Lampung Timur (ANTARA) - Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung dengan potensi besar dalam sektor perikanan baik perikanan tangkap ataupun budi daya. Potensi perikanan budidaya di wilayah ini didukung oleh kondisi geografis yang sangat sesuai untuk kegiatan budi daya berbagai jenis ikan. Dengan pantai yang membentang luas dan sumber air tawar yang melimpah baik dari sungai maupun danau sangat mendukung terjadinya keberlanjutan usaha budi daya perikanan.
Perikanan budi daya di Lampung Timur tidak hanya berpotensi meningkatkan ekonomi daerah, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal. Dengan berkembangnya sektor ini, tercipta banyak lapangan kerja baru yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari petani ikan, pekerja di fasilitas pengolahan, hingga penjual di pasar. Dampaknya, pendapatan masyarakat meningkat, ketahanan pangan terjamin, dan kesejahteraan sosial pun mengalami peningkatan.
Kelompok Budi Daya Ikan dan Ternak (Pokdakan) Fajar Mina Sejahtera merupakan kelompok budi daya ikan air tawar di Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, dengan komoditas utama ikan nila dan gurame. Usaha kelompok tersebut mengalami kondisi harga pakan yang semakin tinggi dan diikuti terjadinya pandemi COVID-19 telah menyebabkan berhentinya kegiatan budi daya ikan mereka, sehingga lokasi kolamnya banyak yang terbengkalai.
Melalui dana hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) yang dilaksanakan oleh tiga dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Lampung, yakni M Hadziq Qulubi, Wintari Mandala, dan Endang Sri Utami melakukan kegiatan pendampingan kepada pokdakan tentang pentingnya sektor budi daya ikan air tawar yang potensi sumber daya alamnya melimpah.
"Kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kegiatan budidaya ikan dengan pendampingan pembuatan pakan ikan herbal dari limbah kulit pisang secara mandiri dan rendah biaya produksi," ujar Dosen UNU Lampung Hadziq Qulubi, melalui rilisnya di Lampung Timur, Minggu.
Hadziq Qulubi menjelaskan pendampingan pembuatan pakan dilakukan pada tanggal 14 Juni sampai dengan 2 Desember 2024 di Sekretariat Mina Fajar Sejahtera, dengan memanfaatkan limbah kulit pisang di daerah setempat dengan menggunakan metode Murtaseng (menjemur di atas seng). Pelaksanaan pendampingan dilakukan melalui tiga tahap.
Pertama Persiapan. Tahap Persiapan dimulai dengan mengumpulkan limbah kulit pisang di lokasi UMKM keripik pisang. pengumpulan dilakukan oleh mahasiswa yang diikutsertakan dalam kegiatan ini, yaitu Harits Habibi dan Wulan Septia. Keduanya adalah mahasiswa pada Program Studi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan UNU Lampung.
Kedua Pelaksanaan. Tahap Pelaksanaan meliputi pembersihan, pemotongan, penjemuran, penggilingan, pencampuran dengan bahan lainnya, pencetakan dan penjemuran. Pembersihan dilakukan dengan mencuci pada air mengalir supaya kulit pisang menjadi bersih dari limbah sampah lainnya. Selanjutnya dipotong sesuai ukuran yang ditentukan (2-3 cm). Setelah dipotong, kemudian dijemur menggunakan pelat seng yang sudah disiapkan (Murtaseng) selama 1-2 hari.
"Setelah kering, tahap selanjutnya adalah digiling menggunakan mesin giling tepung. Tahap berikutnya adalah dicampurkan dengan bahan pakan lainnya, yaitu dedak, tepung jagung, tepung ikan, rempah berupa kunyit, jahe dan buah mengkudu yang semuanya sudah dikeringkan dan dihaluskan. tahap terakhir yaitu dicetak dengan mesin pencetak pelet sesuai ukuran yang diinginkan," katanya menjelaskan.
Ketiga Evaluasi. Pada tahap evaluasi ini, dilihat hasil cetakan dan rencana akan diuji proksimat untuk mengetahui kandungan dan kadar protein, lemak dan karbohidratnya. Jika kandungan nutrisinya sudah sesuai, maka akan diawetkan, digunakan untuk kelompok dan tidak menutup kemungkinan akan dipasarkan.
Keberhasilan kegiatan pemberdayaan pokdakan dalam produksi pakan herbal mencapai 80 persen.
Dosen UNU Lampung itu menyatakan, meluasnya informasi keberhasilan ini menjadikan daya tarik masyarakat sekitar dengan menunjukkan minat terhadap produksi pakan herbal tersebut. Hal ini menjadikan tim pelaksana PKM membuat konsep lanjutan untuk melakukan pendampingan kembali guna meningkatkan kapasitas pokdakan setempat.
"Pendampingan lanjutan ini lebih fokus terkait dengan manajemen bisnis yang lebih rapi. Kegiatan pemberdayaan pokdakan telah menghasilkan kemandirian proses produksi budi daya ikan secara komprehensif. Keberlanjutan aktivitas budi daya ikan oleh Pokdakan Fajar Mina Sejahtera diharapkan dapat menjadi pemicu bagi terciptanya masyarakat mandiri baik secara ekonomi, sosial, maupun ketahanan pangan," katanya pula.
Baca juga: Rumah Apung Maggot di Pulau Panggang dari PHE OSES solusi pakan ikan murah
Baca juga: Pemprov Lampung kembangkan pakan ikan mandiri berbahan cangkang rajungan
Perikanan budi daya di Lampung Timur tidak hanya berpotensi meningkatkan ekonomi daerah, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal. Dengan berkembangnya sektor ini, tercipta banyak lapangan kerja baru yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari petani ikan, pekerja di fasilitas pengolahan, hingga penjual di pasar. Dampaknya, pendapatan masyarakat meningkat, ketahanan pangan terjamin, dan kesejahteraan sosial pun mengalami peningkatan.
Kelompok Budi Daya Ikan dan Ternak (Pokdakan) Fajar Mina Sejahtera merupakan kelompok budi daya ikan air tawar di Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, dengan komoditas utama ikan nila dan gurame. Usaha kelompok tersebut mengalami kondisi harga pakan yang semakin tinggi dan diikuti terjadinya pandemi COVID-19 telah menyebabkan berhentinya kegiatan budi daya ikan mereka, sehingga lokasi kolamnya banyak yang terbengkalai.
Melalui dana hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) yang dilaksanakan oleh tiga dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Lampung, yakni M Hadziq Qulubi, Wintari Mandala, dan Endang Sri Utami melakukan kegiatan pendampingan kepada pokdakan tentang pentingnya sektor budi daya ikan air tawar yang potensi sumber daya alamnya melimpah.
"Kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kegiatan budidaya ikan dengan pendampingan pembuatan pakan ikan herbal dari limbah kulit pisang secara mandiri dan rendah biaya produksi," ujar Dosen UNU Lampung Hadziq Qulubi, melalui rilisnya di Lampung Timur, Minggu.
Hadziq Qulubi menjelaskan pendampingan pembuatan pakan dilakukan pada tanggal 14 Juni sampai dengan 2 Desember 2024 di Sekretariat Mina Fajar Sejahtera, dengan memanfaatkan limbah kulit pisang di daerah setempat dengan menggunakan metode Murtaseng (menjemur di atas seng). Pelaksanaan pendampingan dilakukan melalui tiga tahap.
Pertama Persiapan. Tahap Persiapan dimulai dengan mengumpulkan limbah kulit pisang di lokasi UMKM keripik pisang. pengumpulan dilakukan oleh mahasiswa yang diikutsertakan dalam kegiatan ini, yaitu Harits Habibi dan Wulan Septia. Keduanya adalah mahasiswa pada Program Studi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan UNU Lampung.
Kedua Pelaksanaan. Tahap Pelaksanaan meliputi pembersihan, pemotongan, penjemuran, penggilingan, pencampuran dengan bahan lainnya, pencetakan dan penjemuran. Pembersihan dilakukan dengan mencuci pada air mengalir supaya kulit pisang menjadi bersih dari limbah sampah lainnya. Selanjutnya dipotong sesuai ukuran yang ditentukan (2-3 cm). Setelah dipotong, kemudian dijemur menggunakan pelat seng yang sudah disiapkan (Murtaseng) selama 1-2 hari.
"Setelah kering, tahap selanjutnya adalah digiling menggunakan mesin giling tepung. Tahap berikutnya adalah dicampurkan dengan bahan pakan lainnya, yaitu dedak, tepung jagung, tepung ikan, rempah berupa kunyit, jahe dan buah mengkudu yang semuanya sudah dikeringkan dan dihaluskan. tahap terakhir yaitu dicetak dengan mesin pencetak pelet sesuai ukuran yang diinginkan," katanya menjelaskan.
Ketiga Evaluasi. Pada tahap evaluasi ini, dilihat hasil cetakan dan rencana akan diuji proksimat untuk mengetahui kandungan dan kadar protein, lemak dan karbohidratnya. Jika kandungan nutrisinya sudah sesuai, maka akan diawetkan, digunakan untuk kelompok dan tidak menutup kemungkinan akan dipasarkan.
Keberhasilan kegiatan pemberdayaan pokdakan dalam produksi pakan herbal mencapai 80 persen.
Dosen UNU Lampung itu menyatakan, meluasnya informasi keberhasilan ini menjadikan daya tarik masyarakat sekitar dengan menunjukkan minat terhadap produksi pakan herbal tersebut. Hal ini menjadikan tim pelaksana PKM membuat konsep lanjutan untuk melakukan pendampingan kembali guna meningkatkan kapasitas pokdakan setempat.
"Pendampingan lanjutan ini lebih fokus terkait dengan manajemen bisnis yang lebih rapi. Kegiatan pemberdayaan pokdakan telah menghasilkan kemandirian proses produksi budi daya ikan secara komprehensif. Keberlanjutan aktivitas budi daya ikan oleh Pokdakan Fajar Mina Sejahtera diharapkan dapat menjadi pemicu bagi terciptanya masyarakat mandiri baik secara ekonomi, sosial, maupun ketahanan pangan," katanya pula.
Baca juga: Rumah Apung Maggot di Pulau Panggang dari PHE OSES solusi pakan ikan murah
Baca juga: Pemprov Lampung kembangkan pakan ikan mandiri berbahan cangkang rajungan