Bandarlampung (ANTARA) - Program Studi Farmasi dan Himpunan Mahasiswa Farmasi ‘Asclegieia’ Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengadakan Seminar Nasional bertajuk ‘Stunting: Clinical and Nutraceucetical-Based Natural Resources Perspective for SDGs 30 Implementation, di Aula GKU 1 Itera, beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang menjadi rangkaian peringatan Dies Natalis Prodi Farmasi dan Himafa ‘Asclegieia’ tersebut, dibuka oleh Rektor Itera Prof I Nyoman Pugeg Aryantha.
Kegiatan seminar nasional ini menghadirkan para pembicara dari berbagai bidang keilmuan, seperti dosen gizi Universitas Lampung Wiwi Febriani yang menjabarkan seputar kajian pengembangan produk dan suplemen nutrasetika berbahan alami dalam pencegahan stunting, dosen FK Unila Dr Dian Isti Anggraini yang menyampaikan pandangan klinis dan isu terkini terkait stunting, serta Pharmacologist Content Creator, CEO & Founder Farma Masterclass apt Rahmat Hidayat yang membawakan materi Manajemen Kefarmasian dan Peran Apoteker dalam Menurunkan Kasus Stunting di Indonesia.
Pembina kegiatan Pharmacie 5th yaitu apt Refsya Azanti Putri dalam laporannya mengatakan, rangkaian acara Pharmacie ini sudah berlangsung sejak Juli, dan nantinya berujung di September.
Kegiatan Pharmacie 5th ini melibatsertakan mahasiswa dan pelajar seluruh Indonesia. Bagi mahasiswa, diadakan lomba kemahasiswaan dengan peserta nasional, sedangkan bagi pelajar diadakan lomba kesiswaan yang diikuti pelajar se-Provinsi Lampung.
Dalam paparannya, apt Refsya menjelaskan alasan stunting menjadi tema yang dibahas dalam kegiatan ini. Stunting merupakan permasalahan gagal tumbuh, dan Indonesia menjadi negara yang memiliki kasus stunting di barisan teratas (regional Asia). Permasalahan stunting mempengaruhi fisik, kognitif, dan mental dari anak-anak yang terdampak.
Hal ini sangat disayangkan dikarenakan Indonesia memiliki kualitas sumber daya alam yang sangat baik dan lebih dari cukup. Dengan kegiatan ini, peserta akan diajak membahas terkait penanganan stunting jika dilihat dari sudut pandang klinis, farmasi, dan gizi.
Harapannya kegiatan yang dihadiri sekitar 500 peserta tersebut, dapat menjadi ladang kebermanfaatan bagi apoteker dan tenaga kesehatan sebagai agent of change dalam menuntaskan kasus stunting di Indonesia.
Koordinator Prodi Farmasi Itera Dr apt Syaikhul Aziz menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang diadakan oleh panitia yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
Dr Syaikhul Aziz juga menyampaikan bahwa tiga huruf terakhir pada nama kegiatan Pharmacie, merupakan singkatan dari Competition, Inovation, dan Education.
Ketua Jurusan Sains Itera Dr Ikah Ning Permanasari mengaku tergugah dengan topik yang dibahas dalam kegiatan seminar tersebut.
Dr Ikah menyampaikan, Indonesia akan memasuki golden years, yaitu saat usia produktif akan lebih banyak dibandingkan usia non-produktif.
“Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkecukupan secara gizi, sehingga memiliki tumbuh kembang yang baik. Tumbuh kembang yang baik ini mencakup komponen kognitif dan motorik,” ujar Dr Ikah.
Dia menekankan, untuk memulai perubahan itu, tidak harus langsung dalam skala besar, melainkan dimulai dari skala kecil terlebih dahulu.
"Kita bisa mengedukasi masyarakat di Bandarlampung, kemudian Lampung dan selanjutnya ke skala yang lebih tinggi. Dengan adanya seminar ini pun, diharapkan menjadi bekal yang berguna bagi mahasiswa dalam bekerja ataupun sudah terjun di masyarakat," katanya pula.
Rektor Itera Prof Dr I Nyoman Pugeg Aryantha dalam sambutannya mengapresiasi kesediaan para narasumber dan juga seluruh peserta dari seluruh penjuru Tanah Air.
Rektor menilai, penggunaan tema stunting dalam kegiatan ini merupakan effort atas respons banyaknya usia produktif di Indonesia.
“Kita perlu mempersiapkan generasi penerus sehat secara jasmani dan rohani. Bonus Demografi ini perlu kita persiapkan dengan baik dalam rangka menghasilkan umpan balik yaitu kemakmuran bagi bangsa kita,” ujar Rektor Itera.
Rektor berharap, kegiatan yang diupayakan Prodi Farmasi Itera bersama para stakeholder mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, sehingga permasalahan stunting ini dapat segera terselesaikan.
Baca juga: Turunkan stunting dan kemiskinan ekstrem, Pemkab Pringsewu gelar princes gemeskan
Baca juga: Riana Sari ajak warga tingkatkan konsumsi ikan