Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kesehatan jiwa memaparkan perlu adanya batasan waktu bagi anak dalam bermain menggunakan gawai yang disesuaikan pada umur anak agar tidak memberikan dampak buruk jika dipergunakan secara berlebihan.
Kepala Sub Direktorat Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja dr Lina R Mangaweang Sp.Kj dalam bincang-bincang di Kementerian Kesehatan yang dikutip di Jakarta, Kamis, mengatakan pemberlakuan batasan waktu penggunaan gawai pada anak harus ketat.
Lina menerangkan secara tegas untuk tidak memberikan gawai pada anak dalam rentang usia 0-6 bulan. "Usia 0-6 bulan kalau bisa jangan dulu diperkenalkan. Pada usia 1-2 tahun boleh sedikit-sedikit dikasih lihat tapi jangan lebih dari satu jam," kata Lina.
Sementara untuk anak dengan usia di bawah enam tahun, orang tua sudah harus melakukan pengawasan terhadap penggunaan gawai pada anak. Sedangkan jika anak di usia enam tahun sudah mulai bermain game, orang tua harus mengetahui jenis game seperti apa yang dimainkan oleh anak.
"Di atas enam tahun harus dilihat apa yang dipermainkan di handphone-nya, pastikan bukan permainan yang bersifat kekejaman atau kekerasan," kata dia.
Orang tua juga harus mengetahui aplikasi apa saja yang ada di ponsel anak dan kebiasaan anak dalam menggunakan internet. Jika anak mengakses internet dari komputer, kata Lina, komputer tersebut harus ditempatkan di ruang keluarga dan bukan di kamar anak agar bisa terpantau.
Kecanduan atau adiksi terhadap game online (daring) bisa memengaruhi psikis anak jika berlangsung secara terus menerus dan tidak dibatasi. Dampak psikis yang terjadi pada anak akibat kecanduan game bisa membuatnya menjadi cemas, mudah tersinggung, dan mengakibatkan konsentrasi yang menurun.
Lina menjelaskan kecanduan terhadap game yang tidak teratasi bisa mengganggu fungsi otak, seperti fungsi kognitif, serta fungsi eksekutif yang berpengaruh dalam proses merencanakan dan menentukan.
Selain itu, anak yang ketagihan terhadap game dan memainkannya setiap hari juga bisa berpengaruh pada interaksi sosialnya yang memburuk.
"Keterampilan sosialnya bisa berkurang karena sering bermain game online. Anak bisa menjadi egosentris, individualistik, dan nantinya akan kesulitan bekerja bersama dalam kelompok," kata Lina.
Berita Terkait
Kalah rubber game, Ginting tersisih dari French Open
Jumat, 8 Maret 2024 5:26 Wib
Belajar asyik matematika dan TIL dengan game edukasi rancangan mahasiswa prodi sistem informasi darmajaya
Kamis, 7 Maret 2024 8:49 Wib
Polisi tetapkan tersangka pengancaman senjata tajam kepada remaja
Senin, 4 Maret 2024 20:17 Wib
Wamendag: "Game online" berpotensi sumbang devisa negara
Rabu, 21 Februari 2024 5:58 Wib
Leo/Daniel segel tiket final usai menang rubber game lawan Fajar/Rian
Minggu, 28 Januari 2024 5:25 Wib
Lewat "rubber game" Fajar/Rian kalahkan ganda Malaysia di India Open
Selasa, 16 Januari 2024 19:12 Wib
Lewat rubber game dramatis, Dejan/Gloria juarai India International 2023
Minggu, 3 Desember 2023 17:57 Wib
Amanda Manopo mengaku tidak tau tentang judi daring
Selasa, 3 Oktober 2023 5:09 Wib