Khofifah ajak PMII jadi pelopor islam damai

id menteri sosial, khofifah indar parawansa

Khofifah ajak PMII jadi pelopor islam damai

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Di era globalisasi, PMII dengan ideologi Ahlus-Sunnah wal Jama'ah, (Aswaja) atau Sunni memiliki tugas besar dalam menjaga kedamaian baik intern maupun antar umat beragama, kata Kofifah
Jakarta (Antara Lampung) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus dapat menjadi pelopor Islam Rahmatan lil alamin yaitu Islam yang penuh kasih dan damai.

"Di era globalisasi, PMII dengan ideologi Ahlus-Sunnah wal Jama'ah, (Aswaja) atau Sunni memiliki tugas besar dalam menjaga kedamaian baik intern maupun antar umat beragama," kata Kofifah melalui siaran pers, Jakarta, Senin.

Dia mengatakan aswaja adalah konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, Islam, dan ihsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif.

"Kita tidak hanya memiliki tugas menjaga kedamaian Indonesia, tetapi tugas besar kita adalah menjaga dan memayungi dunia dengan Islam rahmatan lil alamin, yaitu Islam dengan cinta kasih bagi seluruh alam," kata dia.

Khofifah selaku Majelis Pembina Nasional (Mabinas) Pengurus Besar PMII menyampaikan Gus Dur sebagai agamawan sekaligus negarawan dapat menjadi referensi dalam berbagai aspek kehidupan.

"Saya rasa Gus Dur telah memberikan referensi terbaik dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pikiran-pikiran besar Gus Dur harus terus kita gali dan kita implementasikan bersama", kata Khofifah.

Konsep Islam rahmatan lil alamin menjadi penting untuk didesiminasikan kembali sehingga berbagai perselisihan yang bisa mereduksi persaudaran bisa dihindari.

"Maka PMII dapat memberikan teladan dengan saling menghargai antara sesama intern dan antar umat beragama, mengembangkan hidup rukun di tengah beragam perbedaan. Serta menjadikan perbedaan itu bukan sebagai sumber perpecahan melainkan menyadarinya sebagai keragaman, dan rahmat" kata dia.