Disperindag Lampung akui ada pembatasan penjualan gula di mal

Bandar Lampung (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Satria Alam, mengatakan pembatasan pembelian gula pasir bagi konsumen di pasar swalayan hanya bersifat imbauan tanpa paksaan, untuk mengatasi kekurangan stok gula di Lampung. 

"Saat ini pasokan gula tengah mengalami kendala sehingga mengakibatkan kenaikan harga, dan pembatasan pembelian gula di swalayan hanyalah sebatas iimbauan agar distribusi merata, " ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan, Satria Alam, di Bandarlampung, Selasa. 

Menurutnya, imbauan tersebut dilakukan untuk menjaga distribusi gula di masyarakat agar merata, sebab rata-rata konsumsi gula masyarakat per kapita di Lampung dapat mencapai 8,2 hingga 8,3 per kilogram. 

"Kita buat imbauan tersebut tujuannya agar tidak ada orang yang memanfaatkan situasi, dan membeli gula dalam jumlah banyak, sebab masih banyak masyarakat lain yang membutuhkan gula untuk konsumsi keseharian, " katanya. 

Ia mengatakan, pembatasan pembelian gula di pasar modern bersifat tidak memaksa, sehingga pelaku usaha dapat tidak menerapkan ataupun menerapkan imbauan tersebut. 

Pembatasan pembelian gula telah terjadi di sejumlah pasar swalayan, salah satunya di salah satu pasar swalayan di daerah Teluk Betung, karena keterbatasan stok gula pasir akibat pergeseran musim tanam dan giling tebu. 

"Pembatasan pembelian satu orang hanya boleh membeli 2 kilogram gula pasir di pasar swalayan bersifat tidak memaksa, bila pelaku usaha mau menerapkan atau tidak menjadi keputusan pelaku usaha tersebut, " katanya. 

Menurutnya, keadaan kekosongan stok gula akibat pergeseran musim tanam dan giling tebu, akan segera ditindaklanjuti dengan mendistribusikan gula pasir sebanyak 70 ton dalam dua pekan mendatang.