Bandarlampung (ANTARA) - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam penguatan reputasi dan branding.

Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui Comm Seminar berjudul “Mahalnya Sebuah Reputasi” Career Catalyst the Power of Smart Problem Solving and Growth Mindset for a Brilliant Career, di Ruang B.3.1 Gedung FISIP Unila beberapa waktu lalu.

Seminar tersebut dihadiri Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Dr. Arif Sugiono, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Agung Wibawa, Kepala Pusat Utv Hestin Oktiani, dan para dosen Ilmu Komunikasi.

Seminar bertujuan untuk menginspirasi dan mendidik tentang pentingnya menjaga reputasi yang solid dalam perjalanan profesional, serta memberikan wawasan mengenai pengaruh reputasi dalam kesuksesan karier dan strategi yang diperlukan untuk mengembangkan pola pikir bertumbuh dan keterampilan pemecahan masalah yang efektif.

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Agung Wibawa memberikan apresiasi terhadap keberlangsungan kegiatan seminar.

“Acara ini luar biasa. Saya juga melihat narasumber yang luar biasa,” katanya.

Pembicara utama dalam kegiatan ini adalah Junanto Herdiawan, selaku Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, dengan materi mencakup tiga pembahasan yaitu, reputasi sebagai modal utama organisasi, strategi komunikasi membangun reputasi dan pentingnya personal branding.

Pada penyampaiannya, ia memberikan contoh terhadap reputasi respons cepat dalam menyampaikan sesuatu kepada khalayak dengan studi kasus PT. PLN ketika terjadi peristiwa padam listrik yang menimpa Provinsi Lampung beberapa hari lalu, yang direspon secara cepat.

Junanto menambahkan reputasi merupakan modal utama sebuah organisasi yang harus dibangun dengan waktu dan usaha yang konsisten.

“Reputasi tidak bisa dibangun dalam semalam. Ini adalah hasil dari persepsi masyarakat yang terbentuk dari tindakan dan komunikasi yang dilakukan individu atau organisasi dalam jangka panjang,” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi bahwa reputasi adalah citra yang terbentuk dari persepsi publik.

“Persepsi ini tidak hanya terkait dengan citra, tetapi juga dengan integritas dan konsistensi dalam bertindak,” jelasnya.

Junanto juga memberikan pengalamannya sendiri saat bekerja di BI, terutama selama krisis ekonomi tahun 1998, di mana reputasi bank sentral waktu itu mengalami tantangan besar untuk mengembalikan kepercayaan publik.

“Kami harus bekerja keras untuk membangun kembali kepercayaan publik. Ini melibatkan komunikasi yang jelas dan responsif,” ujarnya.

Pada penghujung acara, narasumber berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk membangun personal branding. Hal ini karena akan membangun reputasi dan citra positif individu tersebut dan membantu dalam jenjang karier di masa mendatang.

 


Pewarta : Emir Fajar Saputra
Editor : Satyagraha
Copyright © ANTARA 2024