Jokowi ingin Prabowo cek setoran dividen BUMN untuk APBN

id debat capres,dividen bumn,apbn,debat capres-cawapres,debat cawapres,debat pilpres

Jokowi ingin Prabowo cek setoran dividen BUMN untuk APBN

Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat kelima Pilpres 2019, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Debat kelima tersebut mengangkat tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi serta Perdagangan dan Industri. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras).

Jakarta (ANTARA) - Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo menginginkan Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto untuk mengecek berapa setoran dividen yang telah diberikan badan usaha milik negara (BUMN) bagi penerimaan negara.

"Besok Bapak (Prabowo) boleh cek berapa setoran dividen BUMN ke APBN kita, naik atau turun," kata Joko Widodo dalam Debat ke-5 Capres, di Jakarta, Sabtu.

Jokowi menyampaikan hal tersebut ketika Prabowo mengajukan pertanyaan mengenai kerisauan pihaknya terhadap berbagai kinerja BUMN.

Prabowo menyampaikan kinerja maskapai penerbangan Garuda Indonesia berdasarkan kajian Bloomberg disebutkan bahwa baru bisa untung bila tingkat keterisian pesawatnya 120 persen dari yang ada pada saat ini.

Prabowo menginginkan agar BUMN di berbagai bidang perekonomian menjadi juara di tingkat dunia dan moralnya dapat terangkat agar tidak dikalahkan dengan perusahaan asing.

Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan keuntungan seluruh BUMN secara total per tahun telah lebih dari Rp200 triliun, meningkat pesat dari ketika pertama dirinya dilantik memimpin Kementerian BUMN pada tahun 2014.

Menurut Rini, tidak mungkin seluruh BUMN bisa mencapai jumlah keuntungan yang sangat besar tersebut kalau bukan karena kerja keras dari berbagai BUMN.

Rini juga mengutarakan harapannya agar keuntungan total BUMN ke depannya bisa mencapai lebih dari Rp500 triliun, dan hal itu dinilai juga menjadi tanggung jawab dari generasi milenial mendatang.

Debat kelima Pemilu Presiden 2019 merupakan debat pamungkas sekaligus akan menutup seluruh rangkaian debat yang telah dimulai sejak Januari 2019.

Berbagai tema yang diangkat dalam debat terakhir ini adalah ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, perdagangan dan industri.