Bandarlampung (ANTARA) - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bandarlampung, Provinsi Lampung memanfaatkan jaringan gas PGN sebagai Subholding Gas Pertamina mengingat lebih ekonomis dan hemat.

"Sejak dua bulan lalu, saya sudah beralih ke jargas PGN dan terbukti lebih ekonomis dan hemat 30 hingga 50 persen," kata Dimas, pelaku UMKM Sate Utami, di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengakui selisih pemakaian terpaut jauh dengan bahan bakar yang sebelumnya digunakan.

Menurut dia, sebelum menggunakan gas PGN dalam sehari dapat menghabiskan satu atau lebih tabung bahan bakar ukuran 12 kg.

Namun, sejauh ini kurang ekonomis karena gas mengendap yang tersisa di dalam tabung tidak dapat lagi digunakan dan terbuang, lantaran tekanannya sudah rendah.

Meski api tetap menyala pada kompor, namun lanjutnya, tidak begitu besar pengaruhnya ke masakan di atasnya.

"Outlet kami baru dua bulan menggunakan gas PGN, setelah dihitung selisih yang terjadi rata-rata di atas 30 persen bahkan hingga 50 persen, pemakaian saat ini sekitar Rp2 jutaan per bulan sejak pakai jargas, dari sebelumnya 4 hingga 5 juta rupiah," katanya.

"Nah ini secara bisnis jelas menguntungkan, apalagi penggunaannya simpel, tidak harus gonta ganti tabung," tambahnya.

Ia menjelaskan, perbedaan lain yakni api yang dihasilkan dari kompor juga lebih besar, sehingga makanan lebih cepat matang dan tersaji lebih cepat ke pelanggan.

Sejauh ini diakuinya tidak terjadi kendala, meski harus ada penyesuaian dari kompor, namun tetap fleksibel.

"Sejauh ini tidak terjadi kendala berarti, kalaupun ada saat menghubungi petugas PGN mereka cepat tanggap, dan komplain langsung ditangani," katanya.

Area Head PGN Lampung, Ahmad Abrar mengatakan, sebelumnya lokasi outlet Sate Utami sudah menjadi pelanggan segmen rumah tangga, namun karena kebutuhan pelanggan untuk berusaha, dilakukan penyesuaian instalasi dengan tekanan yang dibutuhkan oleh pelanggan.

"Kalau sebelumnya di sini sudah terdaftar sebagai pelanggan jargas rumah tangga, tetapi api yang dihasilkan berbeda tekanannya. Sehingga kami upgrade ke instalasi untuk jargas pelanggan UMKM, dengan minimum pemakaian 500M³ per bulan," ujar Abrar.

PGN Area Lampung di 2024 ini sudah mendapatkan permohonan berlangganan sebanyak 21 pelanggan UMKM.

Sebanyak 11 diantaranya sedang dalam proses. Terutama di area yang sudah dilalui saluran pipa gas, seperti di Kecamatan Telukbetung Utara, Tanjungkarang Pusat, Tanjungkarang Barat, Kedaton, Labuhan Ratu, Wayhalim, Tanjung Seneng, dan Sukarame.

Namun demikian, lanjutnya, pelaku UMKM yang daerahnya belum dilewati pipa gas PGN, tidak perlu berkecil hati karena PGN melalui PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) juga telah memperkenalkan produk Gaslink C-Cyl yakni, Compressed Natural Gas (CNG).

Layanan ini ditujukan untuk pelanggan sektor industri dan komersial, yang disalurkan menggunakan tabung dengan kapasitas 24m3 atau setara dengan 20 kg.

Kehadiran Gaslink C-Cyl akan semakin memperluas pemanfaatan gas bumi, khususnya bagi pelanggan yang masih belum terjangkau oleh gas pipa, baik untuk sektor industri, komersial termasuk UMKM, sehingga dapat merasakan manfaat dan keunggulan gas bumi.

Keunggulan tersebut juga cukup menarik perhatian Dimas yang juga memiliki beberapa outlet Sate Utami, seperti di Natar, dan Kemiling, nampaknya cukup berminat dan antusias untuk menjadi pelanggan Gaslink C-Cyl tersebut, karena sudah merasakan secara langsung manfaat dari Jargas yang digunakannya saat ini.



Selain penggunaan gas yang cukup banyak, dalam sehari bisa 3-4 tabung 12 kg. Ia juga optimistis jika memang Gaslink C-Cyl dapat digunakan di outletnya itu akan sangat memudahkan. Tidak hanya Natar, outlet Kemiling juga bakal menjadi pelanggan.

"Kalau program C-Cyl, untuk biaya cukup ekonomis, semua sudah kontrak atau sewa, baik instalasi, meteran, semua kami sediakan dari PGN," tutur Abrar.

Area Head PGN Lampung itu juga menyebutkan, meski keberadaan sektor UMKM di Lampung sudah cukup mumpuni, namun target market UMKM 6 bulan ke depan tetap harus digenjot volume kontribusinya.

"Untuk area yang sudah dilintasi pipa gas ini semoga bisa mendapatkan manfaatnya, ke depan sambungan baru ditarget sebanyak-banyaknya terutama pelanggan UMKM," tambah Abrar.

Pewarta : Agus Wira Sukarta
Editor : Satyagraha
Copyright © ANTARA 2024