Tutu : Afrika Tengah Di Ambang Genosida

id Tutu : Afrika Tengah Di Ambang Genosida

Johannesburg (Antara/AFP) - Peraih penghargaan Nobel Perdamaian Desmond Tutu, Minggu, memperingatkan bahwa Republik Afrika Tengah berada "di ambang genosida", saat ia mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk mendamaikan perbedaan mereka dan "kembali belajar untuk hidup bersama".
"Selama 13 bulan terakhir, bangsa itu tampaknya tak berhenti berjuang mengatasi kekuasaan politik dan sumber daya yang telah berubah menjadi anarki, kebencian dan pembersihan etnis - negara itu berdiri di ambang genosida, sebagian orang bahkan akan mengatakan itu sudah dimulai," kata Uskup Agung Emeritus Tutu dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh yayasan perdamaiannya .
Bekas koloni Perancis itu, salah satu negara termiskin di dunia , terperosok ke dalam krisis setelah kudeta oleh pemberontak Seleka pada Maret tahun lalu .
Setelah merebut kekuasaan , sebagian gerilyawan menjadi liar dan memulai kampanye pembunuhan, pemerkosaan dan penjarahan .
Pelanggaran itu mendorong warga yang mayoritas untuk membentuk kelompok perlawanan sehingga terjadi gelombang pembunuhan brutal yang menyebabkan ribuan orang tewas dan hampir satu juta orang mengungsi di kedua pihak.
Dalam pesannya, Tutu menyerukan kepada warga di semua sisi yang terlibat konflik untuk "menghidupkan kembali semangat toleransi" .
"Ketika kita mengampuni, kita membebaskan diri kita sendiri dan menabur benih untuk sebuah awal baru, hal itu memiliki efek untuk berkembang yang kuat," katanya.
"Saat ini rakyat Republik Afrika Tengah yang memegang kunci untuk perdamaian yang berkelanjutan. Rakyatlah yang harus kembali belajar untuk hidup bersama," katanya .
Dengan makin memburuknya krisis kemanusiaan di negara itu, menurut dia pengerahan pasukan penjaga perdamaian PBB yang baru - yang akan menempatkan 12 ribu prajurit di lapangan - adalah " bantuan besar-besaran " dan akan membantu " melindungi rakyat dari diri mereka sendiri " .
"Mereka akan membantu untuk memulihkan sistem yang rusak , termasuk kepolisian dan keadilan," katanya .

Penerjemah/Redaktur : G.N.C. Aryani/A. Krisna/Hisar Sitanggang