Aktivis antisirkus hewan minta stop eksploitasi gajah pada festival Way Kambas
"Kami Masyarakat Anti-Sirkus Hewan Indonesia meminta agar tidak ada lagi eksploitasi dan penyiksaan gajah pada Festival Way Kambas 2019 yang akan berlangsung pada 9-10 November di Way Kambas mendatang," ujarnya.
Bandar Lampung (ANTARA) - Puluhan aktivis yang tergabung dalam Masyarakat Anti-Sirkus Hewan Indonesia menggelar aksi terkait penolakan eksploitasi terhadap gajah pada Festival Way Kambas 2019 yang akan berlangsung pada 9-10 November mendatang di Way Kambas, Lampung Timur.
Koordinator aksi Raihan Sabri Zainal mengatakan, pihaknya menolak adanya kegiatan Festival Way Kambas agar tidak ada lagi eksploitasi dan penyiksaan terhadap hewan gajah.
"Kami Masyarakat Anti-Sirkus Hewan Indonesia meminta agar tidak ada lagi eksploitasi dan penyiksaan gajah pada Festival Way Kambas 2019 yang akan berlangsung pada 9-10 November di Way Kambas mendatang," ujarnya.
Baca juga: Menteri ATR isi hari libur di Way Kambas
Raihan menambahkan, atraksi dengan menampilkan pawang berdiri di kepala gajah yang ditampilkan pada Festival Way Kambas tahun-tahun sebelumnya juga berisiko menyebabkan gajah cedera, kepala gajah tidak diperuntukkan menanggung beban manusia dewasa yang berdiri di atasnya serta tindak lainnya yang ditampilkan pada saat festival berlangsung yang menyiksa gajah
"Oleh karena itu, kami meminta kepada Balai Taman Nasional Way Kambas dan Bupati Lampung Timur agar menghentikan penyiksaan gajah selama Festival Way Kambas yang akan berlangsung pada tahun ini," ujarnya pula.
Baca juga: Festival Way Kambas 2019 digelar November
Pihaknya juga berharap agar Festival Way Kambas dapat menjadi event wisata yang ramah pada gajah, dimana pengunjung dapat menikmati pemandangan gajah dapat berperilaku secara alami di habitatnya.
"Berdasarkan pemantauaan kami pada Festival Way Kambas tahun 2017 dan 2018, kami menemukan gajah dengan luka di kepala disebabkan pengait yang digunakan oleh pawang. Untuk itu, jangan ada lagi eksploitasi terhadap gajah di tahun 2019, dan perlakukan mamalia ini sama seperti habibat aslinya," ujarnya.
Baca juga: Way Kambas Miliki 16 Ekor Anak Gajah Jinak
Koordinator aksi Raihan Sabri Zainal mengatakan, pihaknya menolak adanya kegiatan Festival Way Kambas agar tidak ada lagi eksploitasi dan penyiksaan terhadap hewan gajah.
"Kami Masyarakat Anti-Sirkus Hewan Indonesia meminta agar tidak ada lagi eksploitasi dan penyiksaan gajah pada Festival Way Kambas 2019 yang akan berlangsung pada 9-10 November di Way Kambas mendatang," ujarnya.
Baca juga: Menteri ATR isi hari libur di Way Kambas
Raihan menambahkan, atraksi dengan menampilkan pawang berdiri di kepala gajah yang ditampilkan pada Festival Way Kambas tahun-tahun sebelumnya juga berisiko menyebabkan gajah cedera, kepala gajah tidak diperuntukkan menanggung beban manusia dewasa yang berdiri di atasnya serta tindak lainnya yang ditampilkan pada saat festival berlangsung yang menyiksa gajah
"Oleh karena itu, kami meminta kepada Balai Taman Nasional Way Kambas dan Bupati Lampung Timur agar menghentikan penyiksaan gajah selama Festival Way Kambas yang akan berlangsung pada tahun ini," ujarnya pula.
Baca juga: Festival Way Kambas 2019 digelar November
Pihaknya juga berharap agar Festival Way Kambas dapat menjadi event wisata yang ramah pada gajah, dimana pengunjung dapat menikmati pemandangan gajah dapat berperilaku secara alami di habitatnya.
"Berdasarkan pemantauaan kami pada Festival Way Kambas tahun 2017 dan 2018, kami menemukan gajah dengan luka di kepala disebabkan pengait yang digunakan oleh pawang. Untuk itu, jangan ada lagi eksploitasi terhadap gajah di tahun 2019, dan perlakukan mamalia ini sama seperti habibat aslinya," ujarnya.
Baca juga: Way Kambas Miliki 16 Ekor Anak Gajah Jinak