Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung meningkatkan pembinaan peternak sapi perah di daerahnya sebagai upaya mendukung ketersediaan susu segar bagi pelaksanaan program makan bergizi gratis di provinsi tersebut.   

"Kalau susu segar ini masih sebagian dapat dari daerah lain, karena di Provinsi Lampung hanya ada satu feedlot besar yang berkecimpung di peternakan sapi perah yakni milik Great Giant Livestock," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Lampung Lili Mawarti di Bandarlampung, Selasa.

Oleh karena itu pemerintah daerah segera meningkatkan pembinaan kembali bagi peternak-peternak sapi lokal, agar makin banyak yang mengusahakan sapi perah.
 
"Kita di Lampung ada satu lagi peternakan sapi perah milik rakyat di Gisting Kabupaten Tanggamus yang menghasilkan susu ini juga akan dibina agar bisa meningkatkan produksi susu, untuk pemenuhan konsumsi di daerah dalam rangka menyukseskan program makan bergizi gratis," katanya.
 
Dia mengatakan produksi susu perah di perusahaan swasta di daerahnya saat ini sebanyak 28 liter per hari yang di hasilkan oleh satu ekor sapi perah, dengan kapasitas produksi berkisar 600 ekor sapi perah.
 
"Susu ini menjadi sumber protein hewani yang sangat membantu tumbuh kembang anak, dan Lampung merupakan lumbung ternak. Maka akan memanfaatkan potensi yang ada untuk mendukung terbangunnya sumber daya manusia yang sehat, melalui berbagai hasil turunan peternakan salah satunya produk susu dan turunannya," ucap dia.
 
Menurut dia, selain melakukan pembinaan kepada peternak, pemerintah daerah pun terbuka terhadap investor yang hendak menanamkan investasi di sektor peternakan khususnya sapi perah.
 
"Kami terus tingkatkan produksinya untuk susu segar, dan pemerintah daerah pun terbuka menerima investor dari luar untuk pengembangan industri susu lokal untuk mendorong terciptanya generasi muda yang sehat, serta mengurangi risiko stunting pada anak melalui pemenuhan gizi seimbang," tambahnya.

 
 
 

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024