Merpati Fokus Atau Bernasib Seperti Batavia

id pesawat

Merpati Fokus Atau Bernasib Seperti Batavia

Pesawat Merpati hendak lepas landas dari Bandara Raden Inten II Lampung menuju Jakarta. (FOTO ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Jakarta (Antara) - Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta manajemen PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) untuk tetap fokus pada pengembangan bisnis dan tidak terlalu memikirkan utang masa lalu.
         
"Merpati harus fokus menjalankan rencana bisnisnya, agar nasibnya tidak sama dengan Batavia Air yang sudah tutup," kata Dahlan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Selasa.
         
Menurut Dahlan, pada akhir pekan lalu dirinya sudah bertemu langsung dengan jajaran direksi dan komisaris Merpati.
        
"Saya sesungguhnya kagum, dalam kondisi seperti sekarang ini Merpati masih bisa terbang melayani masyarakat," ujar Dahlan.
          
Ia menjelaskan, saat ini Merpati sudah cukup bagus karena gaji karyawan yang sudah rutin dibayarkan, mampu membayar biaya penggunaan bandara, biaya bahan bakar, dan asuransi walaupun dengan skema mencicil.
         
Padahal perusahaan itu masih banyak dibebani utang-utang warisan di masa direksi sebelumnya.
         
"Sesungguhnya tidak fair mengukur kinerja Merpati saat ini, karena utang tercipta ketika perusahaan dipimpin beberapa direksi periode-periode sebelumnya, sementara direksi sekarang baru bekerja kurang dari setahun," ujarnya.
         
Menurut catatan, hingga saat ini perusahaan penerbangan plat merah ini memiliki utang sekitar Rp3,14 triliun, kepada sejumlah pihak seperti PT Pertamina dalam bentuk utang bahan bakar, termasuk utang kepada PT Bank Mandiri, dan PT Angkasa Pura II, kepada PT Perusahaan Pengelola Aset, dan PT Jasindo.