Pringsewu, Lampung (ANTARA) - Provinsi Lampung melaksanakan seremonial ekspor lada hitam Lampung ke pasar internasional melalui Vietnam, sebagai bagian dari cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung yang pernah dialami sebelumnya.
Seremonial ekspor lada hitam Lampung ke pasar internasional dilaksanakan oleh PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) bersama Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), pemerintah daerah dan para mitra, di Dusun Losari, Desa Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Kamis (28/11)
Ekspor lada hitam Lampung ini merupakan bagian dari Proyek Lada Organik (Lada Lestari Lampung) yang merupakan kemitraan sektor publik dan swasta yang dikenal dengan Public Private Partnership (PPP).
Proyek ini didanai oleh Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ) dan Keith Spicer Ltd, diimplementasikan bersama oleh Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan Keith Spicer Ltd bersama PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) serta didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Lampung, perbankan, dan pihak terkait lainnya sebagai bagian cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung.
Proyek Lada Organik (Lada Lestari Lampung) dilaksanakan tahun 2021-2025 bertujuan untuk meningkatkan produksi lada secara berkelanjutan di Provinsi Lampung, khususnya oleh sedikitnya 1.000 petani yang tersebar di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat melalui penerapan praktik sistem pengendalian internal (ICS) dan standar organik seperti USDA NOP, EU, JAS serta standar Rainforest Alliance untuk pertanian berkelanjutan.
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Dr Samsudin SH, MH, MPd diwakili Kepala Dinas Perkebunan Lampung Ir. Yuliastuti, MTA menyatakan bahwa salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian di Provinsi Lampung adalah dengan cara peningkatan ekspor dari komoditas perkebunan, yaitu lada hitam Lampung (Lampung Black Pepper).
Menurut dia, manfaat dari kegiatan ekspor bukan hanya untuk para pelaku usaha, tetapi juga membuka lapangan kerja kepada masyarakat dan meningkatkan pendapatan para petani sesuai dengan cita-cita bersama untuk “Mengembalikan Kejayaan Lada Lampung” dalam mewujudkan Visi "Rakyat Lampung Berjaya".
"Dari sisi keragaman perkebunan, kita memiliki lada hitam yang merupakan komoditas utama penopang ekonomi petani Lampung, karena seperti yang kita ketahui bersama Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar di Indonesia, bahkan disebut sebagai 'tanah lado' (tanah lada) karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani lada," katanya lagi.
King of the Spice
Lada hitam Lampung (Lampung Black Pepper) dikenal juga sebagai King of the Spice from Indonesia yang terkenal di dunia.
Namun seiring berjalan waktu, ujar Pj Gubernur melalui Yuliastuti, Provinsi Lampung terancam kehilangan ikon sebagai tanah lada, dikarenakan tingkat produktivitas lada serta luasan areal tanam lada yang terus menurun. Oleh karena itu, dia mengajak untuk bersama-sama menjaga dan mengelola untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung.
Menurut Pj Gubernur seperti disampaikan Yuliastuti, tantangan yang kita hadapi ini tidak harus membuat kita pesimis, tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan secara bersama-sama.
Ia memastikan pembuktian cerita tentang lada hitam Lampung bisa dilakukan di Pringsewu, Lampung. Ekspor lada hitam Lampung juga ada yang berasal dari kebun petani. Fokusnya adalah bagaimana mengembalikan kejayaan lada hitam Lampung, yang memerlukan peningkatan mutu dan produktivitas.
Lada hitam Lampung pernah sangat terkenal. Namun beberapa waktu lalu agak tenggelam, antara lain karena penyakit busuk pangkal batang. Karena itu saat ini sedang diujicobakan dapat batang bawah yang tahan terhadap jamur Phytophthora. Selain itu, perlu peran pemerintah bersama pihak swasta dan petani untuk bersama menanganinya secara efektif.
General Directur PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) Tomy Adrianto menyatakan, dalam upaya keberlanjutan ketahanan dan keamanan pangan, PT MAUP, sebagai implementor Proyek Lada Lestari Lampung telah meningkatkan produksi lada secara berkelanjutan di Provinsi Lampung khususnya bagi 1.000 petani lada yang tersebar di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus dan Lampung Barat melalui penerapan praktik sistem pengendalian internal (ICS) dan standar organik, seperti USDA NOP (United States Department of Agriculture National Organic Program, EU (European Union), dan JAS (Japanese Agricultural Standard).
Penerapan pascapanen lada hitam juga dilakukan oleh sedikitnya 4.000 petani lada yang tersebar di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Dalam pengembangannya, PT MAUP telah didukung penuh oleh Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Bandarlampung, PT Cinquer Agro Nusantara (PT CAN), CV Spices Solution Indonesia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Provinsi Lampung, Balai Karantina Kelas 1 Pertanian Provinsi Lampung, Asuransi Jasindo, dan pihak terkait lainnya.
"Tantangan yang kita hadapi tidak harus membuat kita pesimis, tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan secara bersama-sama. Produksi lada di Lampung harus ditingkatkan kembali dengan cara berkolaborasi bersama antara sektor swasta dan Pemerintah, seperti yang kita lakukan sekarang ini," katanya pula.
Menurut dia, segala upaya telah dilakukan, di antaranya proses sertifikasi perkebunan lada organik di Tanggamus oleh Proyek Lada Lestari Lampung (GIZ dan PT Mitra Agro Usaha Perkebunan).
Juga tersertifikasi organik USDA NOP, EU, dan JAS, 2 processing unit di PT Mitra Agro Usaha Perkebunan Farmer Collection Centre di Air Naningan dan PT Mitra Agro Usaha Perkebunan Herbs and Spices Farmer Processing Centre.
Berkolaborasi bersama proyek lada lestari Lampung dan Dinas Perkebunan Provinsi Lampung telah melaksanakan pelatihan GAP dan GHP bagi petani. Terbentuknya Koperasi Unit Bersama (KUB) Berkah Jaya Lestari oleh proyek Lada Lestari Lampung, telah menjadi wadah bisnis bersama para petani.
Pembelian dan pengiriman lada hitam Lampung sebanyak 63 kontainer dengan total sebanyak 945 metrik ton (MT) ke Harris Spices Vietnam.
Dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, telah terdaftar 401 rekening Bank Mandiri atas nama 401 petani lada yang tersebar di Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, dan Pesawaran sebagai perwujudan program digital financing terkait Financial Access, Finanial Literacy, Financial Security, dan Financial Planning.
Bentuk kerja sama dengan Asuransi Jasindo, antara lain Asuransi raw material lada dan PT MAUP Herbs and Spices Farmer Processing Centre, dan ke depannya membangun kerja sama terkait asuransi kecelakaan kerja untuk para petani lada.
Hilirisasi komoditas dengan mengemban konsep Collaborative Action dengan PT Cinquer Agro (PT CAN), CV Spices Solution Indonesia (CV SSI), melalui KUB Berkah Jaya Lestari.
Implementasi kerja sama dengan PT Natural Nusantara (PT NASA) untuk Pembangunan pabrik dan pendistribusian pupuk organik. Pembangunan Digital farming melalui mitra Apps yang telah dikembangkan oleh PT Idea Karya Cipta (IKC).
PT MAUP mengajak untuk bersama-sama membangun dan meningkatkan aksi kolaborasi multi pihak dalam upaya mengembalikan kejayaan lada Lampung melalui ketahanan dan keamanan pangan yang berkelanjutan (Sustainable Food Engridients For Food Security and Safety).
Implementation Manager GIZ Danny F. Juddin menyatakan Proyek Lada Lestari Lampung bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani lada di Lampung, khususnya pada tiga kabupaten, yaitu: Tanggamus, Pesawaran, dan Lampung Barat.
Mengambil pengalaman terbaik global dan proyek-proyek GIZ di tempat lain untuk diterapkan dan disesuaikan di Lampung, sehingga berkontribusi dalam mengembalikan kejayaan lada hitam Lampung seperti yang diidamkan. Indonesia dan Lampung khususnya sebagai produsen utama lada hitam seharusnya dapat menjadi contoh budi daya lada lestari yang berkelanjutan.
Seremonial ekspor lada hitam Lampung ke pasar internasional dilaksanakan oleh PT Mitra Agro Usaha Perkebunan bersama Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), pemerintah daerah dan para mitra, serta penyerahan sertifikat pengiriman lada ke pasar internasional melalui Vietnam, di Dusun Losari, Desa Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Kamis (28/11/2024). ANTARA/HO-GIZ
Pada akhirnya sambil menunggu proses sertifikasi lada organik, dapat diterapkan budi daya terbaik. Petani juga dapat mengembangkan diversifikasi komoditas dan pendapatan rumah tangganya dari sisi on farm dan off farm. Perlu kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dengan baik, termasuk dengan sektor kehutanan berkaitan dengan budi daya lada oleh petani di areal perhutanan sosial. Dengan demikian diharapkan akan ada jaminan penjualan yang lebih konkret dan berkelanjutan sesuai standar internasional.
Kegiatan proyek ini juga berupaya untuk memotong rantai pasok lada serta mendekatkan ke petani langsung ke pasar dunia, sehingga memangkas jalur, untuk mendapatkan keuntungan bersama secara wajar.
Program yang relatif kecil ini bertujuan untuk turut berkontribusi untuk menghasilkan lada Lampung yang berkualitas dan menjadi batu lompatan besar untuk pengembangan lada lestari di masa mendatang. Ini pekerjaan rumah bersama, tidak bisa secara parsial, tapi harus bersama-sama menghadapi tantangan besar yang memerlukan pengorbanan waktu, sumber daya, semangat, komunikasi dan koordinasi yang baik, sehingga dapat mewujudkan cita-cita kembalikan kejayaan lada Lampung.
Ihsanudin, Ketua Koperasi Unit Bersama (KUB) Berkah Jaya Lestari dan mewakili Komunitas Petani Lada Lestari Lampung menyampaikan bahwa dukungan GIZ dan PT MAUP sejak 2021 hingga saat ini sudah luar biasa kepada para petani, di antaranya pendampingan dan penerapan praktik pertanian dan perkebunan standar organik; dan pelatihan pascapanen hasil perkebunan untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan standar perusahaan.
Kemudian, fasilitasi pembuatan dan pendistribusian rekening Bank Mandiri, sehingga memahami pentingnya peranan perbankan dalam hal keamanan keuangan, rencana pengelolaan keuangan, dan bisa mendapat manfaat penggunaan Livin Mandiri.
"Kami bisa menabung, bisa lakukan pembelian pulsa atau pembelian barang secara daring. Transaksi pembelian lada yang sudah dilakukan dibayarkan secara transfer ke rekening para petani, sehingga kita bisa langsung mendapatkan informasi transaksi tersebut," katanya pula.
"Kami para petani juga mendapatkan pendampingan dan pengetahuan peningkatan produksi kebun, dan pemulihan ekosistem dengan penerapan sistem tumpangsari yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan petani dengan memperkenalkan sumber penghasilan alternatif dan memperkuat ikatan sosial antar petani," kata dia lagi.
Harapan petani dengan terbentuknya Koperasi Unit Bersama (KUB) di bawah pendampingan Proyek Lada Lestari Lampung, mempunyai peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor perkebunan dengan memberdayakan petani, memupuk kolaborasi dan memberikan sejumlah manfaat kepada keluarga petani, kata Ihsanudin pula.
Para petani yang mengikuti program Lada Lestari Lampung secara keanggotaan tergabung di dalam Koperasi KUB Berkah Jaya Lestari akan sangat membantu para petani, karena dalam menjual hasil kebunnya menjadi lebih mudah dan terorganisir. Hasil kebun yang dibeli tidak hanya hasil tanaman utama namun juga tanaman penyelangnya yang memiliki potensi pasar.
Proyek Lada Lestari Lampung sebagai salah satu kontribusi nyata dan berguna bagi para petani untuk dapat menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Terima kasih kepada GIZ, PT Mitra Agro usaha Perkebunan, dan Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Perkebunan atas dukungan yang telah diberikan baik secara moral, bantuan sarana dan prasarana, pendampingan yang tidak lain supaya secara pendapatan dan kapasitas kami para petani meningkat," kata dia lagi.
Perhatian dan kerja sama yang telah terbangun ini, sebagai perwujudan cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung, kata dia menegaskan.
Sementara menunggu proses sertifikasi organik yang masih berjalan, sejauh ini PT MAUP telah melakukan pembelian lada non organik dari petani untuk diekspor ke Harris Spices Vietnam sebanyak 63 kontainer (945 ton).
Selain itu, untuk keberlanjutan ketahanan dan keamanan pangan telah dilakukan aksi kolaborasi bersama (collaborative action) dari beberapa pihak terkait, di antaranya dengan KUB Berkah Jaya Lestari, CV Spices Solution Indonesia, dan PT Cinquer Agro Nusantara (CAN).
Kegiatan ini juga didukung oleh PT Idea Karya Cipta (IKC), PT Bank Mandiri (Persero), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Provinsi Lampung, dan Balai Karantina Kelas I Pertanian Provinsi Lampung serta Asuransi Jasindo.
Dalam seremonial ekspor lada hitam Lampung ini, diserahkan sertifikat pengiriman lada untuk ekspor dari pihak Harris Spices Vietnam kepada PT MAUP dan perwakilan komunitas petani Lada Lestari Lampung.
Ketahanan Pangan
Dalam acara itu diadakan pula penandatanganan dan pengesahan aksi kolaborasi terkait keberlanjutan ketahanan dan keamanan pangan yang dilakukan bersama oleh Kepala Dinas Perkebunan Lampung, PT MAUP, KUB Berkah Jaya Lestari, CV Spices Solution Indonesia, dan PT Cinquer Agro Nusantara (CAN).
Selain itu dilakukan pula secara simbolis serah terima mesin rumput, modul Lada Lestari Lampung, dan merchandise herbs & spices.
Acara dilanjutkan dengan kunjungan stan pengembangan bisnis komoditas hasil perkebunan dan pengenalan pusat pengolahan hasil panen petani (PT MAUP Herbs & Spices Farmer Processing Centre).
Secara historis, Provinsi Lampung adalah penghasil lada hitam terbesar nasional, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda telah dikenal sebagai penghasil salah satu rempah yang mendunia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional telah ditetapkan empat kabupaten sebagai kawasan sentra pengembangan komoditas lada, yaitu Kabupaten Lampung Utara, Lampung Timur, Tanggamus, dan Waykanan.
GIZ adalah perusahaan federal Jerman yang memberikan manfaat publik yang bekerja dalam kerja sama internasional untuk pembangunan berkelanjutan dan didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (BMZ).
Keith Spicer Ltd bagian dari Harris Freeman Group adalah perusahaan global yang bergerak di bidang pengembangan produk, pemasaran, dan distribusi teh, rempah-rempah, herbal, bumbu, dan perasa lainnya untuk industri makanan. Misinya adalah untuk mendapatkan dan mendistribusikan rempah-rempah dan bumbu terbaik, dengan cara yang aman, terjamin, dan berkelanjutan.
PT Mitra Agro Usaha Perkebunan adalah perusahaan yang tergabung dalam konsorsium Harris Freeman Foundation dan Keith Spicers Ltd., yang mengampanyekan program Digital Farming kepada para petani.
Salah satu output kesepakatan PT MAUP dengan Harris Freeman Foundation adalah Keith Spicers Ltd adalah dibutuhkannya tempat untuk mengumpulkan dan memproses pengeringan lada organik dari para petani sebelum diekspor ke Harris Freeman Vietnam selaku offtaker & main processor. Di proses pengeringan FPC ini menggunakan teknologi solar dryer dengan penggunaan sinar matahari untuk memberikan hasil yang terbaik.
KUB Berkah Jaya Lestari kumpulan para petani yang mengikuti program Lada Lestari Lampung secara keanggotaan tergabung di dalam Komunitas Usaha Bersama Petani Koperasi Pemasaran Berkah Jaya Lestari. Koperasi Pemasaran ini sangat membantu para petani, karena dalam menjual hasil kebunnya menjadi lebih mudah dan terorganisir.
Hasil kebun yang dibeli tidak hanya hasil tanaman utama, namun juga tanaman penyelangnya (intercropping commodities) yang memiliki potensi pasar. Dengan berbasis petani, Koperasi KUB Berkah Jaya Lestari memiliki nilai lebih dari para offtaker karena memiliki kejelasan dalam asal sumber komoditas (traceability) yang sangat penting dalam dunia trading commodities.
Melalui adanya data traceability commodities ini, selain Koperasi jadi dapat mengetahui asal komoditas juga mengetahui timeline proyeksi panen antardaerah penghasil komoditi sehingga strategi pembelian dan penjualan dapat lebih akurat.
Beragam program dan upaya dilakukan Provinsi Lampung itu, muaranya adalahh untuk mengembalikan lagi kejayaannya sebagai Provinsi Raja Rempah yang pernah terkenal di dunia, sebagai idaman dan impian yang ditargetkan segera menjadi kenyataan.
Seremonial ekspor lada hitam Lampung ke pasar internasional dilaksanakan oleh PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) bersama Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), pemerintah daerah dan para mitra, di Dusun Losari, Desa Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Kamis (28/11)
Ekspor lada hitam Lampung ini merupakan bagian dari Proyek Lada Organik (Lada Lestari Lampung) yang merupakan kemitraan sektor publik dan swasta yang dikenal dengan Public Private Partnership (PPP).
Proyek ini didanai oleh Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ) dan Keith Spicer Ltd, diimplementasikan bersama oleh Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan Keith Spicer Ltd bersama PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) serta didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Lampung, perbankan, dan pihak terkait lainnya sebagai bagian cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung.
Proyek Lada Organik (Lada Lestari Lampung) dilaksanakan tahun 2021-2025 bertujuan untuk meningkatkan produksi lada secara berkelanjutan di Provinsi Lampung, khususnya oleh sedikitnya 1.000 petani yang tersebar di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat melalui penerapan praktik sistem pengendalian internal (ICS) dan standar organik seperti USDA NOP, EU, JAS serta standar Rainforest Alliance untuk pertanian berkelanjutan.
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Dr Samsudin SH, MH, MPd diwakili Kepala Dinas Perkebunan Lampung Ir. Yuliastuti, MTA menyatakan bahwa salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian di Provinsi Lampung adalah dengan cara peningkatan ekspor dari komoditas perkebunan, yaitu lada hitam Lampung (Lampung Black Pepper).
Menurut dia, manfaat dari kegiatan ekspor bukan hanya untuk para pelaku usaha, tetapi juga membuka lapangan kerja kepada masyarakat dan meningkatkan pendapatan para petani sesuai dengan cita-cita bersama untuk “Mengembalikan Kejayaan Lada Lampung” dalam mewujudkan Visi "Rakyat Lampung Berjaya".
"Dari sisi keragaman perkebunan, kita memiliki lada hitam yang merupakan komoditas utama penopang ekonomi petani Lampung, karena seperti yang kita ketahui bersama Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar di Indonesia, bahkan disebut sebagai 'tanah lado' (tanah lada) karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani lada," katanya lagi.
King of the Spice
Lada hitam Lampung (Lampung Black Pepper) dikenal juga sebagai King of the Spice from Indonesia yang terkenal di dunia.
Namun seiring berjalan waktu, ujar Pj Gubernur melalui Yuliastuti, Provinsi Lampung terancam kehilangan ikon sebagai tanah lada, dikarenakan tingkat produktivitas lada serta luasan areal tanam lada yang terus menurun. Oleh karena itu, dia mengajak untuk bersama-sama menjaga dan mengelola untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung.
Menurut Pj Gubernur seperti disampaikan Yuliastuti, tantangan yang kita hadapi ini tidak harus membuat kita pesimis, tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan secara bersama-sama.
Ia memastikan pembuktian cerita tentang lada hitam Lampung bisa dilakukan di Pringsewu, Lampung. Ekspor lada hitam Lampung juga ada yang berasal dari kebun petani. Fokusnya adalah bagaimana mengembalikan kejayaan lada hitam Lampung, yang memerlukan peningkatan mutu dan produktivitas.
Lada hitam Lampung pernah sangat terkenal. Namun beberapa waktu lalu agak tenggelam, antara lain karena penyakit busuk pangkal batang. Karena itu saat ini sedang diujicobakan dapat batang bawah yang tahan terhadap jamur Phytophthora. Selain itu, perlu peran pemerintah bersama pihak swasta dan petani untuk bersama menanganinya secara efektif.
General Directur PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) Tomy Adrianto menyatakan, dalam upaya keberlanjutan ketahanan dan keamanan pangan, PT MAUP, sebagai implementor Proyek Lada Lestari Lampung telah meningkatkan produksi lada secara berkelanjutan di Provinsi Lampung khususnya bagi 1.000 petani lada yang tersebar di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus dan Lampung Barat melalui penerapan praktik sistem pengendalian internal (ICS) dan standar organik, seperti USDA NOP (United States Department of Agriculture National Organic Program, EU (European Union), dan JAS (Japanese Agricultural Standard).
Penerapan pascapanen lada hitam juga dilakukan oleh sedikitnya 4.000 petani lada yang tersebar di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Dalam pengembangannya, PT MAUP telah didukung penuh oleh Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Bandarlampung, PT Cinquer Agro Nusantara (PT CAN), CV Spices Solution Indonesia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Provinsi Lampung, Balai Karantina Kelas 1 Pertanian Provinsi Lampung, Asuransi Jasindo, dan pihak terkait lainnya.
"Tantangan yang kita hadapi tidak harus membuat kita pesimis, tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan secara bersama-sama. Produksi lada di Lampung harus ditingkatkan kembali dengan cara berkolaborasi bersama antara sektor swasta dan Pemerintah, seperti yang kita lakukan sekarang ini," katanya pula.
Menurut dia, segala upaya telah dilakukan, di antaranya proses sertifikasi perkebunan lada organik di Tanggamus oleh Proyek Lada Lestari Lampung (GIZ dan PT Mitra Agro Usaha Perkebunan).
Juga tersertifikasi organik USDA NOP, EU, dan JAS, 2 processing unit di PT Mitra Agro Usaha Perkebunan Farmer Collection Centre di Air Naningan dan PT Mitra Agro Usaha Perkebunan Herbs and Spices Farmer Processing Centre.
Berkolaborasi bersama proyek lada lestari Lampung dan Dinas Perkebunan Provinsi Lampung telah melaksanakan pelatihan GAP dan GHP bagi petani. Terbentuknya Koperasi Unit Bersama (KUB) Berkah Jaya Lestari oleh proyek Lada Lestari Lampung, telah menjadi wadah bisnis bersama para petani.
Pembelian dan pengiriman lada hitam Lampung sebanyak 63 kontainer dengan total sebanyak 945 metrik ton (MT) ke Harris Spices Vietnam.
Dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, telah terdaftar 401 rekening Bank Mandiri atas nama 401 petani lada yang tersebar di Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, dan Pesawaran sebagai perwujudan program digital financing terkait Financial Access, Finanial Literacy, Financial Security, dan Financial Planning.
Bentuk kerja sama dengan Asuransi Jasindo, antara lain Asuransi raw material lada dan PT MAUP Herbs and Spices Farmer Processing Centre, dan ke depannya membangun kerja sama terkait asuransi kecelakaan kerja untuk para petani lada.
Hilirisasi komoditas dengan mengemban konsep Collaborative Action dengan PT Cinquer Agro (PT CAN), CV Spices Solution Indonesia (CV SSI), melalui KUB Berkah Jaya Lestari.
Implementasi kerja sama dengan PT Natural Nusantara (PT NASA) untuk Pembangunan pabrik dan pendistribusian pupuk organik. Pembangunan Digital farming melalui mitra Apps yang telah dikembangkan oleh PT Idea Karya Cipta (IKC).
PT MAUP mengajak untuk bersama-sama membangun dan meningkatkan aksi kolaborasi multi pihak dalam upaya mengembalikan kejayaan lada Lampung melalui ketahanan dan keamanan pangan yang berkelanjutan (Sustainable Food Engridients For Food Security and Safety).
Implementation Manager GIZ Danny F. Juddin menyatakan Proyek Lada Lestari Lampung bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani lada di Lampung, khususnya pada tiga kabupaten, yaitu: Tanggamus, Pesawaran, dan Lampung Barat.
Mengambil pengalaman terbaik global dan proyek-proyek GIZ di tempat lain untuk diterapkan dan disesuaikan di Lampung, sehingga berkontribusi dalam mengembalikan kejayaan lada hitam Lampung seperti yang diidamkan. Indonesia dan Lampung khususnya sebagai produsen utama lada hitam seharusnya dapat menjadi contoh budi daya lada lestari yang berkelanjutan.
Pada akhirnya sambil menunggu proses sertifikasi lada organik, dapat diterapkan budi daya terbaik. Petani juga dapat mengembangkan diversifikasi komoditas dan pendapatan rumah tangganya dari sisi on farm dan off farm. Perlu kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dengan baik, termasuk dengan sektor kehutanan berkaitan dengan budi daya lada oleh petani di areal perhutanan sosial. Dengan demikian diharapkan akan ada jaminan penjualan yang lebih konkret dan berkelanjutan sesuai standar internasional.
Kegiatan proyek ini juga berupaya untuk memotong rantai pasok lada serta mendekatkan ke petani langsung ke pasar dunia, sehingga memangkas jalur, untuk mendapatkan keuntungan bersama secara wajar.
Program yang relatif kecil ini bertujuan untuk turut berkontribusi untuk menghasilkan lada Lampung yang berkualitas dan menjadi batu lompatan besar untuk pengembangan lada lestari di masa mendatang. Ini pekerjaan rumah bersama, tidak bisa secara parsial, tapi harus bersama-sama menghadapi tantangan besar yang memerlukan pengorbanan waktu, sumber daya, semangat, komunikasi dan koordinasi yang baik, sehingga dapat mewujudkan cita-cita kembalikan kejayaan lada Lampung.
Ihsanudin, Ketua Koperasi Unit Bersama (KUB) Berkah Jaya Lestari dan mewakili Komunitas Petani Lada Lestari Lampung menyampaikan bahwa dukungan GIZ dan PT MAUP sejak 2021 hingga saat ini sudah luar biasa kepada para petani, di antaranya pendampingan dan penerapan praktik pertanian dan perkebunan standar organik; dan pelatihan pascapanen hasil perkebunan untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan standar perusahaan.
Kemudian, fasilitasi pembuatan dan pendistribusian rekening Bank Mandiri, sehingga memahami pentingnya peranan perbankan dalam hal keamanan keuangan, rencana pengelolaan keuangan, dan bisa mendapat manfaat penggunaan Livin Mandiri.
"Kami bisa menabung, bisa lakukan pembelian pulsa atau pembelian barang secara daring. Transaksi pembelian lada yang sudah dilakukan dibayarkan secara transfer ke rekening para petani, sehingga kita bisa langsung mendapatkan informasi transaksi tersebut," katanya pula.
"Kami para petani juga mendapatkan pendampingan dan pengetahuan peningkatan produksi kebun, dan pemulihan ekosistem dengan penerapan sistem tumpangsari yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan petani dengan memperkenalkan sumber penghasilan alternatif dan memperkuat ikatan sosial antar petani," kata dia lagi.
Harapan petani dengan terbentuknya Koperasi Unit Bersama (KUB) di bawah pendampingan Proyek Lada Lestari Lampung, mempunyai peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor perkebunan dengan memberdayakan petani, memupuk kolaborasi dan memberikan sejumlah manfaat kepada keluarga petani, kata Ihsanudin pula.
Para petani yang mengikuti program Lada Lestari Lampung secara keanggotaan tergabung di dalam Koperasi KUB Berkah Jaya Lestari akan sangat membantu para petani, karena dalam menjual hasil kebunnya menjadi lebih mudah dan terorganisir. Hasil kebun yang dibeli tidak hanya hasil tanaman utama namun juga tanaman penyelangnya yang memiliki potensi pasar.
Proyek Lada Lestari Lampung sebagai salah satu kontribusi nyata dan berguna bagi para petani untuk dapat menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Terima kasih kepada GIZ, PT Mitra Agro usaha Perkebunan, dan Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Perkebunan atas dukungan yang telah diberikan baik secara moral, bantuan sarana dan prasarana, pendampingan yang tidak lain supaya secara pendapatan dan kapasitas kami para petani meningkat," kata dia lagi.
Perhatian dan kerja sama yang telah terbangun ini, sebagai perwujudan cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung, kata dia menegaskan.
Sementara menunggu proses sertifikasi organik yang masih berjalan, sejauh ini PT MAUP telah melakukan pembelian lada non organik dari petani untuk diekspor ke Harris Spices Vietnam sebanyak 63 kontainer (945 ton).
Selain itu, untuk keberlanjutan ketahanan dan keamanan pangan telah dilakukan aksi kolaborasi bersama (collaborative action) dari beberapa pihak terkait, di antaranya dengan KUB Berkah Jaya Lestari, CV Spices Solution Indonesia, dan PT Cinquer Agro Nusantara (CAN).
Kegiatan ini juga didukung oleh PT Idea Karya Cipta (IKC), PT Bank Mandiri (Persero), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Provinsi Lampung, dan Balai Karantina Kelas I Pertanian Provinsi Lampung serta Asuransi Jasindo.
Dalam seremonial ekspor lada hitam Lampung ini, diserahkan sertifikat pengiriman lada untuk ekspor dari pihak Harris Spices Vietnam kepada PT MAUP dan perwakilan komunitas petani Lada Lestari Lampung.
Ketahanan Pangan
Dalam acara itu diadakan pula penandatanganan dan pengesahan aksi kolaborasi terkait keberlanjutan ketahanan dan keamanan pangan yang dilakukan bersama oleh Kepala Dinas Perkebunan Lampung, PT MAUP, KUB Berkah Jaya Lestari, CV Spices Solution Indonesia, dan PT Cinquer Agro Nusantara (CAN).
Selain itu dilakukan pula secara simbolis serah terima mesin rumput, modul Lada Lestari Lampung, dan merchandise herbs & spices.
Acara dilanjutkan dengan kunjungan stan pengembangan bisnis komoditas hasil perkebunan dan pengenalan pusat pengolahan hasil panen petani (PT MAUP Herbs & Spices Farmer Processing Centre).
Secara historis, Provinsi Lampung adalah penghasil lada hitam terbesar nasional, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda telah dikenal sebagai penghasil salah satu rempah yang mendunia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional telah ditetapkan empat kabupaten sebagai kawasan sentra pengembangan komoditas lada, yaitu Kabupaten Lampung Utara, Lampung Timur, Tanggamus, dan Waykanan.
GIZ adalah perusahaan federal Jerman yang memberikan manfaat publik yang bekerja dalam kerja sama internasional untuk pembangunan berkelanjutan dan didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (BMZ).
Keith Spicer Ltd bagian dari Harris Freeman Group adalah perusahaan global yang bergerak di bidang pengembangan produk, pemasaran, dan distribusi teh, rempah-rempah, herbal, bumbu, dan perasa lainnya untuk industri makanan. Misinya adalah untuk mendapatkan dan mendistribusikan rempah-rempah dan bumbu terbaik, dengan cara yang aman, terjamin, dan berkelanjutan.
PT Mitra Agro Usaha Perkebunan adalah perusahaan yang tergabung dalam konsorsium Harris Freeman Foundation dan Keith Spicers Ltd., yang mengampanyekan program Digital Farming kepada para petani.
Salah satu output kesepakatan PT MAUP dengan Harris Freeman Foundation adalah Keith Spicers Ltd adalah dibutuhkannya tempat untuk mengumpulkan dan memproses pengeringan lada organik dari para petani sebelum diekspor ke Harris Freeman Vietnam selaku offtaker & main processor. Di proses pengeringan FPC ini menggunakan teknologi solar dryer dengan penggunaan sinar matahari untuk memberikan hasil yang terbaik.
KUB Berkah Jaya Lestari kumpulan para petani yang mengikuti program Lada Lestari Lampung secara keanggotaan tergabung di dalam Komunitas Usaha Bersama Petani Koperasi Pemasaran Berkah Jaya Lestari. Koperasi Pemasaran ini sangat membantu para petani, karena dalam menjual hasil kebunnya menjadi lebih mudah dan terorganisir.
Hasil kebun yang dibeli tidak hanya hasil tanaman utama, namun juga tanaman penyelangnya (intercropping commodities) yang memiliki potensi pasar. Dengan berbasis petani, Koperasi KUB Berkah Jaya Lestari memiliki nilai lebih dari para offtaker karena memiliki kejelasan dalam asal sumber komoditas (traceability) yang sangat penting dalam dunia trading commodities.
Melalui adanya data traceability commodities ini, selain Koperasi jadi dapat mengetahui asal komoditas juga mengetahui timeline proyeksi panen antardaerah penghasil komoditi sehingga strategi pembelian dan penjualan dapat lebih akurat.
Beragam program dan upaya dilakukan Provinsi Lampung itu, muaranya adalahh untuk mengembalikan lagi kejayaannya sebagai Provinsi Raja Rempah yang pernah terkenal di dunia, sebagai idaman dan impian yang ditargetkan segera menjadi kenyataan.