"Umat yang mengerti terima kasih akan membina dan membangun bangsa yang kompak yang rukun, saling asah, asih, asuh dan mengayomi," kata Habib Luthfi saat tausiah di hadapan 1.300 warga binaan.
Rasa cinta terhadap NKRI akan tumbuh sejalan dengan pemahaman akan sejarah bangsa yang terdiri atas beragam perbedaan baik suku, bangsa, dan agama.
Menurut kyai karismatik asal Pekalongan itu, generasi muda harus mampu menjadi perintis kebaikan dan menjadi anak bangsa yang siap menghadapi tantangan bangsa.
"Jangan kecewakan pejuang bangsa, kedua orang tua, jangan kecewakan bangsa ini dan saat kita mati kita tidak akan mengecewakan Baginda Nabi Muhammad SAW. Jaga harga diri, kehormatan, dan martabat bangsa. Sekali merah putih tetap merah putih," ujarnya.
Dia pun mengajak warga binaan untuk belajar sejarah bangsa agar semangat nasionalisme tetap membara dan tidak akan pernah mati.
"Kalau generasi sekarang sudah kepaten obor jangan harap rasa nasionalisme tumbuh," katanya.
Dalam konteks kehidupan bernegara, NKRI lahir berkat perjuangan dan jerih payah orang-orang terdahulu termasuk para ulama dan kyai yang turut serta mengangkat senjata mengusir penjajah.
Luthfi juga berpesan kepada seluruh warga binaan dan tamu undangan untuk tidak mengecewakan kedua orang tua terlebih di saat mereka masih hidup.
"Doakan kedua orang tua kita, bahagikan mereka selagi masih hidup," kata dia.
Kalapas Cikarang, Kadek Anton Budiharta mengatakan acara ini bertujuan untuk memberikan penguatan khususnya bagi warga binaan secara lahir dan batin sekaligus memperkokoh ukhuwah Islamiyah.
"Semoga apa yang disampaikan beliau Habib Luthfi bisa mencerahkan warga kami sehingga saat mereka kembali ke tengah masyarakat nanti memiliki ahlak yang budiman serta berbudi pekerti luhur," kata Kadek.
Acara Lapas Cikarang Bersholawat dihadiri unsur Muspida Kabupaten Bekasi, tokoh masyarakat, dan ulama serta kyai setempat. Rangkaian kegiatan ini berakhir lewat tengah malam pada pukul 00.30 WIB.