Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat tengah menunggu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk perubahan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo dari sistem open dumping menjadi controlled landfill.
"Iya saat ini kami masih menunggu AMDAL, kalau itu sudah selesai, insya Allah tahun 2025 mendatang kami bisa mulai perubahan TPAS dari open dumping menjadi controlled landfill," kata Kepala DLH Metro Ardah saat dikonfirmasi, di Metro, Lampung, Rabu.
Dia menjelaskan, sistem TPAS controlled landfill lebih maju dibanding metode open dumping. Dalam metode ini, sampah secara berkala yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan.
Kemudian, akan dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA. Biaya yang digunakan juga relatif tinggi, tetapi berdampak positif untuk masyarakat yang tinggal di sekitar TPAS.
"Jadi ke depan kami ingin TPAS Karangrejo menjadi lebih baik. Nah saat ini kami masih mempersiapkan sarana pendukung untuk perubahan sistem ini," ujarnya lagi.
Ardah menuturkan, untuk saat ini DLH dibantu TP-PKK Kota Metro terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat agar memilah sampah organik dan non-organik.
Kemudian, masyarakat juga diminta untuk mengolah sampah non-organik menjadi produk kerajinan yang bisa menambah penghasilan.
"Untuk yang sudah masuk ke TPAS, sampah non-organik ini kami olah di pusat daur ulang (PDU) yang ada di TPAS," ujarnya pula.
DLH Metro juga akan memaksimalkan bank sampah yang tersebar di semua kelurahan yang ada di Kota Metro.
"Saat ini kami ada 22 bank sampah yang tersebar di setiap kelurahan yang aktif mengolah sampah plastik dari masyarakat. Ke depan kami akan dorong supaya ada bank sampah bisa nanti sampai tingkat RT," ujarnya lagi.
Baca juga: Pemkot Metro berikan bantuan ke warga terdampak TPAS Karangrejo
Baca juga: Kurangi sampah, Pemkot Metro optimalkan PDU
"Iya saat ini kami masih menunggu AMDAL, kalau itu sudah selesai, insya Allah tahun 2025 mendatang kami bisa mulai perubahan TPAS dari open dumping menjadi controlled landfill," kata Kepala DLH Metro Ardah saat dikonfirmasi, di Metro, Lampung, Rabu.
Dia menjelaskan, sistem TPAS controlled landfill lebih maju dibanding metode open dumping. Dalam metode ini, sampah secara berkala yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan.
Kemudian, akan dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA. Biaya yang digunakan juga relatif tinggi, tetapi berdampak positif untuk masyarakat yang tinggal di sekitar TPAS.
"Jadi ke depan kami ingin TPAS Karangrejo menjadi lebih baik. Nah saat ini kami masih mempersiapkan sarana pendukung untuk perubahan sistem ini," ujarnya lagi.
Ardah menuturkan, untuk saat ini DLH dibantu TP-PKK Kota Metro terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat agar memilah sampah organik dan non-organik.
Kemudian, masyarakat juga diminta untuk mengolah sampah non-organik menjadi produk kerajinan yang bisa menambah penghasilan.
"Untuk yang sudah masuk ke TPAS, sampah non-organik ini kami olah di pusat daur ulang (PDU) yang ada di TPAS," ujarnya pula.
DLH Metro juga akan memaksimalkan bank sampah yang tersebar di semua kelurahan yang ada di Kota Metro.
"Saat ini kami ada 22 bank sampah yang tersebar di setiap kelurahan yang aktif mengolah sampah plastik dari masyarakat. Ke depan kami akan dorong supaya ada bank sampah bisa nanti sampai tingkat RT," ujarnya lagi.
Baca juga: Pemkot Metro berikan bantuan ke warga terdampak TPAS Karangrejo
Baca juga: Kurangi sampah, Pemkot Metro optimalkan PDU