Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung Provinsi Lampung mengajak warga setempat untuk dapat berinovasi menciptakan menu makanan baru dari sumber pangan lokal.
"Jadi dalam situasi sekarang, sebagaimana arahan pemerintah pusat kita jangan terlalu mengandalkan beras sebagai bahan pangan utama," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandarlampung M Yusuf di Bandarlampung, Sabtu.
Sehingga, kata Yusuf, dalam situasi sekarang masyarakat diharapkan dalam mengolah, membuat serta mengkonsumsi pangan olahan dari sumber-sumber pangan yang lain namun tetap terjaga keamanannya.
Guna memperkuat ketahanan pangan masyarakat, pihaknya juga terus mengedukasi kelompok wanita tani (KWT) yang ada di setiap kelurahan agar dapat memanfaatkan perkarangan yang tidak terpakai menjadi sumber pangan lainnya selain beras.
"Saat ini kan yang harganya sedang naik bukan hanya beras tetapi juga bahan pangan lainnya, maka kami terus perkuat KWT untuk bisa menanam tumbuhan dan sayuran segar di perkarangannya," katanya.
"Jadi kami juga mendorong masyarakat untuk melakukan pola makan sehat tanpa bahan kimia," kata Yusuf.
Ia juga mengatakan bahwa selain dapat dimanfaatkan untuk keperluan sendiri, tanaman yang ditanam oleh KWT tersebut juga dapat membantu perekonomian keluarga mereka karena dapat dijual.
"Namun begitu, KWT-KWT yang memproduksi bahan pangan segar dari tumbuhan di pekarangan rumahnya tentu kami cek dan uji untuk bisa dijual. Karena untuk bisa masuk ke supermarket harus diuji apakah sayur-sayuran ini mengandung zat-zat ataupun bahan berbahaya atau tidak, jadi semua harus benar-benar organik," katanya.
"Jadi dalam situasi sekarang, sebagaimana arahan pemerintah pusat kita jangan terlalu mengandalkan beras sebagai bahan pangan utama," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandarlampung M Yusuf di Bandarlampung, Sabtu.
Sehingga, kata Yusuf, dalam situasi sekarang masyarakat diharapkan dalam mengolah, membuat serta mengkonsumsi pangan olahan dari sumber-sumber pangan yang lain namun tetap terjaga keamanannya.
Guna memperkuat ketahanan pangan masyarakat, pihaknya juga terus mengedukasi kelompok wanita tani (KWT) yang ada di setiap kelurahan agar dapat memanfaatkan perkarangan yang tidak terpakai menjadi sumber pangan lainnya selain beras.
"Saat ini kan yang harganya sedang naik bukan hanya beras tetapi juga bahan pangan lainnya, maka kami terus perkuat KWT untuk bisa menanam tumbuhan dan sayuran segar di perkarangannya," katanya.
"Jadi kami juga mendorong masyarakat untuk melakukan pola makan sehat tanpa bahan kimia," kata Yusuf.
Ia juga mengatakan bahwa selain dapat dimanfaatkan untuk keperluan sendiri, tanaman yang ditanam oleh KWT tersebut juga dapat membantu perekonomian keluarga mereka karena dapat dijual.
"Namun begitu, KWT-KWT yang memproduksi bahan pangan segar dari tumbuhan di pekarangan rumahnya tentu kami cek dan uji untuk bisa dijual. Karena untuk bisa masuk ke supermarket harus diuji apakah sayur-sayuran ini mengandung zat-zat ataupun bahan berbahaya atau tidak, jadi semua harus benar-benar organik," katanya.