abu Bakar Baasyir tinggalkan Lapas Gunung Sindur
"Terkait dengan hal ini saya kira posisi beliau tidak lebih sebagai simbol pengisi kekosongan saja. Bagaimanapun kondisi Ba'asyir juga sudah uzur sehingga saya meragukan bisa lebih dari itu," paparnya.
Terlebih pihak kepolisian dan BNPT beberapa waktu lalu sudah mengungkapkan indikasi aktifnya simpul-simpul Jamaah Islamiyah, bahkan tanpa kehadiran Ba'asyir.
"Soal apakah karena faktor Ba'asyir bebas kemudian mereka akan makin aktif? Saya kira itu masih sangat spekulatif," kata Khairul Fahmi.
Berita Terkait
Polisi: Jangan bakar hutan dan lahan
Kamis, 14 Maret 2024 18:59 Wib
BRIN sebut produksi singkong nasional untuk energi belum memadai
Minggu, 3 Maret 2024 6:07 Wib
Bahan bakar beremisi pangkas beban subsidi BBM, hemat Rp50 triliun
Rabu, 21 Februari 2024 22:25 Wib
Prabowo bakar semangat relawan saat kampenye di Makassar
Jumat, 2 Februari 2024 13:03 Wib
Tiga warga Jakarta Pusat alami luka bakar akibat ledakan tabung gas
Minggu, 7 Januari 2024 13:39 Wib
Pupuk Kaltim pertahankan raihan Emas PROPER dari KLHK
Minggu, 31 Desember 2023 15:29 Wib
Abu Bakar Ba'asyir titip surat untuk Prabowo melalui Gibran
Senin, 20 November 2023 13:08 Wib
Praktisi hukum nilai kebijakan soal larangan pengisian bahan bakar bagi penunggak pajak dinilai melanggar HAM
Selasa, 7 November 2023 19:17 Wib